7.30 pm
setelah menempuh hampir 2 jam perjalanan, heeseung, saluna dan kak irene sampai di sebuah bukit yang menjadi tujuan utama mereka malam ini.
bukit ini memang sedang populer, saluna juga sering melihatnya di sosial media karena banyak orang yang datang kesini. ternyata, kak irene juga melihatnya di instagram dan sangat ingin pergi kesana.
pemandangan malam dari bukit yang tingginya hampir 14 meter ini membuat mereka terkagum-kagum. terkecuali heeseung karena bisa dibilang sudah biasa saja dengan pemandangan malam.
"hee, sono lu beli jagung bakar sebelah sana." titah kak irene saat heeseung tengah menghamparkan tikar yang tadi disewanya.
"males banget." tolak heeseung dan langsung duduk di atas tikar.
"...saluna sini duduk." heeseung menarik tangan saluna dan mendudukannya di sebelahnya.
kak irene masih berdiri sambil melotot melihat heeseung yang tengah merangkul saluna dengan mesra, dan memasang raut mengejek.
"yang ga bawa pacar, mending yang beli jagung bakar." ujar heeseung sambil memberi kecupan-kecupan kecil di puncak kepala saluna.
"gua udah punya lakik, dodol! ish sono, sono! hush!"
dengan brutal, kak irene memisahkan heeseung yang menempel rapat dengan saluna, kemudian mendorong-dorong heeseung sampai keluar dari tikar.
saluna hanya bisa tertawa melihat kak irene dan heeseung yang hampir setiap hari berantem selayaknya adik-kakak. bahkan selama dua jam perjalanan tadi, heeseung dan kak irene terus beradu mulut, mempermasalahkan hal yang sangat sepele.
akhirnya, saluna dapat melihat sisi lain dari heeseung sebagai anak bungsu. benar-benar lucu dan memiliki image adik laki-laki yang usil.
setelah beradu mulut, akhirnya heeseung mengalah dan beranjak untuk membeli jagung bakar yang tidak jauh dari tempat mereka menggelar tikar.
"bandel banget dari dulu, sama kamu bandel juga ga dia?" tanya kak irene sambil merapihkan rambutnya yang tadi habis di porak poranda oleh heeseung.
"heeseung baik banget kok sama aku, kak. bener-bener definisi cowok manis." jawab saluna masih tertawa.
"sok manis aja itu, aslinya garang."
saluna hanya mengangguk dan masih tertawa sebagai respon untuk kak irene tadi.
"akhirnya aku ketemu juga cewek yang tiap hari diomongin sama heeseung." ujar kak irene.
mendengar kalimat tersebut, saluna sedikit terkejut dan tersipu malu.
"g-gimana emangnya kak?" tanya saluna sambil menggaruk tengkuknya.
"hmm, tiap malem kalau kita telponan, atau vidcall keluarga, heeseung pasti ngomongin saluna, saluna, dan saluna. dia juga suka ngirimin foto kamu di grup keluarga, dan kek bilang 'ni pacar gua cantik banget kan.' gitu deh."
saluna mengulum senyumannya karena benar-benar salah tingkah dengan sikap heeseung yang sangat manis. ia semakin merasa sangat disayang oleh heeseung, begitu juga dirinya yang setiap hari semakin sayang dengan heeseung.
"saluna, makasih ya udah mau nemenin heeseung, nerima heeseung apa adanya.." ujar kak irene dengan pelan.
"...aku belum pernah liat heeseung bisa sebahagia itu sebelum akhirnya ketemu sama kamu. makasih saluna, aku minta banget dan kasih kepercayaan penuh ke kamu buat jagain heeseung, please." kak irene menepuk pundak saluna dengan lembut.
saluna dapat melihat sorot mata kak irene yang sangat tulus menyayangi dan menjaga heeseung sepenuhnya. memang, dari kecil hanya kak irene lah yang selalu berada di samping heeseung, mereka memang sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
after the sunset ; heeseung lee
Romance[END] "we could meet after the sunset only."