.
.
Asahi membuka kedua matanya pelan, menoleh ke nakas di samping kirinya melihat jam berapa sekarang.
Pukul enam lebih lima menit.
Masih pagi.
Asahi bangun dari tidur dan bersandar pada leher ranjang, meringis kecil sembari memegangi kepalanya. Pusing seperti ini memang kebiasaan Asahi selama hamil, walaupun sudah diberi obat oleh soobin tapi tidak kunjung membaik juga.
Mungkin bayinya ini ingin asahi sedikit tersiksa bukan?
Menoleh ke samping kanan dan melihat jaehyuk dan Jeongwoo yang tertidur pulas. Asahi mengembangkan senyum melihat Jeongwoo yang tertidur nyenyak dengan salah satu kaki nya yang menindih perut jaehyuk. Dengan sangat hati-hati Asahi berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dan turun ke bawah untuk membantu bibi jang menyiapkan sarapan.
Jeongwoo mengerjap kan matanya yang sipit itu berkali-kali. Wajahnya berpaling mendengar suara aneh yang bersalah dari jaehyuk yang masih menutup mata dengan mulut terbuka kecil.
Tuk
Si kecil mendorong wajah ayahnya yang sangat dekat dengannya. Lalu bersusah payah untuk duduk dan menggaruk kepalanya, dimana mama?
"Maaaaa!" Si kecil bersuara serak, dengan kesadaran masih belum kembali mengucek mata kirinya.
"Mama acaaaa!" Tidak kunjung datang Jeongwoo mulai menangis meraung memanggil mamanya."Mama aca hiks,... Maaaa." Jaehyuk tidak bereaksi apapun. Kepala keluarga yoon itu masih mengarungi mimpi indahnya.
"Maaaaaa."
Melihat pintu kamar terbuka si kecil Jeongwoo memekik dan merentangkan kedua tangannya. Asahi menggeleng kecil saat melihat wajah anaknya yang memerah padam dengan air mata berlinang sedang Jaehyuk masih saja tidak bangun.
"Sini sayangnya mama, duh yang baru bangun." Si kecil menyamankan posisinya di gendongan koala ibunya.
"Mama mana? Jeje cali cali." Asahi mengusap belakang kepala Jeongwoo gemas, mencium pipi Jeongwoo yang memerah.
"Dibawah je, bantu bibi buat sarapan."
"Hmmm Jeje cali." Si kecil bergumam, saat Asahi membawa Jeongwoo berkeliling kamar sambil menepuk pantat Jeongwoo.
Kurang dari lima menit Asahi kembali mendengar suara dengkuran halus dari putranya.Asahi menurunkan tubuh Jeongwoo untuk kembali ke posisi semula di ranjangnya. Tepat di samping jaehyuk. Kembali Asahi menyunggingkan senyum, Jeongwoo sebesar ini ya?
Tidak terasa setetes air mata lolos dan terjun melintasi pipi asahi
Mengingat masa-masa sulitnya dengan jaehyuk untuk merawat Jeongwoo.
Mereka terkejut dengan hasil pemeriksaan yang mendiagnosis bahwa Asahi membawa nyawa lain di tubuhnya.
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit jaehyuk dan Asahi sama-sama membisu tenggelam dalam pemikiran masing-masing.Sampai di rumah keluarga Yoon ya saat itu mereka masih tinggal di rumah kedua orang tua jaehyuk saat itu, Asahi dan Jaehyuk saling memandang satu sama lain yang tampak bingung.
"Jae ini mimpi kan?" Jaehyuk menunduk dalam.
"Ini bohong kan? Gak mungkin aku hamil kita nikah baru lima minggu." Asahi menggeleng kecil, memegangi kepalanya, memikirkan semua perkataan dokter. Ia menatap jaehyuk memohon mendekat dan mencengkeram erat lengan jaehyuk.
"Jaehyuk jawab!"
"Sa, ini nyata." Melihat asahi yang mematung jaehyuk segera mendekap erat tubuh lelaki manisnya.
"Ini bukan mimpi." Lanjut jaehyuk meyakinkan. Asahi menggeleng ribut memukul dada bidang sang suami berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje and the family
Fantasya short story about Jeongwoo with his parents this is boys love with cast Hajeongwoo Jaesahi 14 Maret 2022