15

954 131 54
                                    

sudah hampir tiga hari saluna tidak bertemu heeseung, bahkan pesan teks tidak ada yang dibaca apalagi dibalas satupun, dan panggilan suaranya juga tidak diangkat sama sekali. setiap pulang kuliah saluna selalu mampir ke rumah heeseung dan menggantungkan plastik berisi makanan kesukaan heeseung di gagang pintu. 

saluna juga sudah berusaha untuk menekan bel tapi tidak ada yang membukakan pintu untuknya sama sekali, entah heeseung dan kak irene ada disana atau tidak yang jelas rumah heeseung memang selalu terlihat sepi dan sunyi.

tentu dirinya sangat khawatir kepada heeseung, bagaimana kalau alerginya jadi semakin parah karena dirinya? saluna sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. selama di kampus pun dia tidak fokus untuk mengikuti perkuliahan sehingga hari ini ia memutuskan untuk tidak mengikuti perkuliahan.

3.40 pm

seminggu berlalu, artinya sudah seminggu juga saluna tidak bertemu heeseung sama sekali, sebatas berkabar melalui telpon pun tidak. masih sama, saluna selalu menangis ketika mengingat heeseung dan rasa rindunya yang sudah sangat tidak bisa ditahan.

saluna mengirimi lagi beberapa pesan teks kepada heeseung, hanya untuk mengucapkan permintaan maaf setulus mungkin, dan mengungkapkan betapa saluna merindukan heeseung. 

di tengah lamunannya, terdengar suara bel rumahnya berbunyi dan membuat saluna sedikit terperanjat. ia mengusap air matanya dan merapihkan rambutnya sejenak sebelum akhirnya ia membukakan pintu. seketika matanya membulat ketika melihat kak irene yang berada di depannya. mengenakan dress soft pink, dan rambutnya diikat satu. penampilannya sangat cantik dengan raut yang cukup ramah.

tidak sedingin dan semarah seperti seminggu lalu saat dia membentak saluna.

saluna mempersilahkan kak irene masuk dan mereka menuju ke ruang tamu. hati saluna berdegup sangat kencang ketika suasana semakin canggung. entah apa yang akan kak irene katakan kepadanya, saluna harus siap menerima segala konsekuensinya.

"saluna, aku minta maaf  udah bentak kamu segitunya kemarin.."

saluna mengangkat wajahnya yang daritadi tertunduk dan membulatkan matanya tidak percaya. tidak seharusnya kak irene minta maaf, bahkan menurutnya tidak perlu. saluna merasa ia sangat pantas mendapatkannya.

"j-jangan minta maaf kak irene, harusnya aku yang minta maaf. kak irene ga salah sama sekali, dan bahkan menurutku kak irene bener kok." saluna menyatukan kedua tangannya untuk memohon maaf setulus mungkin.

"tingkat sensitivitas kulitnya heeseung makin tinggi, sampai naik 4%. sepersekian detik dia kena matahari, reaksinya bakal setara sama reaksi kalau kepapar 12 jam." jelas kak irene sambil tersenyum pilu.

mendengar itu, saluna menghela nafasnya panjang dan menunjukan penyesalan, belum lagi rasa bersalahnya terus menyelimuti dirinya.

"k-kak irene.. maaf.. aku gatau mau ngomong apa.. tapi aku bener-bener minta maaf, karena aku selalai itu sama heeseung kemarin-" suara saluna mulai bergetar menahan tangis.

"hey, no cry saluna! disini aku juga salah kok, heeseung juga salah, kita jadiin pelajaran aja buat kedepannya soal kejadian kemarin." kak irene langsung memeluk saluna dan menenangkannya.

saluna semakin menangis ketika merasakan kehangatan dari kak irene.

"...aku juga lalai kok, kenapa aku ga nyariin heeseung dari awal. kenapa harus pas subuh yang bentar lagi matahari terbit, kenapa aku cuman nungguin diem di depan rumah, ga berusaha nyari kemana dia." lanjut kak irene.

"kak maafin aku, aku beneran ngerasa bersalah banget. tapi, aku juga kangen banget sama heeseung, aku pengen ketemu dia. boleh aku ketemu dia kan kak? sebelum akhirnya aku ga dibolehin lagi ketemu dia-"

after the sunset ; heeseung leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang