Bab 7

2.6K 354 46
                                    

"Val, Tia kamu apain?!" Tanya Haris.

Valdi mengernyitkan keningnya. Dia tak paham apa yang dibicarakan Haris.

"Maksudnya apa?" Valdi balik bertanya.

"Dia makin cantik. Makin cling."

Valdi melihat Tia yang berdiri di lemari besi, dia hanya bisa melihat Tia dari belakang. Yang pertama ia lihat, rambut jagungnya yang dikombinasikan dengan warna lain.

"Dia dari salon adekku. Rambutnya di tambahin apa gitu." Kata Valdi yang tak paham dengan istilah salon.

"Padahal yang di ubah cuma rambut doank. Tapi bisa keliatan beda banget ya?" Ucap Haris sambil terus memandangi Tia.

"Mau berubah haluan ke dia lagi?" Tanya Valdi. Karena beberapa saat yang lalu, Haris mendekati adeknya Dian, yang bernama Dina.

"Jangan donk. Aku uda deket banget sama Dina.
Tia hanya untuk di kagumi, tapi tidak bisa untuk dimiliki." Kata Haris.

Valdi tertawa cukup keras mendengar kalimat bijak temannya ini.
Hingga beberapa karyawan menoleh ke arah mereka.

"Kerja Ris! Jangan gibah mulu!" Kata Valdi dengan sisa tawanya.
Mau tak mau, Haris meninggalkan ruangan Valdi.

Beberapa jam berlalu. Tiba-tiba Valdi mendengar ketukan pintu.

"Iya! Masuk!" Pinta Valdi.

Perlahan pintu Valdi terbuka, ternyata Haris lagi.

"Sibuk Val?" Tanya Haris sambil melangkah masuk.

"Apalagi Ris."

"Tadi lupa mau ngomong. Abis liat Tia, otakku lumer." Kata Haris.

"Pintunya di buka aja, Ris! Aku mau liat Tetiana." Ucap Valdi saat Haris akan menutup pintu.

"Emang kenapa liat Tia? Mulai naksir ya?"

Valdi terkekeh dan menggeleng.

"Kalo nggak sibuk, aku mau minta tolong dia.
Oh iya! Kamu kesini ada keperluan apa ya?"

"Aku bingung, belum ada yang gantiin kamu. Padahal 2 bulan lagi, kantor baru uda mulai jalan."

"Selow aja Ris. Pelan-pelan, aku uda serahin ke Tetiana. Dia uda koordinasi sama yang lainnya."

"TET!" Teriak Valdi dari ruangan. Dia melihat Tia akan duduk.

Gadis itu, melihat atasannya dan melambaikan tangan.

"Jangan bilang kalo yang di ruanganya itu Sherly. Masak aku jadi tumbal?" Kata Tia lirih saat melihat seseorang di ruangan Valdi.
Mau tak mau, ia melangkah ke ruangan itu.

"Iya mas?" Tanya Tia.

'Oh, ternyata si Haris.' batin Tia sedikit lega.

"Tet, kamu inget alamat suplier yang kemarin?"

"Yang sama mas Valdi?" Tanya Tia meyakinkan apakah suplier yang di maksud Valdi adalah suplier yang sama?

"Iya. Kamu bisa kesana?"

"Bisa! Kapan aja, Tia siap ke suplier." Ucap gadis ini dengan tegas.

Sejak kejadian ajakan ke suplier, hari-hari setelahnya, Tia selalu memakai celana atau kulot.

"Ya uda. Kamu ke sana ambil sparepart. Terus mampir rumah bentar!
Tolong ambil catatan. Ntar uda di siapin sama ibu kok.
Kalo bisa sebelum jam 2 uda di sini. Soalnya catatannya buat meeting." Valdi memberi banyak perintah.

"Aku pake mobil atau apa mas?" Tanya Tia.

"Terserah kamu, Tet. Kamu hitung dan kira-kira. Pokoknya jam 2 harus sampe sini. Paham?"

#9 FOREVER, AND ONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang