15

1.1K 69 10
                                    

Sejahat-jahatnya manusia, mereka tetaplah sebuah benda yang diberi anugerah berupa perasaan dan kepekaan di dalam indera pengelihatan maupun pada alam bawah sadarnya. Tuhan memberikannya sebagai bentuk pembeda dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. 

Begitu pula pada Jaehyun yang kini menatap ke arah dokter lee yang sedang melipat baju kemejanya dan memasukkannya ke dalam lemari. Jansen tidak berbohong jika pria di hadapannya yang kini mengurusnya itu masih memiliki perasaan tulus seperti seorang kekasih. 

Sedangkan dirinya? Dia bahkan tidak tahu, perasaannya pada sang dokter hanyalah perasaan kasihan, nafsu atau benar-benar perasaan yang tidak ingin kehilangannya. 


"Jansen, sepertinya kau perlu membeli dalaman baru, kulihat karetnya sudah agak melar pada beberapa pakaian"

Jaehyun yang dipanggil namanya hanya berdehem seraya masih menatap ponselnya. Tangannya masih membuka tampilan cctv melalui ponselnya dimana dirinya bisa melihat Jaemin yang tertidur seorang diri di kamar rawat inapnya, tanpa Jeno di sisinya. 

Dirinya bisa melihat Jaemin yang mengusap matanya dan terduduk di kasur. Berusaha meraih air di dekatnya, dan kemudian si manis kembali merebahkan tubuhnya setelah meneguk air dari gelasnya. 

"Jansen"

Jaehyun mendongakkan kepalanya, dan memperhatikan Dokter Lee yang kini melipat tangannya. Memperhatikannya yang sedari tadi tidak segera menjawab panggilan darinya, dan fokus menatap layar ponsel. Jaehyun tidak bisa melupakan bentuk tubuh Jaemin dibalik baju rumah sakitnya. 

"Apakah kau mendengar apa yang kukatakan?", Jaehyun lalu menyembunyikan ponselnya dan menarik tangan lembut Dokter Lee yang sudah tergantung di kedua sisi tubuhnya. Dikecupnya halus telapak tangan yang selalu bertugas membedah organ manusia itu. 

"Aku mendengarnya, cantikku, besok pergi bersamaku ya untuk membeli keperluanku dan mungkin kau ingin berbelanja juga", ucap halus Jaehyun dengan sesekali membubuhi telapak tangan sang dokter dengan kecupan. 

"Besok setelah aku menyelesaikan mayat yang akan datang nanti malam, mungkin agak siang", Jaehyun hanya tersenyum sebelum tangannya menarik dokter Lee untuk merendah. Mensejajarkan wajah sang dokter sebelum melumat bibir tipisnya. Lumatan yang awalnya intens dan lembut, kini berubah ganas ketika Jaehyun sudah membalik keadaan dengan posisi dokter Lee di bawah kungkungannya. 

"Jansen-", Dokter Lee menahan sementara tubuh Jansen yang memandangnya dengan tatapan penuh nafsu. Dirinya merasa sesuatu yang keras menyentuh perutnya di bagian bawah. Kedua mata rusa Dokter Lee melebar saat menatap ke arah Jansen. 

"Kau tegang?", Jaehyun tidak menjawab melainkan menelusupkan kepalanya pada ceruk leher sang dokter. Lidahnya menjilat intens disertai dengan gigitan-gigitan kecil. 

"Ya-akh ini masih siang, yang kemarin masih sakit juga, akh-"

Jansen terkekeh sembari masih melakukan aktifitasnya di leher sang dokter. Menghirup aroma parfum yang selalu meningkatkan birahinya, entah kenapa, bayangan tubuh Jaemin, mengiringi bayangannya ketika bercinta seperti ini. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Greedy (Nomin ft 2Jae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang