Suara high heels mengalihkan atensi semua orang. Lio menyembulkan kepalanya untuk melihat pintu mansion, ia dapat melihat seorang wanita dan anak laki laki yang nampak hampir seumuran dengannya.
[Wanita tersebut merupakan istri dari Daddy Anda tuan. Dan di depannya merupakan sang antagonis, yang tidak lain adalah Vano]. Jelas sistem secara tiba-tiba.
Lio tersentak saat mendengar suara sistem yang muncul tiba-tiba. Untung dia tidak memiliki riwayat jantung.
"Daddy!" Seru Vano yang berlari ke arah Daddy Felix.
Vano yang hendak mengulurkan tangannya ingin digendong pun mengurungkan niatnya. Ia menatap pada anak laki-laki yang berada di dekapan sang daddy.
"Daddy, dia siapa?" Tanya Vano.
"Dia adikmu, Lionel Alexander. Sekaligus bungsu Alexander." Jawab Daddy Felix sembari mengusap punggung Lio dengan penuh kasih.
Lio yang masih berada di dekapan daddy Felix pun mengintip pada Vano dengan malu malu. Dan tentu itu semua tidak luput dari pandangan semua yang ada di sana, para laki laki bahkan sampai menggigit pipi dalam mereka saat melihat pipi merona Lio.
Vano hanya mengerjapkan matanya. Ia tidak memperdulikan itu lalu merentangkan tangannya pada Daddy Felix.
"Daddy...Vano mau duduk sama daddy." Ucap Vano.
Lio mendengar itu menjadi merasa tidak enak, karena Lio dipangku dengan gaya koala. Yang berarti ia harus mengalah, bukan?
Lio tersenyum masam. Bahkan di kehidupan yang ke duanya, ia tetap harus mengalah demi kebahagiaan orang lain.
"Daddy, turunin Lio. Lio bisa duduk sendiri." Ucap Lio dengan suara parau.
Felix yang mendengar itu semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Lio. Ia tidak mengizinkan putranya duduk sendiri. Felix menatap Vano dengan ekspresi datar.
"Duduk bersama mommy, Vano."
Vano yang mendapatkan penolakan matanya berkaca-kaca. Ia menatap pada sang mommy yang tepat disebelah daddynya.
Mommy Lyra yang melihat Vano ingin menangis pun membawa Vano pada pangkuannya. Ia mengecup surai Vano.
"Sama mommy dulu ya?" Tanya Mommy Lyra.
Vano menggeleng, ia melirik Lio yang ada di dekapan daddynya. Tatapan mereka bertemu, Lio hanya bisa tersenyum dengan rasa bersalah melihat mata Vano yang berkaca kaca. Tetapi tak berselang lama, karena Vano terlebih dahulu memutus kontak mata mereka.
Lio menghela napas pelan. Ia menatap daddy Felix lalu berbisik,
"Daddy, Turunin Lio ya? Kasian kak Vano..."
Felix menatap pada mata Lio yang sangat imut saat memohon seperti ini. Ia menjawabnya dengan gelengan.
"Umm...sebagai gantinya, nanti Lio temenin daddy tidur." Ucap Lio.
Felix mengernyit tidak suka saat Lio memohon hanya demi Vano.
"Tidak." Jawab daddy Felix dengan tegas. Walaupun Lio menolak untuk menemaninya tidur ia akan memaksa. Jadi tawaran Lio sangat tidak menarik baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FantasyBerawal dari membaca Novel berjudul 'Lio' yang membuatnya kesal. Dan bertransmigrasi ke karakter yang sangat tidak ia bayangkan. Ia harus memulai ulang hidupnya. Menyiapkan mental yang kuat untuk suatu hal yang mungkin akan terjadi.