Tujuh

539 82 9
                                    

Ku suka dirinya,

Mungkin aku salah…

Namun apakah mungkin?

Kau menjadi milikku...

Untuk cinta yang sulit dipahami...

.

.

Park Jihyo

"Maaf… Maaf… Maaf… Jihyo…" Ia bisikkan kalimat ini di telingaku. "Maaf… Karena aku, mencintaimu." Bisikan itu masih terasa begitu nyata di telingaku.

Dan aku tahu… Ia… Mencintaiku…

Ku pejamkan kedua mataku, berharap ini semua hanyalah mimpi, dimana ketika ku buka kembali kedua mataku, aku tahu… Aku harus bagun dan kembali pada alam sadarku.

Namun, satu sentuhan di pipi kananku membuatku sadar, ini nyata. Bukan mimpi atau khayalan. Jeon Jungkook mencintaiku, itulah alasan mengapa kini aku tertidur di pelukannya.

"Kau sudah bangun, Jihyo?" Tanyanya ketika aku membuka kedua mataku. Langsung saja kedua mata obsidiannya menatapku lembut. Ku berikan senyum tulusku, menyambutnya dalam mimpi kami, "Hn."

Dapat ku rasakan jemarinya menyusuri tulang pipiku, sebelum akhirnya menyentuh bibir bawahku, menyusuri setiap lekuk bibirku. Bibir yang telah ia beri kecupan manisnya. Dan aku sadar, aku pun menginginkannya. Ia… Lelakiku, Jeon Jungkook.

Ia terbangun dari posisi tidurnya, duduk di tepi ranjang tempat kami berdua tidur. Jangan salah paham. Kami tidak melakukan apa-apa. Hanya berbagi pelukan dan kenyamanan, ketentraman, dan kepemahaman yang tak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata.

Tak perlu kata cinta keluar dari bibirku, tak perlu rayuan gombal terlontar dari mulutnya, hanya kalimat: ia mencintaiku, itu cukup bagiku, dan bagi kami untuk memulai dan percaya kami memiliki garis takdir bersama. Cukup.

Aku pun turut serta duduk di sampingnya, menyandarkan kepalaku di dada bidangnya, meresapi kehangatan yang ia berikan. Tangannya berjalan mengelus lembut helaian rambutku, memberikan sensasi kenyamanan, kehangatan, dan ketentraman yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Ku tengadahkan wajahku menatap matanya, mata itu menatap lembut tatapanku. Aku tersenyum…

Bahagiakah aku? Sangat! Aku telah lama mengubur mimpi-mimpiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagiakah aku? Sangat! Aku telah lama mengubur mimpi-mimpiku. Kehidupan dan kenyataan hidup membuatku harus melupakan segala impianku.

Dan pria ini, pria yang kini memandangku lembut, mengantar kembali semua kunci yang dibutuhkan untuk membuka hati dan mimpi-mimpiku. Ia mencintaiku…

Sesuatu yang tak pernah ku dapat seumur hidupku. Tak peduli berapa pria yang telah meniduriku, tak peduli berbagai hinaan yang telah melekat di tubuh kotorku, aku masih seorang wanita yang butuh dicintainya. Dan ia… Mencintaiku…

Dering ponselku mengalihkan tatapanku padanya. Ia pun terlihat mengerling pada ponselku yang berkelap-kelip menegaskan panggilan yang masuk ke ponselku. Ku ambil ponsel yang terletak di buffet samping tempat tidur. ID Caller yang tertera di layarnya membuatku menahan nafas sejenak. Dan ku rasa, sikapku tak luput dari perhatiannya.

Wingless Butterfly ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang