🎡. Takdir Kecil

52 12 11
                                    

🎡 06 🎡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡 06 🎡

Gadis itu lancar menjawab semua guide wawancara yang Seungmin ajukan, meski hal tersebut tidak sinkron menurutnya. Atau Yeonjun yang terlalu banyak mempraduga sesuatu diluar kemampuannya, mata dan senyum Yeji sangatlah tidak cocok untuk dipasangkan.

Senyum yang terlalu pulas dan garis mata yang sendu.

Harusnya Seungmin jauh lebih peka, tapi tampaknya orang itu malah terlihat santai daripada dugaannya.

Sampai diwaktu mereka menuruni bianglala, Yeonjun baru bisa menemukan aura yang sebelumnya ia rasakan. Tentang kecanggungan yang coba dicairkan oleh Yeji, tidak adalagi hawa sedih yang menurutnya pekat.

"Makasih ya Yeji, sorry gue malah telat padahal yang butuh gue," ucap Seungmin bersalaman formal pada Yeji.

"Ehh gapapa kok beneran, toh aku juga bisa sekalian jalan-jalan. Kamu harusnya makasih ke Yeonjun," jawab Yeji kembali senyum.

Seungmin mengangguk kecil, "thanks Junn, untung lo orangnya ontime."

"Yaaa, lagian juga mendadak ada kendala mau gimana. Gue bal---" Yeonjun tertenti dengan kalimatnya saat sekilas menemui pandangan seseorang.

Tidak asing namun kehadiran orang itu sanggup membuat Yeonjun menoleh lagi.

Plakk!

"BOKAP SURUH LO DIEM DIRUMAH! GATAU DIRI LO!"

sedikitpun, Yeonjun bahkan hanya bisa mematung menyaksikan tamparan melesat dan jatuh pada pipi kiri Yeji. Entah kenapa bisa ada orang sekasar itu memukul perempuan dimuka umum, gila pikirnya.

"Ikut gue lo pulang, nyusahin aja kerjaannya. Beban!" Maki orang itu menarik Yeji yang tersenyum kearahnya dan Seungmin.

"Aku balik duluu.." lirih Yeji memberikan jempol meski meringis dan memegangi pipinya.

Dan ia menyesal karna terlalu kaget dan kaku untuk bisa menahan.

"Yyyeooonnn--jjjunn..." panggil Seungmin yang bergetar karna shock dengan kejadian tadi. "Ggue aman kkan yaa??" Dengan cepat Seungmin berpindah dan merangkul Yeonjun.

"Maksud lo?"

"Ttakut digebukinn, tapi kan kita ga salaaahh.."

Mungkin agak aneh karna semua ini berhubungan, tentang cowo yang selalu ia temui dengan sifatnya yang keras dan Yeji si gadis tunarungu. Bisa jadi mereka saudara, tapi dari cerita Yeji tadi...

🎡

"Orderan terakhir nomor 54," pekik salah satu operator.

Yeonjun langsung berlari untuk mengambil pesanan, hari ini adalah salah satu hari dimana ia harus pulang larut. Weekend yang benar-benar melelahkan, untuk pertama kalinya juga Yeonjun merasa butuh istirahat seperti layaknya manusia. Menjadi sedikit lebih perasa dari biasanya.

Your Eyes Tell 👁 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang