Bab 12

2.6K 390 55
                                    

"Makan di luar yuk!" Ajak Valdi sebelum mengendarai motornya.

"Mas yakin? Ntar kasian ibu, makanannya mubazir." Kata Tia.

Karena yang dia tahu, ibu selalu masak. Apalagi anaknya yang bernama Valdi ini porsi makanannya banyak. Dan setelah makan, masih ngemil lagi.

"Ibu nggak masak, soalnya ada acara sama ayah. "

"Oh...Ceritanya jadi anak terlantar?" Kata Tia dengan tersenyum.

"Iya, belum ada yang ngurusin sih... " Valdi seakan memberi kode.

"Mas mau makan di mana?"

"Kamu biasanya dimana?" Valdi bertanya balik.

"Terserah mas aja. Kan mas yang ngajak."

"Aku bingung ngajak kamu.
Fast food? Resto steak? Atau food court?" Valdi memberi banyak pilihan.

"Food court aja. Banyak pilihan."

Valdi meluncur ke salah satu mall yang terdekat. Mereka berjalan di lorong plaza, dan hal ini digunakan Valdi untuk menggenggam tangan Tia.

Tia duduk sambil menunggu makanan yang ia pilih. Sedangkan Valdi masih mondar-mandir. Karena ia membeli beberapa menu.

"Mas beli apa aja? Kok banyak banget nomor antriannya?" Tanya Tia saat Valdi meletakkan standing tag dari beberapa resto.

"Untuk cemilan, tahu walik, sempol, tahu bakwan.
Main menu, nasi goreng sama dori crispy asam manis.
Dessert, es teler."

"Aku empek-empek doank..." Kata Tia lirih. Tapi Valdi mendengarnya.

"Kan tadi uda di tanya...."

"Sungkan. Nggak enak."

"Sungkannya kok baru sekarang? Padahal sering nagih cemilan." Valdi mengingatkan Tia.

Gadis ini terkekeh.

"Kamu pengen apa lagi? Buruan! Mumpung makanannya belum datang.
Kalo uda datang, aku nggak mau berdiri lagi." Ujar Valdi.

"Nanti aja. Aku beli sendiri."

"Nggak! Aku aja yang beli. Pengen apa?" Valdi mengulang pertanyaan.

"Gelato."

"Bener cuma itu aja?! Nanti protes lagi."

"Cukup itu aja mas... " Jawab Tia dengan meringis.

Saat Valdi meninggalkan Tia, satu persatu hidangan datang.
Dan meja mereka tampak penuh.

"Mas sanggup ngabisin ini semua?" Tanya Tia saat Valdi datang dengan membawa cup.

"Bisa." Kata Valdi dengan duduk.

"Makan Tet! Lapar." Imbuh Valdi dengan memasukkan suapan pertamanya.

Meskipun Tia hanya memesan empek-empek, tapi Valdi membeli dengan porsi jumbo.

"Gimana rasanya?" Tanya Valdi dengan memandang Tia.

"Enak. Tapi mas belinya banyak banget.." Kata Tia dengan dengan menunjuk mangkoknya.

"Beneran enak?"

Tia mengambil satu irisan dan mengarahkan sendoknya ke arah Valdi.
Dengan menahan senyum Valdi menerima suapan.

"Rasanya enak kan?" Tanya Tia.

"Enak. Soalnya di suapin." Balas Valdi menatap Tia dengan hangat.

Gadis ini menunduk malu. Hatinya berdesir.
Valdi tersenyum melihat Tia yang salah tingkah.

#9 FOREVER, AND ONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang