🎡. Putaran Dunia Kita

50 13 2
                                    

🎡 07 🎡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡 07 🎡

Yeji sadar, tau sedari awal tentang kehadiran manusia yang berulang-ulang melintas dihadapannya.

Bagaimana tidak kalau ia adalah manusia yang berkebalikan dengan Yeonjun, Yeji lebih menyukai untuk melihat hal lain daripada kehidupannya sendiri. Bahkan sampai menyalin segala hal untuk masuk kedalam kertas.

Dan untuk pertama kalinya, Yeji menyobek satu halaman kertas dan membuangnya begitu saja. Ia seperti masih terbawa sakit dengan alasannya mengunjungi kebun binatang, yang lagi-lagi bertemu---lebih tepatnya menemui sosok Yeonjun yang ia sadari.

Tapi terlalu tidak tepat dengan kondisinya yang sedang terlahap emosi, untuk keluar dari rumah saja rasanya sangat sulit. Yeji yang saat itu benar-benar hanya ingin sendiri mematikkan alat pendengarnya dan seakan tak berhati meninggalkan Yeonjun yang ternyata hanya ingin mengembalikan kertas.

Dunia terus berputar dengan kecepatan waktu yang mustahil mundur, kesadarnnya dengan ketidaksengajaan mereka mulai meningkat. Semakin lama semakin tinggi dan berakhir dengan ruang bianglala yang sama. Meski Yeji juga tidak ingin terlihat mengenali orang itu sedari lama, meski keingintahuan akan Yeonjun yang selalu singgah dan berlalu, kali ini mereka bertemu lagi.

Entah kalau orang itu akan sadar tentang mereka yang ternyata sering bersinggungan.

"Lo habis digebukinn??" Tanya Yeonjun langsung masuk dan melihat miris beberapa lebam dan luka yang ada ditangan dan kaki Yeji. "Dibegall???" Tebaknya sekali lagi.

Yeji hanya sedikit terkikik lalu meringis kecil karna ngilu lukanya, "gapapa kok, kamu disini sepagi ini???" Tanya Yeji balik.

"Jenguk nyokapp. Lo serius gapapa? Itu parah loh, mending rawat inap sekalian aja."

Ada percakapan kecil diantara perawat dan Yeji, sesuatu yang hanya bisa didengar oleh mereka, selain Yeonjun yang hanya mendengar suara tawa diakhir.

"Serius ini gapapa, cuma butuh diobatin aja. Titip salam ya buat ibu kamu, cepet sembuh," ucap Yeji sesaat setelah selesai berinteraksi dengan perawat yang menutup lukanya.

Yeonjun hanya mengangguk kecil, "yaudah, lagian lo udah gede juga kan. Kalo ada apa-apa biasain jangan diurus sendiri, minta temenin minimal."

"Aku gapunya temen, mau nemenin?"

🎡

Yeonjun sendiri juga tidak tau kenapa ia malah terpancing dan jadi lebih berani dari sebelumnya, tapi permasalahannya adalah sepeda.

Semua tidak seimbang antara tawaran mengajak pulang dan kendaraan yang dimilikinya, ditambah Yeji hanya mengangguk tanpa menolak. Yeonjun makin dibuat berpikir keras untuk mengantarkan gadis itu dengan cepat dan selamat sampai dirumah.

Your Eyes Tell 👁 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang