11

1.2K 130 13
                                    

Aroma rumah sakit dan juga suara decit roda berjalan, diiringi dengan suara-suara percakapan banyaknya manusia di ruang tunggu merupakan hal yang biasa menyambut sang dokter kala mendatangi rumah sakit untuk mengisi jam kerjanya. 

Selain menjadi direktur dan memegang semua milik Keluarga Na, Jaehyun masih menjalankan praktik dokternya di rumah sakit tempat biasanya ia bekerja. Beberapa suster yang awalnya sering menyapanya, perlahan menjadi hanya memberikan bungkukan hormat karena segan atas kedudukannya saat ini yang menjadi pewaris keluarga Na. 

Semuanya berjalan normal seperti biasanya, Jaehyun yang ramah dan menyapa pasien anak-anak yang memang pasiennya kebanyakan adalah anak-anak hingga remaja. Bahkan ia pun sudah biasa mendapat rekomendasi pasien dari dokter anak. 

"Dokter Jung, ini ada satu pasien yang memerlukan pertemuan dengan Anda untuk rekomendasi operasi gendang telinga"

Jaehyun mengerutkan keningnya sesaat. Setaunya, belum ada satu pun yang ia rekomendasikan untuk menjalankan operasi pendengaran, dan seharusnya adanya beberapa kali pemeriksaan sebelum dirinya bisa memberikan rekomendasi apa tindakan yang harus dilakukan. 

"Siapa pasiennya?"

"Beliau hanya meminta untuk jadwal pertemuan, sehingga kami hanya bisa memberikan berkasnya saja, selebihnya mengenai nomer yang bisa dihubungi, sudah dituliskan di berkas pasien ini, dokter"

Jaehyun menganggukkan kepalanya sembari menerima berkas pasiennya. 

"Terima kasih, suster", jawabnya halus dengan memberikan senyuman hangatnya. Tampak ada tingkah salting pada gadis muda itu, sebelum dirinya pergi meninggalkan ruangan dokter Jung. 

Jaehyun kemudian kembali fokus pada berkas di tangannya. Jantungnya sempat berhenti berdetak ketika matanya menangkap sebuah nama pasien yang sangat ia rindukan. 

"Nana", lirihnya sembari mengusap nama yang tertulis di berkas pasiennya. Di lihatnya sticky note yang tertempel di berkas data pasien. 

"Sampai jumpa di apartemenmu, pukul 9 malam. Aku akan mengajak Jaemin, kau bisa bertemu dengannya untuk terakhir kali"

Senyum tipis Jaehyun tercipta, seiring dengan otak pintarnya yang tidak berhenti berputar sedari ia menyebut nama sang terkasih.

Senyum tipis Jaehyun tercipta, seiring dengan otak pintarnya yang tidak berhenti berputar sedari ia menyebut nama sang terkasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapten Seo meletakkan seikat bunga segar diatas makam anaknya. Menjadi rutinitas tersendiri bagi kapten Seo untuk mengunjungi anaknya setiap bulan. Hanya untuk sekedar mendoakannya atau berbicara akan hari-harinya bersama sang anak yang sudah meninggal. 

Bagi seorang yang kini hidup sendirian, teman yang bisa ia percaya adalah salah satu hal yang sangat sulit ia temui. Jika dulu ia bisa mengutarakan semua kesedihan dan kelelahannya pada sang anak, sekarang ia hanya bisa memendamnya seorang diri dan tidak ada yang bisa ia percayai.

Apalagi semenjak kepala kepolisian mengancamnya untuk akan mencabut jabatannya sebagai ketua penyelidikan apabila terus menerus melakukan penyelidikan mengenai Jansen Lee yang penuh omong kosong namun penuh kejanggalan. 

Greedy (Nomin ft 2Jae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang