6

1.5K 143 4
                                    

"Jika kau tidak bisa membunuh Jaemin, maka aku yang akan melakukannya"


Jeno kembali mendapatkan pesan tersebut dari ayahnya. Namun dirinya abai dan kembali melakukan perlindungan ketat kepada Jaemin. Pesan yang sejak siang tak disentuhnya itu pun menjadi suatu hal yang membuatnya terus ketakutan jika kehilangan Jaemin. 

Terhitungan sudah puluhan kali sang ayah mengingatkannya untuk membunuh Jaemin. Namun semakin sering pesan itu datang, maka semakin ketakutan yang Jeno rasakan jika ia akan kehilangan kembali. 

Klek

Jeno mengernyitkan dahinya ketika pintu kamar Jaemin terkunci. Merasa tidak biasanya si manis mengunci pintu kamarnya, mengingat pria manis itu tidak ingin ditinggal sendiri ketika tidur.

Tok Tok Tok

"Nana"

Tidak ada jawaban dari arah dalam kamar. Jeno pun semakin dibuat khawatir karena entah ketukan keberapa, Jaemin sama sekali tidak membuka pintu kamarnya. Jeno kemudian memerintah pada salah satu anak buahnya untuk segera mengambil kunci cadangan dan membuka pintu kamarnya. 

Pintu kamar terbuka dan Jeno bisa melihat ruangan kamar yang gelap. Jeno menutup pintu kamar tersebut dan menyalakan lampunya. Berusaha mencari Jaemin dan memastikan bahwa Jaemin tidak lepas dari dirinya. 

"Jaemin?"

Tidak lama, Jeno mendengar suara isakan tangis dari balik meja yang berada di dekat tembok. Dirinya melangkah cepat dan menemukan Jaemin yang menangis sesenggukan dengan wajah yang disembunyikan diantara lipatan kakinya. 

Spontan Jeno menjadi panik. Melihat isakan sang adik tanpa dirinya ketahui alasannya dan bagaimana wajahnya yang sudah memerah. 

"Nana? sayang, ada apa? Kamu sakit? Ada yang menyakitimu? Atau apa? Beritahu, hyung, sayang", berbagai pertanyaan Jeno berikan sembari matanya menatap sekitar tubuh Jaemin. Memastikan luka yang membuat adiknya menangis atau adanya suatu tindak kekerasan yang mungkin Jaemin dapatkan tanpa sepengetahuannya. 

Jaemin tidak menjawab dan hanya menangis. 

Jeno hanya memberikan pelukannya pada tubuh kecil si manis yang melanjutkan tangisannya pada pelukan Jeno. Bahkan pria manis itu meremat kuat kemeja putih sang kakak disertai dengan tangisannya tanpa alasan. 

"Besok aku mau konsultasi operasi pendengaranku"

"Kenapa tiba-tiba?"

"pokoknya besok!"

"Iya, Nana, Iya, sudah jangan menangis lagi, ya"

Malam itu, Jeno hanya menunggu Jaemin tenang tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Jeno, kenyamanan Jaemin adalah segalanya, dirinya tidak mau membuat Jaemin kembali sedih ketika harus menceritakan alasannya. 

Malam itu juga, Jaemin mengetahui, bahwa kematian kedua orang tuanya, masihlah menjadi tanda tanya untuk Jaemin. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Greedy (Nomin ft 2Jae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang