papa

8K 1K 186
                                    

.

.

"Kamu kenapa?"

"Papa nda pulang pulang." Jeongwoo membuang nafas kasar, melempar lego ditangan ke sembarang tempat. Si kecil tampak tidak begitu bersemangat hari ini, padahal tadi sudah makan dua mangkuk bubur bayi ditambah susu satu gelas belum terhitung cemilan yang disediakan Asahi.
"Jeje kangen papa." Haruto mengangguk, lalu menyusun lego lagi. Menghiraukan si kecil Yoon yang menatap Haruto sebal.

"Luto luto."

"Hmm, kenapa?"

"Daddi luto nda kelja jauh-jauh?" Haruto menggeleng membuat Jeongwoo berfikir sebentar lalu bertanya lagi,
"Nda cali uang? Telus luto nda bica jajan?"

"Daddy kerja, kerjanya dirumah." Jeongwoo memiringkan kepalanya, bingung.
"Daddy ku kerjanya nulis buku. Kegiatannya cuma makan tidur terus diam di depan meja kerjanya." Haruto mencoba menjelaskan tentang sang ayah. Seorang penulis novel yang sedang merintis karir beruntung mashiho kaya, jadi bisa untuk bertahan hidup sementara di keluarga Haruto. Beruntungnya bapak Kim junkyu.

"Nda pelgi jauh jauh?"

"Enggak,"

"Papa napa pelgi jauh? Daddi luto keljanya di lumah, papa kok nda cama?" Si kecil bertanya bingung, sembari mencopoti Lego yang sudah disusun Haruto. Haruto sabar, ia kembali menyambungkan lego lego yang dicopot Jeongwoo.

"Profesinya beda, makanya kerjanya juga beda beda." Buntalan lemak yoon semakin bingung.

"Plopesi? Apa luto?"

"Jenis kerjanya."

"Papa Jeongwoo kerjanya di kantor buat proyek, rapat meeting. Daddy aku kerjanya buat buku, tidur makan, godain mommy." Namun penjelasan dari Haruto agaknya masih belum dimengerti si kecil.

"Kamu kangen kan sama om jaehyuk?" Jeongwoo mengangguk, tak sadar jika jaehyuk sudah membuka pintu.
"Itu." Si kecil mengikuti arah tunjuk Haruto, lalu berbalik.

"PAPA!" Si kecil berteriak kegirangan, melihat ayahnya di depan pintu. Jeongwoo segera berdiri, agak kesusahan karena membawa lemak berlebihan di perut namun itu tidak menghalangi untuk berlari ke arah ayahnya.

Si kecil berlari menubruk tubuh jaehyuk, tawa bahagia begitu terdengar jelas.

Bahkan asahi dibuat terkejut dengan adanya jaehyuk di sini.

Bukankah besok suaminya akan pulang?

Asahi tersenyum tipis. Memandang Jeongwoo yang digendong jaehyuk sayang, kedua bola matanya bertemu dengan sang suami.

"Kejutan."

Keduanya tertawa, Asahi melangkah mendekat ke jaehyuk. Lalu

"Aduh aduh aduh kok dicubit sih? Gak kangen ditinggal suaminya tiga hari?" Asahi menggeleng,

"Kenapa pulang? Katanya besok baru selesai." Kepala keluarga yoon gemas, mencium kepala Asahi sayang. Lalu mencium pipi Jeongwoo yang tumpah-tumpah.

"Sebenarnya kerjaan ku udah selesai kemarin, beruntung banget karena klien yang kemarin sulit buat sepakat kerja sama bisa dihubungi dan ya aku bisa pulang cepat. Kamu gak seneng? Katanya rindu, kangen."

"Syukurlah kalau kerajaanmu bisa lancar jae." Asahi ingin berucap kangen namun sudah diserobot si kecil

"Jeje lindu papa, mama nda lindu." Jeongwoo bersuara, membuat Jaehyuk mengelus dada Asahi, eh dadanya pelan.

"Oh Jeongwoo rindu papa? Emang Jeongwoo mau apa kalau papa pulang?"

"Peluk."

"Duh gemes banget anakku sa, sini cium dulu. Pipinya tambah gede baru ditinggal tiga hari. Cup ... Cup ... Cup..." Jeongwoo tertawa terbahak-bahak saat jenggot tipis jaehyuk mengenai pipi dan lehernya yang di kecup brutal.

"Tan, aku pulang dulu ya?" Pamit Haruto sopan.

"Loh kok ada dia disini?" Kalau ini jangan ditanya siapa, ya bapak posesif yoon jaehyuk.

"Maaf Om, aku pamit pulang dulu. Dadah Jeongwoo."

"Luto nda boleh pulang, jeje macih mau main." Asahi menyenggol lengan jaehyuk.

"Haruto dicariin mommy nya, ini udah sore. Jeongwoo juga belum mandi kan?, Haruto biarin pulang ya?" Si kecil menggeleng, meminta turun dari gendongan jaehyuk.

"Nda boleh." Ucap si kecil sambil berlari menuju pintu rumah, menutupinya dan menghalangi agar siapapun tidak keluar rumah, dengan merentangkan kedua tangan kurcacinya menghalangi jalan.

Jaehyuk menggaruk tengkuknya, memandang asahi meminta jalanan keluar.

"Kamu gak bawa oleh-oleh?"

"Bawa, di mobil."

"Sogok Jeongwoo sana," jaehyuk berjalan mendekati Jeongwoo, berjongkok menyamakan tingginya dengan si kecil. Jeongwoo terlihat garang,

"Haruto pulang dulu ya je."

"Nda." Haruto akhirnya juga membujuk temannya itu.

"Besok aku main lagi, ya gak Om?" Jaehyuk menggeleng, mendelik tajam ke arah Haruto. Sempet sempitnya bocah ini ngambil kesempatan! Hih!.

"Gini aja, papa punya hadiah." Mata Jeongwoo berubah berbinar-binar.
"Tapi ada syaratnya, biarin Haruto pulang. Nanti papa kasih hadiah."  Jeongwoo tampak bingung, otak kecilnya berpikir keras namun saat melihat wajah Haruto si kecil menggeleng.

"Nda mau hadiah, mau luto." Lalu si kecil Jeongwoo memeluk tubuh Haruto dengan susah payah. Lemak di perut kecilnya menghalangi untuk berpelukan.

"Tapi aku belum belajar, mommy nanti marah-marah. Gak masalah kan aku pulang? Besok aku janji main ke sini lagi?" Jaehyuk rasa-rasanya ingin sekali menenggelamkan Haruto ke rawa-rawa. Gak ada ya yang begini ke anaknya. Itu bocah kok berani banget modus ke anaknya?

"Telus jeje nda ada teman?"

"Katanya kangen om jaehyuk, itu om jaehyuk udah pulang. Kamu main aja sama papa mu" si kecil mendongak menatap wajah Haruto yang menunduk raut wajahnya merungut sedih lalu melepas pelukannya, lalu ganti memeluk jaehyuk.

Si kecil sebal dengan Haruto.

"Haruto boleh pulang?" Jeongwoo mengangguk.

"Ya udah tan, om. Jeongwoo aku pulang dulu." Haruto melangkah pergi, saat berbalik untuk melihat Jeongwoo si kecil yoon masih memeluk papanya erat. Haruto menghela nafas berat, kasian juga sama Jeongwoo.
Saat hampir melangkah keluar pagar rumah yoon, nama Haruto dipanggil jaehyuk.

"Tunggu dulu, kamu bocah nakal sini sebentar." Haruto menurut, masih melihat wajah Jeongwoo yang muram Watanabe kecil semakin merasa bersalah.

Jaehyuk malas sebenarnya, namun demi anaknya gak marah ya gini. Ia segera membuka bagasi mobil mengambil satu paper bag berwarna coklat.
Memberikan nya ke Jeongwoo lalu berkata.

"Jeongwoo kasih hadiahnya ke Haruto ya." Si kecil mengangguk lalu turun dari gendongan sang ayah.

"Ni, papa kasih."

"Makasih. Maaf ya, kamu marah sama aku?" Jeongwoo mengangguk.

"Tapi nda macalah, becok bica main lagi hehehe " tak diduga-duga Jeongwoo malah nyengir kuda di hadapan Haruto.

"Hehehe janji besok main lagi. Makasih Om hadiahnya."

"Gak sama-sama." Ucap jaehyuk sinis sembari mengandeng tangan kecil Jeongwoo memasuki rumahnya.

"Dadah luto~~~"

"Mandi dulu jae, kamu kotor ih." Perintah asahi.

"Gak mau, mau peluk cium Jeongwoo aja. Mamanya gak mau dipeluk cium soalnya." Lihat kan anak bapak sama aja. Sama sama gak jelas.

"Dih siapa bilang gak mau?"

Sontak si ayah yoon tersenyum lebar.
"Jadi boleh kan?"

"Nanti ya sa, nunggu Jeongwoo tidur dulu. Sabar sedikit." Lanjut jaehyuk berbunga bunga. Jeongwoo mendongak menatap kedua orangtuanya bingung,

"Nti malam papa mama mau apa?" Jaehyuk hanya nyengir lebar, membuat Jeongwoo bingung.

Tbc~~~

😞😞🔪

Jeje and the familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang