Enam

541 81 10
                                    

Tuhan tolong aku, ingin dirinya…

Rindu padanya, memikirkannya…

Namun mengapa saat jatuh cinta,

Aku tak bisa…

Untuk cinta… Yang terlarang…

.

.

Jeon Jungkook

Aku mengenalnya sebulan yang lalu. Sejak awal pertemuan kami di salah satu butik, aku tahu, ia… Takdirku. Selang satu hari, aku dikejutkan dengan kedatangannya ke ruang kerjaku. Dengan kedua mata hazelnya yang tertangkap dengan jelas di kedua mata hitamku, dengan rambut hitam sebahunya yang tergerai indah, semakin membuatku terpikat akan sosok yang kini berjalan ke arahku.

Hampir sebulan kami terus bersama mengerjakan proyek pembangunan rumah bagi para korban bencana alam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir sebulan kami terus bersama mengerjakan proyek pembangunan rumah bagi para korban bencana alam. Ku akui, ia adalah wanita cerdas. Tak heran Kim Taehyung mempercayakan proyek ini padanya.

Awalnya aku merasa terhina Taehyung membatalkan tiba-tiba perjanjiaannya dan mengirim istrinya sebagai pengganti. Namun kini, aku malah berharap biarlah Jihyo yang terus menggantikannya dalam proyek ini. Egois? Sangat… Aku tahu ini salah, tak boleh, dan harus dimatikan! Tapi apa daya?

Aku memang seorang Jeon. Dari awal aku terbiasa dengan segala pujian dan sanjungan banyak orang. Pribadi-pribadi itu menyanjungku bagai sosok tanpa cela. Para gadis dan wanita mengagumi parasku dan tak sedikit yang silau akan harta dan kekuasaan Jeon. Namun, tak ada satu pun yang hingga kini ku anggap berarti bagi hidupku. Terkecuali ia..

Kali pertama aku bertemu dengannya pun, aku tahu… Ia gadisku, wanitaku… Dan takdir mempersilahkannya masuk ke dalam hidupku. Aku terima. Ia masuk perlahan dalam hatiku, tak memaksa, tak menerobos, hanya tiba-tiba menembus batas tipis yang telah ku tanamkan pada para gadis dan wanita yang mengenalku.

Bagai nafas yang tak ku perintah untuk berhembus, bagai pohon di hutan yang tak penah meminta untuk disirami, terjadi begitu saja, tanpa perintah, tanpa kendali, aku tahu… Ia telah tertanam di hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagai nafas yang tak ku perintah untuk berhembus, bagai pohon di hutan yang tak penah meminta untuk disirami, terjadi begitu saja, tanpa perintah, tanpa kendali, aku tahu… Ia telah tertanam di hatiku. Menempati sudut yang telah ku sisakan untuk wanitaku. Untukku, hidupku, dan hidup kami kelak.

Wingless Butterfly ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang