Bab 2

42.7K 3.1K 4
                                    

Suara pintu diketuk membuat Nio tersentak. Ia keluar dari kamar mandi lalu membuka pintu. Ia dapat melihat wanita paruh baya yang tersenyum dengan membawa nampan makanan.

"Ini waktunya Anda makan siang." Ucap Wanita paruh baya itu.

Nio mengangguk kaku. Ia menyingkirkan badannya membiarkan wanita paruh baya itu untuk masuk.

Nio mengamati pergerakan wanita yang mungkin pengasuhnya. Melihat pengasuhnya yang mendekatinya ia tetap terdiam. Nio menatap mata wanita itu.

"Saya tau Anda sedih dengan kepergian Nyonya. Tolong jangan terlarut dalam kesedihan. Saya selalu di sisi Anda Tuan Muda." Ucap wanita itu dengan tatapan kasih sayang.

Nio hanya tersenyum membalas perkataan pengasuhnya. Ia sendiri tidak tau siapa nama tubuh yang saat ini ditempatinya.

Setelah kepergian pengasuhnya, Nio menghela napas kecil. Ia berjalan ke arah cermin lalu kembali menatap wajahnya. Dia sepertinya tau ini tubuh siapa.

"Kenapa harus Lio?" gumamnya.

[Halo Tuan. Maaf saya baru muncul, dan Anda benar. Anda bertransmigrasi ke tubuh Lio.]

"Alur cerita udah dimulai?" tanya Nio.

[Alur cerita akan dimulai dalam 5 menit. Persiapkan diri Anda Tuan. Dan saya akan mentransfer ingatan tubuh ini ke Anda sekarang. Mungkin akan sedikit sakit.]

Nio mengangguk pasrah. Ia juga ingin segara mendapatkan Ingatan Lio.

"Ssstt!" Desis Nio saat merasakan kepalanya yang terasa sakit. Nio menahan tubuhnya dengan berpegangan pada meja.

Setelah beberapa menit, Nio sudah tidak merasakan sakit pada kepalanya. Nio menghapus keringat pada keningnya dan mengatur napasnya yang terasa berat.

Nio mengangguk saat mengingat ingatan Lio. Mommy dari Lio telah pergi ke sisi Tuhan satu hari yang lalu.

Nio terdiam, kepribadiannya dengan Lio sangat bertolak belakang. Apa harus ia berakting? sangat melelahkan sekali jika iya.

"Oi sistem, masa iya gue harus akting polos gitu?" tanya Nio pada sitem.

[Menurut pendapat saya, Anda tidak perlu benar benar meniru kepribadian Lio. Anda hanya cukup menjaga ucapan Anda supaya tidak berkata kotor, dan sedikit lembut.]

Nio mengangguk, ia juga terlalu malas jika harus akting setiap hari.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang