cepeda

5.3K 792 77
                                    

.

.

Dan disinilah dua anak itu, sama-sama diam tidak mau berbicara. Jay dan Jeongwoo bermain di taman anak yang memang disediakan oleh rumah sakit. Awalnya Jeongwoo menolak untuk bermain bersama jay karena ternyata anak itu adalah teman Haruto yang sombong dan irit ngomong.

Namun akhirnya Jeongwoo mau diajak jay kesini karena dipaksa soobin!

Si kecil yoon bermain ayunan sendiri bersenandung kecil menyanyikan lagu kebangsaan anak-anak. Cocomelon.

Seperti biasa Jay hanya duduk di kursi menatap Jeongwoo gendut yang asik dengan dunianya sendiri. Lalu jay merasa haus dan menawari Jeongwoo.

"Mau susu gak?" Jeongwoo tidak menjawab, masih asik menyanyi sendiri.
"Hey, aku tanya kamu mau susu?" Melihat Jeongwoo yang tidak menggubrisnya, jay mendekat dan memberhentikan ayunan yang Jeongwoo mainkan si kecil mendongak.
"Kalau ditanya itu jawab!"

"Ih pelgi cana!, Jangan ganggu jeje!" Jay yang marah karena niat baiknya ingin mengambilkan susu untuk Jeongwoo, ditolak langsung membentak.

"Ya udah main sendiri aja sana!" Jeongwoo tersentak kaget, melihat jay pergi ia membulatkan mata.
Seumur-umur Jeongwoo tidak pernah dibentak orang seperti ini, mata bulatnya berkaca-kaca.

Lantas menangis tersedu-sedu, Jeongwoo tidak tahu ruangan mama papanya tadi disebelah mana. Bagiamana cara ia pulang? Kalau ditinggal bagaimana? Si kecil kebingungan.
Niat awalnya memang karena Jay tidak mau berteman dengannya maka Jeongwoo pun menolak berteman namun si kecil tidak berfikir panjang dampak dari Jay pergi begitu saja.

Jay melihatnya, anak gendut cengeng. Batinnya saat mengintip dari balik tembok rumah sakit. Ingin meninggalkan anak itu sendiri namun hati kecilnya terketuk saat Jeongwoo mulai berjalan sendiri sembari menangis dan berteriak.

"Maa! Mama acaa! Hiks jeje dicini!" Jeongwoo mulai berteriak sambil berjalan kecil tidak tahu arah,

"Papa! Jeje takut! Mama papa hiks." Si kecil kehabisan akal, lantas berjongkok dan menunduk ke lantai, menangis kebingungan.

"Papa jae, mama acaa hiks... Jeje cendili."

Jeongwoo berhenti menangis saat melihat sepatu yang berhenti di depannya, si kecil mendongak ke atas.

"Jay!!!" Pekik si kecil histeris spontan berdiri dan memeluk jay erat.
"Hiks,... Jangan tinggal tinggal jeje hiks,,... Jeje takut." Jay membeku di tempat saat si gembuk yoon memeluknya erat.

"Aku gak kemana-mana." Jeongwoo mengangguk dan kembali memeluk jay erat.

"Jeongwoo!"
Melihat putranya yang menempel di anak yeonjun jaehyuk meremas rambutnya frustasi. Jeongwoo! Dia anaknya buaya jangan tergoda lagi! Cukup Haruto aja yang ini jangan! Levelnya lebih tinggi karena keturunan!

"Papa jae." Akhirnya Jeongwoo melepas pelukannya lalu beralih berlari menuju jaehyuk.

"Kenapa nangis?"

"Nda tau."

"Loh kok gitu?"

"Hehehe jeje nda tau,"

"Ya udah ayo mama sudah selesai periksa?" Jeongwoo sekarang tersenyum, melupakan kejadian tadi dan tidak mau jika ayahnya marah-marah ke jay seperti ke Haruto.

"Beli cepeda ya pa?" Jaehyuk mengangguk dan menggendong Jeongwoo. Si kecil menolak untuk melihat jay dan melambaikan tangan dan tersenyum manis.

Jay pun ikut tersenyum kecil.

"Aneh." Gumam jay sebelum berjalan lagi menuju ruangan ibunya.

.

"Sa plis ini murah." Asahi menutup telinganya rapat-rapat, mereka sudah membeli sepeda untuk Jeongwoo. Berwarna merah ada keranjang kecilnya.

Awalnya jaehyuk dan Asahi tidak tahu jika putra sulungnya itu sudah bisa mengendarai sepeda.
Tidak ada yang mengajarkan Jeongwoo naik sepeda namun kemarin tepatnya jaehyuk dibuat melongo melihat Jeongwoo yang sudah bisa menggoes sepeda milik Doyoung. Tidak ada roda tambah, benar-benar sepeda roda dua.

Katanya Haruto yang mengajari Jeongwoo bersepeda hingga mahir seperti ini. Jaehyuk mau memuji tapi gengsi, ia jadi marah saja karena haruto mengajari Jeongwoo tanpa alat pengaman bersepeda Bagaimana jika Jeongwoo jatuh? Haruto mau tanggung jawab?
Sudahlah kalian pasti lelah karena Jaehyuk yang ini.

Makanya sekarang mereka membeli kan Jeongwoo sepeda, namun jaehyuk yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan juga ingin ikut membeli sepeda.

"Murah kamu itu bisa beli motor baru! Buat apa sih? Yang biasa-biasa aja banyak kenapa harus ini?" Jaehyuk segera membujuk istrinya lagi. Memohon agar diizinkan untuk memiliki sepeda ini.

"Ini beda sa, lihat bodynya aja unik. Beli ya?"

"Gak!"

"Plissss."

"Jaehyuk ini mahal!"

"Uang belanja aku tambah deh boleh ya?" Asahi menggeleng dan menggandeng Jeongwoo untuk pergi namun si penjual pun ikut-ikutan menahannya.

"Saya diskon deh 20% boleh ya buk? Kasihan suaminya itu."

"Enggak ya enggak!" Bentak asahi marah, membuat si penjual ikut kena mental

Ah pupus sudah harapan jaehyuk pamer ke tetangga.

Namun mukjizat yang datang tiba-tiba membuat Jaehyuk dan si penjual memekik kegirangan.

"Diskon 25% baru boleh beli."

Akhirnya mereka pulang dengan dua sepeda baru, jaehyuk mengajak Asahi dan Jeongwoo berhenti di taman kota untuk sekedar menjajal sepeda baru Jeongwoo.

"Cepeda jeje walna melah, hihihi." Jeongwoo kesenangan melihat sepedanya diturunkan dari mobil.

"Jeongwoo sini dulu pakai helm nya." Jeongwoo menurut. Lalu mengendarai sepeda barunya untuk berkeliling.

"Kenapa gak diturunin sepedamu?" Jaehyuk menatap Asahi bingung.

"Buat apa?"

"Ih gunanya dibeli buat apa?"

"Dipakai?"

"Buat foto jaehyuk! Turunin ih mau pamer ke kak hyunsuk cepetan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hasil foto untuk pamer ke tetangga, Jeongwoo ngikut aja di belakang 😞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Hasil foto untuk pamer ke tetangga, Jeongwoo ngikut aja di belakang 😞

Tbc~~~

✌️

Jeje and the familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang