BAB 28

2.8K 348 24
                                    

Weekend pertama sebagai suami istri, Tia minta menginap di rumah Valdi. Ini hal pertama kali untuk Tia.

"Kalo weekend, dan pas kebetulan ngumpul di rumah, rame banget lho, Nin!" Kata Valdi dan menyiapkan beberapa baju istrinya yang akan ia bawa.

"Nggak papa. Pasti seru!" Balas Tia.

Selama ini, Tia hanya menghabiskan waktunya di rumah yang hanya di huni 3 orang dewasa. ART tidak termasuk, karena mereka lebih nyaman di kamar masing-masing. Jadi dia tidak bisa membayangkan seramai apa kondisi rumah mertuanya saat berkumpul bersama.

Usai makan siang, mereka ke rumah ibu.
Ibu sedang melihat TV yang menayangkan acara talkshow.

"Ibu pikir, abis pulang kerja langsung ke sini." Ujar ibu kepada si menantu yang mencium tangannya.

"Pulang bentar, Bu. Ambil baju Nindy. Aku bawa agak banyak, buat jaga-jaga kalo dia mendadak pengen tidur di sini."

"Iya, Tia. Kalian boleh tidur sini kapan aja. Nggak harus weekend lho ya..." Kata Ibu.

"Tia mau tidur dimana? Sebenarnya kamar Valdi di atas. Tapi kalo mau pindah ke bawah juga nggak papa.
Ntar baju Nesa dan anaknya ibu pindahin." Tambah ibu.

"Nggak usah, Bu. Malah ngerepotin. Biar kita di atas aja."

"Kadang anaknya Nesa, yang Arum, suka tidur di atas, bareng suamimu. Ngikutin anaknya Vasco, si Gendis." Kata ibu lagi.

"Gimana? Nggak papa tidur sama bocil-bocil?" Tanya Valdi melihat istrinya. Karena ia kuatir Tia tidak nyaman.

"Nggak papa... " Jawab Tia dengan tersenyum.

"Ya uda, Bu. Nggak usah di pindah." Kata Valdi.

"Kalian istirahat aja dulu. Biasanya malam minggu ada aja acaranya." Tutur ibu.

"Kita nggak buat apa-apa, bu? Buat ntar malam. Kue atau apa gitu?" Tanya Tia.

"Mereka nggak rewel kok, Tia. Ibu uda buat es serut dari Jelly."

"Saya buatin bolu ya, bu?" Tia menawarkan diri.

"Iya. Tapi nanti sore aja. Sekarang kalian istirahat dulu." Ujar ibu.

Mereka naik ke lantai 2 dimana kamar Valdi berada.

"Kamarnya nggak segede kamarmu, Nin." Ucap Valdi ketika membuka pintu kamar.

"Yang penting kan ada kasurnya."

"Kamu istirahat dulu ya?! Ntar kalo di ajak hang out biar nggak ngantuk."

Tia menurut apa yang dikatakan suaminya.
Meskipun agak susah memejamkan mata karena suasana baru, tapi lama kelamaan Tia bisa tidur.

Sekitar jam 7 malam, satu per satu saudara dan sepupu Valdi berdatangan. Ada juga om dan tante.
Tia beberapa kali datang ke rumah ini, tapi suasana kali ini lebih rame.

"Gimana rasanya nikah, Val? Enak kan?!" Tanya mami Aline.

"Ada enak, ada nggak enaknya." Jawab Valdi.

"Tapi lebih banyak enaknya.... " Tambah Valdi.

"Emang nggak enaknya apa?" Tanya Tia.
Dia kuatir Valdi tak nyaman dengan dirinya, tapi tidak di ungkapkan.

"Nggak bisa seenaknya kayak dulu lagi."

"Maksudnya?" Tanya Tia lagi dan menatap Valdi yang ada di sampingnya.

"Kalo kerja, nggak boleh pake motorku sendiri... " Jawab Valdi dengan tersenyum.

"Oh itu... " Kata Tia lalu dilanjut tertawa kecil.

#9 FOREVER, AND ONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang