Di sore hari sepulang sekolah Nata pulang ke rumah menggunakan motornya yang berwarna hitam itu dengan suasana sore hari yang indah.Nata memasuki rumah nya yang sekarang hanya ada ibunya saja. Nata tertidur di sofa ruang tamu nya sembari meluruskan kakinya dan memejamkan matanya.Tiba-tiba ia terpikir soal Sean tadi. Sepertinya ia terlalu marah kepadanya.
"Nata" panggil sang ibunda "Sean mana nak, mamah lagi butuh dia nih"
Nata masih memejamkan matanya "gak tau" jawab nya dengan cuek.
Aldara mendekati Nata yang berbaring di sofa sana "Coba cari deh, ini suruh dia buat masak sama kamu nanti nyapu, mamah mau ada rapat sama papah di kantor"
Nata terbangun lalu duduk dan mengusap wajah nya "mamah yang butuh Sean kenapa aku yang di suruh cari"
"Tadi mamah telpon dia gak aktif, karena ada kamu di sini ya mamah suruh kamu cari dia, kan biasanya kamu tau dia mana dia sering nongkrong atau kemana gitu" ucap Aldara kepada Nata
"Aaahhh yaudah deh aku mau ganti baju dulu terus cari dia" Aldara tersenyum tipis. Anak nya itu mungkin memang pemalas namun ia selalu sigap jika di suruh. Ada satu hal yang anak itu tidak suka, yaitu saat ayahnya ikut campur atas Aodra yang kini menjadi tanggung jawabnya.
Nata melajukan motornya dengan raut wajah datar. Lelaki itu menyempatkan ke markas Aodra untuk mencari Sean namun tidak ada, ia juga pergi ke pinggir danau untuk mencari Sean lagi namun lelaki itu tidak ada.
Nata hampir putus asa. Namun akhir nya ia melajukan motornya ke arah rumah Rivan.
Nata membunyikan klakson motor nya saat ia sampai tepat di depan gerbang pintu rumah Rivan. Rivan yang mendengar suara itu bergegas keluar dan membuka gerbang rumah nya.
Rivan membulatkan matanya saat ia tau yang datang itu adalah Nata.
"Ada Sean kan, suruh dia pulang" ucap lelaki itu saat ia melihat ada motor Sean yang terparkir di sana.
Tanpa basa basi Rivan langsung berteriak memanggil Sean "Sean sini"
Sean yang merasa terpanggil pun keluar. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu di mana sosok Nata terlihat jelas dari pandangan nya.
Hati nya kembali melemah. Ia merasa takut jika kembali bertemu dengan Nata, ia takut jika Nata kembali menggatakan apa yang Nata katakan waktu itu.
Sean melangkahkan kaki nya sedikit untuk mendekat kesana "kenapa Ta? Tanya lelaki itu dengan suara yang sedikit lemah.
"Pulang lo sekarang, lo lagi di butuhin di rumah" Nata bicara tanpa melihat wajah Sean. Jika Nata melihat Sean ia pasti tau raut wajah lelaki itu yang sedikit takut. Hati Sean memang sensitif, bisa jadi ia menangis karena hal yang sepele.
Tanpa menjawab apapun Sean langsung mengambil alih motor nya dan menyalakannya. Nata pun pergi meninggalkan nya.
Rivan tau hati Sean saat ini memang tidak baik-baik saja dan rasa nya ia ingin menemani Sean agar hati nya yang dulu kembali lagi. "Lo kuat Se, gue yakin" di sela sela itu Rivan menepuk pundak Sean seakan memberikan semangat kepadanya.
Sean hanya tersenyum melambangkan terima kasih kepada Rivan.
***
"Allo ges" Rakka memasuki rumah di mana itu adalah markas anak Aodra yang menjadi tempat mereka berkumpul.
Rakka duduk di samping Gibran, lalu ia menyenderkan kepalanya di pundak Gibran.
Gibran yang terseder itu melihat Rakka dengan tatapan yang aneh. Tumben sekali sosok Rakka bersender di Gibran padahal dia sering iseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGSTRAWA
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE] {FOLLOW JUGA JANGAN LUPA} "Aku ingin menjadi matahari di saat kau redup" **Hanata Alfarez, lelaki pecinta senja dan laut yang berhasil membuat semua orang di sisinya bahagia, setelah itu ia pergi menjadi cerita yang abadi** "Matah...