16

655 66 16
                                    

"Taeyong"

Pria manis itu tersentak ketika Johnny menggerakkan lengannya perlahan untuk membuat sadar. Dirinya tanpa sadar sudah sampai pada rumah yang biasanya menjadi tujuan ketika Johnny mengantarkannya pulang. Bukan rumah yang biasanya tempat ia bernaung. 

"Ah, oh maaf", Taeyong segera tersadar ketika merasakan  guncangan pada tubuhnya. 

"Apakah kau baik-baik saja, kau banyak diam sejak Jaehyun datang", Taeyong menganggukkan kepalanya. 

"Aku hanya tiba-tiba migrain dan mengantuk, karena bau parfum Jaehyun mengingatkanku akan rumah sakit yang sibuk", kilah Taeyong dengan nadanya yang meyakinkan. Taeyong bersyukur bahwa Johnny mempercayainya sehingga pria itu tidak bertanya lebih lanjut lagi mengenai keterdiaman Taeyong. 

"Baiklah, besok kau pulang kerja jam berapa?"

"Ke-kenapa?", tanya Taeyong berbalik tanpa menjawab pertanyaan Johnny. 

"Ah tidak, aku hanya emm.... ingin mengajakmu menghabiskan malam lagi jika kau tidak sibuk", ucap Johnny sembari mengusap belakang kepalanya yang tidak gatal. Taeyong menurunkan pandangannya, dirinya tidak yakin esok ia bisa menemui Johnny kembali. 

"Nanti akan aku kabari lagi ketika aku bisa, john", jawab Taeyong dengan senyuman kecilnya. Membuat pria itu memahami akan penolakan halus dari Taeyong. Taeyong kemudian meraih pegangan pintu untuk dibukanya, sebelum tangannya dihentikan sementara oleh Johnny. 

"Tae", Taeyong kembali berbalik bersamaan dengan Johnny yang mengecup punggung tangannya halus. Hatinya berdesir tatkala merasakan ketulusan yang melingkupi hangatnya genggaman tangan sang kapten. Hangat dan perasaan lembut yang sudah sangat lama tidak menyentuh jantung hatinya. 

Pikirannya menjadi kosong bahkan ketika pria itu kini memberikan kecupan kecil di pipinya di tengah kebingungannya. Taeyong berusaha menetralkan ekpresi wajah ketika sesungguhnya ia paham maksud semua yang pria lakukan itu padanya. Namun, dirinya berusaha menyangkal dan menutup mata. 

Menganggap bahwa semua yang Johnny lakukan adalah perilaku kawan biasa. Hingga, untuk kali ini, Taeyong yakin bahwa Johnny menaruh harapan lebih kepadanya.

"Aku harap, kau masih mau menghabiskan esok hari bersamaku", 

Taeyong tidak memberi jawaban lebih, melainkan hanya menarik tangannya dari genggaman lemah Johnny, dengan sesekali melihat binar penuh harapan pria tampan itu dari kedua mata bulatnya. 

Bahkan Taeyong tidak tahu apakah esok ia masih bisa membuka matanya atau tidak. 

"Te-terima kasih, Johnny", jawab Taeyong kemudian langsung keluar dari mobil sang Kapten yang kini memandangnya dengan ekspresi campur aduk, antara bingung dan juga kecewa karena mendapatkan reaksi yang tidak sesuai keinginannya. 

Taeyong langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa berbalik ke belakang, atau sekedar memastikan kepergian mobil Johnny, yang telah mengantarkannya sampai rumah. Taeyong tidak tahu reaksi apa yang bisa ia berikan kepada sosok pria itu. 

Taeyong tidak menyangkal bahwa perlakuan Johnny adalah salah satu hal ternyaman yang pernah ia rasakan setelah dirinya merasa kesepian. Bagaimana pria dewasa itu mencoba mengertinya dan memahaminya dengan baik. Taeyong bahkan memunculkan sifat manjanya tatkala berada di sekitar Johnny. 

Namun, hati polosnya masih terpatri pada satu orang. 

Taeyong kemudian menyalakan lampu ruang tamunya, dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Berusaha menenangkan pikirannya sebelum esok ia akan bertemu dengan Jansen. 

Di tengah dirinya menyalakan lampu ruang makan, Taeyong mencium aroma asap rokok yang tercium di rumahnya tiba-tiba. Ia berniat untuk berbalik memastikan bahwa pintu ruang tamu sudah terkunci rapat. 

Greedy (Nomin ft 2Jae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang