"Soal nomer 10 biar gue yang ngerjain" ucap Billa saat ia melihat soal fisika yang gampang
Meskipun Billa cantik, baik, dan terlihat pintar tetapi ia malas sekali berfikir ia selalu mengambil jalan yang gampang. Billa sekarang menduduki kelas 12 SMA, ia keturunan Jawa sunda yang selalu di kira chindo.
"Billa kalo ada yang gampang aja gercep lo" julid Jihan kepada Billa
"Lagian gue males mikir"
"Bisa di jawab soal yang lain bil, nanti gw bantuin jawab" Billa langsung menoleh ke arah sean dan tersenyum kepada nya.
Sean alfarenza. Lelaki yang paling pintar di kelas dan juga memilikin paras yang tampan. Ya walaupun Sean masuk dalam geng motor bukan berarti dia anak yang nakal. Ia menjadi cowo populer di sekolah, meskipun banyak yang naksir tetapi Sean lebih memilih diam dan hanya dekat dengan Billa. Mereka berdua memang sudah kenal dari mereka kecil jadi ya jangan heran jika mereka begitu dekat.
"Oke kalo gitu" Billa mulai percaya diri untuk menjawab soal-soal tersebut
Sesudah mengerjakan tugas kelompok mereka berberes untuk pulang ke rumah masing-masing. Billa melihat sean memasukan buku yang sering ia bawa kemana-mana, Billa ingin sekali menanyakan kepada sean namun selalu gagal. Billa melihat ke arah Sean, ia merasa aneh pada lelaki itu. Sepertinya ada yang dia sembunyikan
"Kenapa lo liatin gue" ucap Sean yang sadar jika Billa melihat nya
"Apa, kaga" Billa menggelengkan kepala "Btw se gue pulang nebeng lo ya hehe"
"Iyaa, kek bisanya aja kan" Sean seakan meledek Billa dan lalu di susul dengan pukulan kecil oleh Billa
"Gue pamit ya neng Jihan, jangan kesepian" Billa mengusap kepala Jihan
"Yee lo disini ngerepotin gue tau"
"Ih awas aja lo kalo di rumah sendirian minta gw kesini" Yaa jihan selalu seperti itu jika di rumah nya tidak ada siapa-siapa ia selalu meminta Billa untuk menemaninya bahkan menyuruh Billa untuk menginap di rumah nya jika orang tuanya tidak pulang
"Yaudah babayy gue balik" sembari melambaikan tangan nya
"Han gue ama Billa duluan ya"
"Iya hati-hati yaa, babayy" Jihan membalas lambaian Billa dan senyuman Sean
Di perjalanan pulang dengan matahari yang hampir tenggelam Billa dan sean mengendarai motor dengan kecepatan sedang karena jalanan yang begitu padat. Mata Billa tidak lepas dari warna langit yang begitu indah itu, dengan warna oren bercampur biru ke kekuningan.
Sesampai nya mereka di depan rumah Billa, ia langsung berterima kasih dan mengobrol sebentar.
"Btw bil besok lu berangkat—"
"Iya sean besok gue berangkat bareng lu aja" Billa langsung mematahkan omongan sean, karena ia tau sean akan mengatakan itu.
Sean tersenyum kecil "oke gue cabut ye"
"Iya hati-hati" Billa tersenyum kembali
***
Ke esok an hari iya Billa bergegas membereskan bukunya dan turun ke bawah untuk sarapan, namun terlambat jam sudah menunjukkan pukul 06.20.
"Billa ada Sean udah nunggu tu" teriak bunda memanggil Billa
"Iya bun ni Billa turun" Billa turun tangga dengan terburu-buru sembari membawa sepasang sepatu
"Ehh kamu gak sarapan?" Tanya bunda
"Udah telat bunda, nanti kesiangan" ucap Billa sembari memakai sepatu lalu langsung berpamitan dengan bunda nya dan mencium tangan nya " eh iya ayah-" Billa dan bunda terdiam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGSTRAWA
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE] {FOLLOW JUGA JANGAN LUPA} "Aku ingin menjadi matahari di saat kau redup" **Hanata Alfarez, lelaki pecinta senja dan laut yang berhasil membuat semua orang di sisinya bahagia, setelah itu ia pergi menjadi cerita yang abadi** "Matah...