- Julie POV -
Aku membuka pelan kedua mata cantikku. Aku merenggangkan kedua tanganku keatas dengan lembut. Aku menguap kecil. Aku bangun pagi layaknya putri. Tapi mungkin dugaanku salah saat aku melirik sebuah benda di dinding yang mengeluarkan suara ' Tik Tok '.
"HUA!!!!!!!! JAM 9?!?!?!?!"
Aku masih menganga tidak percaya melihat jam dinding itu. Jamku tidak rusak kan? masa iya seorang Julie Camilla Alvan di hari Minggu ini bangun jam 9? Terlebih lagi ada sebuah—
"HUAAAA!!!! LOUISE!!!!"
Yap, sebuah janji dengan seorang Louise Raffel Davas yang menawan itu dan pujaan hati para kaum Hawa. Tapi sayangnya dia memilih aku—hih gila pede banget. Aku bercanda kok!
Aku berlonjak dari tempat tidurku dengan buru-buru. Aku berlari mengambil handuk lalu bergegas memasuki kamar mandi.
Setelah selesai, aku keluar kamar mandi yang ada di kamarku itu hanya dengan terlilit handuk di tubuhku. Aku membuka lemari dan memilih baju yang cocok untuk hari ini. Aku mengintip jendela sebentar.
Sepertinya hari ini akan panas.
Aku pun memilih untuk menggunakan tank top putih dengan crop tee motif berlengan pendek. Aku juga memilih memakai jeans diatas lutut. Aku memilih outfits ini karena aku memang ingin berpakaian santai dan tipis. Yeah, karena diluar terik matahari sangat menyilaukan.
Aku berdandan sejenak. Yeah, seperti kesukaanku, make up natural. Aku hanya memakai bedak tipis, lipgloss berwarna peach, dan eyeliner. Saat aku sedang asik berdandan, aku mendengar suara ketukan di pintu depan.
Apa itu Louise? Tumben sekali dia menjemputku. Ah, apa dia marah karena aku telat?
Aku melirik jam dinding yang menunjukan pukul 10.30 AM. Yap, aku telat 30 menit dan aku yakin Louise menemuiku karena marah. Semoga ia tidak marah padaku.
Dengan sedikit berlari, aku menuju ke pintu depan. Saat aku membuka pintu, aku salah dugaan.
"Hai Lou-"
Aku terdiam dan malu. Aku salah dugaan. Ternyata orang yang mengetuk pintuku bukan Louise. Lelaki ini tersenyum dengan ekspresi bingung.
"Lou?" tanya dia dengan mengangkat sebelah alisnya
"Ah, maaf" aku menunduk dan mengigit bibir bawahku pelan
"Siapa Lou?"
"Bukan urusanmu"
"Ah, maaf" ucapnya sambil memegang bahuku pelan, lalu melepaskannya.
"Iya, tidak apa-apa"
"So.. good morning, Julie"
"Selamat pagi juga"
"Hey, Jul" aku sedikit menengadahkan kepalaku lalu menatap mata sayu lelaki ini.
"Apa kedatanganku mengganggumu?" lanjutnya dengan ekspresi cemas dan mengangkat sebelah alisnya.
"Ti-tidak"
"Kau serius?"
"Iya, silahkan masuk" aku masuk kedalam apartementku diikuti oleh lelaki ini.
Aduu bodoh kamu, Jul. Kenapa mengajaknya masuk? Kamu kan ada janji dengan Louise. Bodoh bodoh bodoh!
Aku mendengus dan bergumam tidak jelas.
"Apa kau baik-baik saja Jul?" tanya lelaki ini yang ternyata sedari tadi memperhatikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of Love
RandomJulie tidak percaya akan keajaiban cinta. Menurutnya cinta hanya membuang-buang waktu. Tapi disaat bersama Louise, keajaiban cinta itu nyata. Julie merasakannya. Dan saat patah hati, apa Julie masih percaya keajaiban cinta?