Bab 8 April 2010 - Kembalikan Menulku...Tidak! Dia bukan Menulmu

1 0 0
                                    

Tahun berganti, hubungan Benny dan Karyadi bertambah akrab, Karyadi selalu berhasil melakukan transaksi tanpa tertangkap polisi. Memang bukan transaksi besar, baru sebatas nanggung. Penampilan Karyadi banyak perubahan, tambah keren. Bennypun mulai banyak menaruh kepercayaan pada Karyadi hingga Benny berani memperkenalkan Karyadi pada orang yang dipanggil sebagai big bos. Kepercayaan itu semakin tumbuh karena Karyadi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyikut Benny bahkan sebaliknya semakin menurut.

Perjalanan panjang membuahkan hasil, kepercayaan yang semakin besar menghapus satu kesepakatan diantara mereka, yaitu Karyadi di izinkan untuk menjumpai Menul dan bahkan berbincang.

Dengan memanfaatkan jaringan yang ada, Karyadi berhasil menemukan anak yang dianggapnya sebagai Menul yang tengah duduk bersama seorang wanita disalah satu restoran.

Didekatinya wanita itu saat si anak tengah menuju toilet dalam restoran itu "Maaf bu, apa saya boleh berbicara sebentar?" tanya Karyadi sopan.

"Maaf, tentang apa?" tanya Kayana dengan gestur tidak nyaman. Karyadi memahami ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Kayana. "Maaf, sebentar, biar aku perlihatkan ini pada ibu." Dikeluarkannya photo yang memperlihatkan dirinya dengan Menul saat belum pergi ke Jakarta.

Kayana memperhatikan photo itu, "lalu apa urusannya dengan saya?" jawabnya penuh curiga tanpa mau melihat gambar di photo itu.

"Itulah yang saya ingin jelaskan, kalau ibu tidak berkeberatan." Melihat body language Kayana yang semakin mengisyaratkan ketidaknyamanan dan upaya membentengi diri, maka Karyadi memutuskan untuk tidak memaksakan. "Ah tapi...jika saat ini ibu belum bersedia, ini nomor hp saya, tolong hubungi saya jika menurut ibu ada yang dapat ibu sampaikan dari photo yang saya berikan ini. Terimakasih atas waktunya." Karyadi kemudian meninggalkan Kayana yang masih terlihat tegang.

Setelah memastikan Karyadi telah keluar dari restoran, Kayana diam-diam segera memperhatikan photo yang diberikan Kayana. Ia seperti mengingat sesuatu namun tidak begitu yakin, tiba-tiba...

"Mommy, are you okey?" suara Zalia

"Oh ya," jawab Kayana gugup seraya menyembunyikan photo itu kedalam tas.

"Why you taking so long, let's go home," ucap Kayana. Zalia mengikutinya dengan tanpa terlihat mau memusingkan alasan Kayana.

Seperjalanan pulang, di mobil Kayana mulai terganggu dengan gambar di photo itu, ia seperti mengenal lalu mencoba membanding-bandingkan dengan wajah Zalia yang sebenarnya memang anak yang ia angkat dari sebuah panti asuhan. Kayana tidak akan pernah mengandung karena operasi angkat peranakan akibat sebuah penyakit di awal pernikahan.

Saat malam dirumah,..

"Honey..." panggil Kayana pada suaminya yang hendak tidur.

"Hmmm?" jawab Yudistra sembari merem.

"Ada yang mau aku sampaikan, penting banget," ucap Kayana lagi.

"Sepenting itukah honey? Aku ngantuk banget, nggak bisa besok?"

"Nggak, ini penting, please..."

"Okey deh kalo istriku yang cantik udah bertitah mau gimana lagi," tanggap Yudistra sambil memaksakan diri untuk melek.

Kayana lalu menceritakan seluruh kejadian tadi siang di restoran dan memperlihatkan photo itu pada Yudistra. Rasa ngantuk Yudistra langsung lenyap, kini pikirannya tercurah untuk diskusi bersama Kayana. Ada ketidakrelaan jika Zalia yang sudah sangat mereka sayang itu harus lepas dari pelukan. Semua hal yang dianggap dapat membentengi Zalia agar tidak terambil mereka persiapkan dan diskusikan termasuk menyiapkan pengacara. Akhirnya mereka putuskan untuk menyewa detektif swasta guna menyelidiki lebih jauh sebagai penguat data jika suatu saat terpaksa membawa kasus ini ke pengadilan.

Kunamakan Kau BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang