Destiny : five

896 90 50
                                    

DESTINY  [VminKook]

Happy reading







~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~♡

Setiap kata yang baru saja keluar dari bibir manisnya, ingin sekali Jimin tarik kembali. Menelanya tanpa ada yang akan ia biarkan keluar dari tenggorokannya.
Jimin menyesali sumpah dan janji suci yang sudah terucap dengan lantang di depan Tuhan dan juga para tamu yang bersaksi.

Jimin menyesal, sangat. Sungguh sesal yang amat sakit. Janji yang seharusnya ia ucapkan hanya pada pria yang ia cintai. Tapi kenyataan menamparnya, kini pria tampan berusia matang ini lah yang ada di depannya. Pria yang sudah menerima janji suci yang telah Jimin alunkan dengan merdu, bahkan pria ini, hampir meneteskan air mata bahagia jika saja ia tidak ingat usia.

Pria berkulit tan yang memiliki senyum menawan. Ia juga telah mengikat benang suci bernama pernikahan. Berjanji akan menjaga Jimin hingga maut yang menjauhkan mereka satu sama lainnya.
Taehyung, dengan sangat lancar mengucap sumpahnya di hadapan Tuhan dan saksi yang menghadiri pernikahan mereka.

Senyumnya masih terpatri, tangannya meremas jemari mungil pria manis yang baru saja ia sematkan cincin cantik bertahtakan berlian. Menatap lekat penuh puja, batapa sorot mata tajam itu tak mampu menyembunyikan rasa cinta yang menggebu, menggelora, besar dan indah. Terbukti dari wajah tampannya yang terlihat sangat bahagia.

"Sudah resmi kan ?" Bisiknya di depan wajah Jimin.

"I-iya.."

"Jeon Jimin, benar ?"

Jimin hanya mampu mengangguk setuju.

Pria tan itu semakin meringsut mendekat. Mengikis jarak yang memang sudah dekat. Tangan lebarnya menyelinap dengan berani, di sisi tubuh mungil sang istri. Meremasnya pelan agar istrinya menatapnya, Taehyung ingin melihat wajah cantik pengantinnya. Juga mengambil hak nya kali ini, kecupan hangat sebagai simbol peresmian ikatan suci mereka.

"Saya ingin minta cium sama Mimi, sebagai istri" suara beratnya mendengung di gendang telinga Jimin.

Jimin tidak menolak namun sejujurnya ia tidak mau.
Jimin tidak siap, Jimin ingin bilang tidak namun Taehyung memiliki hak, mutlak.

Wajah tampan suaminya semakin mendekat, jarak yang ada semakin terkikis habis. Deru nafas hangat dapat Jimin rasakan menerpa ujung hidung mancungnya. Hangat dan lembut.
Jemari panjang dengan telepak tangan lebar merayap perlahan. Mengelus lembut bahu lalu ke tengkuk. Jimin semakin kikuk.

Jimin berharap ini hanyalah mimpi jika boleh meminta keajaiban. Matanya pun terpejam rapat. Rungunya mendengar kikikan kecil dari si pria tinggi yang mengungkungnya. Sapuan lembut hangat dan rasa mint menyentuh bibir gemuknya.

Taehyung sudah memulainya.

Semakin lembut dan dalam, kecupan kecil itu semakin sering dang banyak. Jimin tak ingin mengimbangi. Ia memilih diam membiarkan suaminya bekerja sendiri.
Menikmati betapa manisnya bilah gemuk semerah mawar yang merekah, Indah. Seharum sedap malam yang memabukkan. Selembut sutra, hingga Taehyung memejamkan mata menikmatinya.

Dan, Jimin mengucap terima kasih dalam hati pada para tamu undangan berkat sorak gembira mereka Taehyung melepas pagutan bibirnya.

Meninggalkan pipi sang istri bersemu merah, kedua bilah pun seperti cerry. Jimin cantik sangat cantik, jauh lebih cantik dari wanita yang pernah Taehyung nikahi dulu. Ibu dari putranya,

"Mimi cantik sekali" Taehyung masih sempat memuji sang istri. Tak peduli jika Jimin menanggung malu karena gunjingan serta sorak sorai para tamu.

Kedua mempelai pun turun dari altar ikut membaur dengan tamu undangan karena di sini juga akan langsung di adakan resepsi pernikahan mereka. Banyak kolega dari perusahaan Taehyung yang hadir. Semua orang kaya dan terpandang.

Destiny [VminKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang