BAB 6

2.6K 367 48
                                    

Sesuai janji, Valdi membelikan Tia makan malam. Dan kini mereka berada di warung nasi padang, tepatnya warung kaki lima di tepi jalan.

"Enak kan?" Tanya Valdi.

"Enak, mas. Sampe kekenyangan. Tapi nggak seru kalo makan nasi padang pake gaun kayak gini.
Ntar di kira orang-orang, abis resepsi, tapi belum kenyang."

"Iya, ntar kapan-kapan aku bungkusin.
Eh iya, kamu betah kan kerja di situ?" Tanya Valdi.

"Betah. Selama ini, aku bisa ngikutin ritmenya."

"Mas punya janji cerita tentang Sherly lho ya. Nggak usah ke masalah yang lain... " Kata Tia mengingatkan. Dia merasa Valdi mulai mengalihkan pembicaraan.

"Kirain kamu lupa, Tet." Ucap Valdi dengan meringis.

"Ya nggak lah! Buruan cerita! Sambil nurunin nasi." Ucap Tia dan mengusap perutnya.

Valdi tertawa kecil mendengar desakan dari Tia.

"Waktu itu, aku bawa mobil, soalnya ambil barang. Kebetulan dia nggak bawa motor, aku basa-basi nawarin dia.
Eh ternyata dia mau.

Besoknya, sebelum berangkat Sherly kirim WA, minta jemput.
Ya uda, aku jemput.
Terus, aku tanya ke dia.
Kalo kita barengan, ada yang marah atau nggak?
Dia jawab, nggak."

"Terus mas Valdi ngarep untuk lebih dekat lagi? Tapi ternyata di tolak?" Tia menyela.

"Nggak." Jawab Valdi cepat dan tegas.

"Terus?" Tanya Tia penasaran.

"Jadi aku pikir, dia nggak punya pacar.
Ya uda, kita lanjut barengan.
Itu pun cuma anter jemput doank.
Aku nggak pernah masuk ke rumahnya."

Valdi menjeda cerita.

"Nah....Suatu hari, pas pulang, ada cowok di teras rumah dia.
Sherly turun dari boncengan. Cowok itu liat aja ke arahku.
Aku sih nyantai aja, aku pikir kakaknya.
Terus si cowok nyamper, lalu dia bilang,
'Kamu kalo mau jadi selingkuhan ngaca donk! Ganteng kagak, apalagi mapan.'

Antara bingung dan sakit hati.
Nih orang siapa? Kok berani ngatain?!
Emang fakta kok kalo aku nggak ganteng.
Fakta juga aku nggak mapan. Tapi jangan terlalu jujur donk....

Yang bikin sakit hati banget, jadi selingkuhan ini lho?
Itu kayak status cadangan kan?" Kata Valdi dengan menggebu.

"Aku liat ke Sherly. Dia diem, kayak nggak ada pembelaan sama sekali.
Jelasin kek, atau apa gitu. Nggak ada! Wajahnya datar terus nunduk.
Kayak nggak mau tahu gitu.

Aku langsung ngomel sambil nunjuk cowoknya, aku nggak peduli di bilang nggak sopan.

'Kamu jangan nuduh sembarangan ya!
Saya nggak tahu hubungan anda sama Sherly.'
Padahal aku sendiri nggak tau, dia ini siapa? Tapi kalo dari kalimatnya, kemungkinan besar pacarnya Sherly.

Aku juga bilang kalo Sherly yang minta di anter jemput.
Antara si cowok kesel atau malu, aku di tonjok.
Sampe aku dan motorku ngguling, jatuh.

Aku yang uda capek kerja, kesel di tuduh selingkuhan, di tonjok pula.
Belum lagi malunya ini lho?! Soalnya ada tetangga yang liat.

Aku bales nonjok dia. Aku nggak tau nonjok dia berapa kali, pokoknya sampe di lerai tetangga Sherly.
Setelah itu, aku nggak mau lagi urusan sama dia."

#9 FOREVER, AND ONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang