Where's my happiness?

5.3K 116 83
                                    

"WHAT, MENIKAH?! Are you kidding me Mom?" 

Teriak Illyana tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Yah bagaimana tidak, Dia baru saja pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan studinya dan ketika pulang dia malah disambut dengan berita yang sungguh menggemparkan ini.

Bagi Illyana menikah di umurnya yang sekarang ini masih terlalu dini. Tentu saja dia masih memiliki mimpi dan keinginan yang ingin dicapainya. Dia sudah capek-capek belajar selama empat tahun dan pada akhirnya disuruh menikah. Tentu saja dia akan menolak dengan keras. Apalagi Illyana bukanlah gadis yang mudah, dia masih manja dan bergantung kepada kedua orangtuanya. Jangan kira selama di luar negeri dia hidup mandiri dan melakukan semuanya sendiri. That's all wrong. Tentu saja dia membawa Mbok Minah, Orang kepercayaan keluarga Illyana. Beliau sudah merawat Illyana sedari lahir dan beliau selalu mengikuti kemanapun Illyana pergi. Bahkan bisa dikatakan Illyana lebih dekat kepada mbok Minah daripada ibunya sendiri.

"Illya, Kami sudah memikirkan hal ini matang-matang dan kami kira ini keputusan yang bagus untukmu. Kami sudah memilihkan lelaki yang baik dan bertanggungjawab untuk menjadi suamimu Illya, jadi kamu tak perlu khawatir kalau lelaki itu akan menyakitimu nantinya. Ayah dan bunda selalu ingin yang terbaik untukmu Nak." Ujar pak Hasan dengan optimisnya tapi hal itu membuat Illyana tersenyum miris sembari berdecih pelan.

"Wow, Terimakasih banyak loh Ayah dan bunda sudah memikirkan semuanya ini dengan baik tapi apakah kalian pernah berpikir mengenai kebahagiaanku? Selama ini Ayah dan bunda selalu menyuruhku melakukan ini itu tapi kalian tak pernah bertanya apakah aku mau atau tidak? Apakah aku suka atau tidak? sejak dulu aku harus menuruti kemauan kalian tanpa bantahan sedikitpun. Dulu aku menganggap itu semua hal wajar dan biasa tetapi untuk saat ini aku tidak bisa dibodohi lagi. Aku sudah dewasa dan punya hak untuk menentukan jalan hidupku sendiri." Ujar Illyana dengan menggebu. Matanya menampakkan ketegasan dalam dirinya. dia tak ingin melakukan hal yang tidak pernah ia inginkan.

"Illya bukan begitu nak. Ayah dan bunda melakukan semua ini karena ada alasannya nak dan itu semua semata- mata untuk kebaikanmu. Kamu jangan salah paham seperti itu Illyana. Ayah dan bunda selama ini tak bermaksud untuk melakukan hal sesuka hati kami padamu." Ujar Bunda Arumi mencoba menenangkan putrinya itu.

"Lalu apa alasannya? Coba jelaskan padaku apa alasan kalian menyuruhku untuk menikah saat ini?" 

Tanya Illyana lagi menuntut. Kedua orangtuanya pun tergagap dengan pertanyaan Illyana. Mereka hanya saling tatap dan pak Hasan menggeleng pelan. Mereka tak bisa menjelaskan alasannya pada Illyana sekarang.

"Kami tidak bisa memberitahu alasannya sekarang Illya, tapi yang perlu kamu tahu pernikahan ini untuk kebaikanmu nak. Kami sayang padamu dan ingin kamu bersama orang yang tepat." Ujar pak Hasan dengan lembut, berharap Illyana mau mengerti dan luluh dengna beliau.

"See, kalian saja tidak mau memberitahu alasannya padaku, jadi aku juga tak akan mau menuruti perintah kalian. Sebenarnya kalian ini sayang gak sih sama Illya? Sejak kecil aku sudah dititipkan di rumah nenek bersama mbok Minah sampai remaja, lalu kalian mengirimku juga keluar negeri, dan setelah pulang kalian ingin memberikanku pada lelaki yang entah siapa dia. kalau kalian tidak menginginkan kehadiranku cukup bilang saja, aku akan pergi dengan sendirinya. Ayah dan Bunda tak perlu repot repot membuangku pada lelaki yang aku sendiripun tidak tahu siapa." Ujar Illyana tajam dengan mata berkaca-kaca. Hatinya sakit, sungguh sakit.

Dia sudah menahan rasa kesepian sejak kecil. dia harus menanggung hidup sendirian tanpa kedua orangtuanya. hidupnya memang berkecukupan, apapun yang ia minta pasti selalu ada, tetapi satu hal yang tak pernah ia dapatkan adalah waktu bersama kedua orangtuanya.

Dia dirawat oleh Neneknya dan juga mbok Minah. Orangtuanya sibuk dengan pekerjaannya sehingga tak sempat menengok Illyana. Sedih rasanya, disaat teman-teman sebayanya selalu mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya, sedangkan ia harus hidup sendirian tanpa kasih sayang mereka.

"Illya, Kami tidak pernah bermaksud seperti itu Nak, tak ada yang ingin membuangmu. Kamu jangan berpikir seperti itu Illya. Ayah dan bunda sangat menyayangimu nak." Ujar bunda Arumi sembari memeluk bahu putrinya tapi Illyana bergeser menjauh.

Illyana sudah merencakan banyak hal ketika ia pulang dari luar negeri nantinya. Setelah studinya dia berencana untuk bekerja di perusahaan ayahnya. dia akan menghabiskan banyak waktunya bersama keluarganya. Dia ingin membalas waktu kebersamaan mereka yang hilang. Tapi dia ditampar oleh kenyataan bahwa apa yang ia rencanakan tak berjalan sesuai rencana. Semuanya gagal.

"Ayah dan bunda tahu betapa aku merindukan pelukan kalian. aku sangat merindukan kasih sayang kalian. sekali saja aku ingin seperti keluarga utuh pada umumnya. Makan bersama, berbagi cerita bersama dan melakukan semua hal bersama layaknya keluarga. Tapi ternyata aku tak bisa mendapatkannya." Ujar Illyana dengan mata yang sudah banjir dengan air mata. Dia memberi jeda sejenak karena ada sesak di dadanya.

"Aku akan kembali tinggal bersama nenek jika itu yang kalian mau. Aku tak akan mengganggu kalian lagi. aku tak akan hadir di kehidupan kalian lagi jika perlu." Ujar Illyana dengan nada sendu. Tangisnya tak terbendung lagi, kakinya sudah tak mampu menahan dirinya dan membuatnya terduduk di lantai. Bunda arumi ingin mencoba memeluk Illyana tetapi perempuan itu menolaknya.

"Illya, tak ada yang ingin kamu pergi nak. Kami tidak bermaksud begitu Illya tolong mengertilah. Kamu tidak perlu pergi kemanapun nak, cukup disini dengan kami. Tolong maafkan kami nak." Ujar bunda Arumi yang juga menangis tersedu bersama putrinya itu.

Tak lama mbok Minah datang merengkuh tubuh rapuh Illyana. Beliau memberikan pelukan hangat untuk perempuan itu. Illyana pun menangis dipelukan perempuan yang sejak lama merawatnya itu.

"Bu, Pak, saya bawa Non Illya ke kamar dulu biar tenang ya." Ujar Mbok minah pada kedua majikannya itu.mereka pun mengangguk pelan dan membiarkan mbok Minah menenangkan Illyana. 

***

Helooo teman-temann...

Selamat datang di cerita baruku Yah, semoga kalian suka.

Enjoy Reading!

My Husband My Enemy ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang