Di sore itu, Sean dan Billa berdua menjalani langit yang indah, dan pohon yang tertiup angin di sore itu.Rasa sesak di hati Billa kini sudah membaik. Ia mulai tenang dan berdamai dengan diri nya. Pelarian satu satunya yang menjadi rumah ke dua adalah Sean.
Tak lama setelah itu mereka berdua sampai di depan gerbang rumah Billa dan lalu di buka oleh satpam di sana. Rasa aneh sekarang menyelimuti Billa saat ia melihat mobil Pajero hitam terparkir di sana.
"Mobil siapa pak?" Tanya Billa ke pak Supri
"Tadi sih tamu nya bunda non" jawab pak Supri
Billa mengangguk "Yaudah Se mau masuk gak?"
"Engak deh Bill mau langsung pulang aja"
Billa menarik tangan Sean "ayo ihhh, gak kaya biasanya aja"
Sean merasa pasrah.
"Assalamualaikum Bundaaaa" Billa membuka pintu rumah. Namun ia membeku saat melihat Kirana sedang duduk bersama seorang lelaki yang di sampingnya terdapat seorang cewek seumuran Billa.
"Bunda" pangilnya sekali lagi dengan raut wajah yang merasa aneh.
"Eh sayang, udah pulang?" Ucap Kirana mendekat ke arah Billa. "Eh ada Sean juga ternyata, ayo sini masuk" mereka bersalaman.
"Bunda mereka siapa?" Tanya Billa
"Udah nanti juga tau, sini salaman dulu" Kirana menarik tangan Billa untuk mendekat ke arah tamu itu.
Billa dan Sean pun bersalaman dengan mereka.
"Eh Billa kelas 12 ya?" Tanya tamu lelaki itu.
"Iya om saya jelas 12" balas Billa dengan cuek.
"Wahh berarti bener seumuran dong ya" ucap tamu lelaki itu seraya tertawa kecil "ayo kenalan dulu, nanti kan siapa tau biasa deket terus jadi keluarga"
Billa langsung memalingkan kepalanya secepat kilat melihat lelaki itu dengan tatapan yang tajam. Bisa bisa nya orang itu berbicara tentang keluarga di depan Billa, ya walaupun bisa di bilang cuma joks.
"Iya ayo kenalan" ucap Kirana lalu mengusap sedikit pundak Billa
Billa mengulurkan tangannya "nama gue Billa"
"Nama aku Farah"
Sean pun mengulurkan tangan nya "Sean"
"Farah" Farah tak melepaskan tangan nya dari Sean hingga beberapa detik. Farah pun tersenyum Sean matanya tak berkedip melihat mata Sean.
Sean berdehem seraya melepas paksa tangannya untuk menyadarkan Farah.
Billa mengerutkan jidatnya saat melihat kelakuan Farah. Dari situ pun Billa sudah menebak sifat dari cewek itu.
"Yaudah Billa mau ke belakang dulu Bunda, Om" ucap Billa yang ingin pergi.
Kirana mengangguk.
"Nanti sih manggil nya jangan Om lagi ya Billa"
Billa mendengar nya namun ia menghiraukan nya lalu pergi ke arah belakang rumah.
Pikiran Billa kali ini sudah kemana mana, entah kenapa saat ini ia sangat gelisah.
"Siapa Bill?" tanya Sean
"Ngak tau, gak kenal, dan gak mau tau" ucap nya jutek.
Sean tersenyum kecil lalu mengacak acak rambut Billa. "Engak boleh jutek jutek, jelek tau"
Kali ini mereka berdua duduk di kursi dekat kolam renang belakang rumah Billa.
Pembantu di rumah nya datang membawa minuman tanpa di minta. "Ini dek minuman nya barangkali kalian haus"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGSTRAWA
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE] {FOLLOW JUGA JANGAN LUPA} "Aku ingin menjadi matahari di saat kau redup" **Hanata Alfarez, lelaki pecinta senja dan laut yang berhasil membuat semua orang di sisinya bahagia, setelah itu ia pergi menjadi cerita yang abadi** "Matah...