Semua siswa/i SMA Alexander berbondong-bondong menuju parkiran untuk pulang ke rumah masing-masing.
Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu membuat semuanya perlahan-lahan meninggalkan lingkungan sekolah.
"Key, kamu langsung pulang atau kemana dulu?" tanya Sunny setelah kedua gadis itu sampai di parkiran dan menunggu jemputan Sunny.
"Aku langsung pulang aja," jawab Keyra.
"Mau bareng, nggak?"
"Ngak usah. Kalo aku bareng kamu, gimana dengan sepeda aku?" Tolak Keyra akan ajakan sang sahabat.
"Oh, iya. Aku lupa!" ujar Sunny sambil menepuk jidatnya.
"Masih muda aja udah pikun."
"Aku ngak pikun, ya. Hanya lupa," elak Sunny
"Ya, sama aja kali."
'Beda yah," kukuh Sunny tidak mau di katakan pikun.
"Iya, 'dah ngak pikun. Buruan pulang sana."
"Kamu ngusir aku?" tanya Sunny tak percaya.
"Siapa yang ngusir? Noh lihat jemputan kamu udah datang." Tunjuk Keyra pada sebuah mobil yang baru datang dan berhenti tepat di belakang Sunny.
"Oh, iya. Kalo gitu aku duluan, yah." Sunny segera memasuki mobilnya dan membuka kaca jendela untuk melihat sang sahabat.
"Hati-hati bawa sepeda nya," pesan gadis itu.
"Iya." Keyra segera menaiki sepedanya dan mengayun meninggalkan lingkungan sekolah.
Keyra mengayun sepedanya dengan kecepatan sedang. Terik matahari tidak terlalu menyengat karena awan mendung menutupi langit yang tadi pagi cerah.
Beberapa menit kemudian, Keyra sampai di kost-kost an yang menjadi tempat tinggal gadis itu.
Keyra segera membersihkan badannya yang terasa lengket karena debu dan keringat. Setelah itu, gadis itu menyiapkan makanan untuk makan siang dan membersihkan kost-an nya.
Setelah selesai berbenah, keyra mengunci pintu dan segera keluar rumah lagi.
***
Suasana sebuah cafe terkesan sangat ramai. Mungkin karena akhir pekan, banyak pasangan muda mudi, serta sekumpulan remaja yang menghabiskan waktu di cafe itu bareng sahabat.
Moonsunn Cafe nama kafe itu dan merupakan cafe yang sedang populer akhir-akhir ini.
"Selamat malam. Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan sambil tersenyum ramah kepada sekumpulan anak muda sambil memegang sebuah notes untuk mencatat pesanan.
Melihat paras sang pelayan, kumpulan remaja yang terdiri dari remaja cowok itu langsung terpesona.
Mereka mulai mengombali pelayan tersebut dan hanya dibalas senyuman oleh pelayan itu.
Setelah mencatat pesanan mereka, pelayan itu segera meninggalkan meja itu.
"Key, tolong anterin pesanan ke meja no.10," ucap Rio yang merupakan Barista di kafe itu pada pelayan yang ternyata Keyra.
"Oke." Keyra langsung mengangkat pesanan itu dan segera mengantar pesanan tersebut ke meja yang menjadi tujuan.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 21.45 menit. Moonsun Cafe biasa ditutup pukul sepuluh malam.
Tapi, melihat suasana cafe yang masih ramai, kafe ditutup agak terlambat dari waktu biasanya.Memang waktu tutup kafe moonsun stiap akhir pekan akan ditutup sedikit lebih lama dari hari senin-kamis. Dan semua pelanggan mengetahui itu.
Keyra sampai di kost an pukul 11 malam. Gadis itu segera mengistirahatkan badan nya sebentar untuk mengurangi rasa lelahnya. Setelah beristirahat sejenak, gadis itu bangun dari duduk nya dan bergegas membersihkan badannya yang terasa lengket karena beraktivitas seharian.
Keyra mengambil ponselnya yang terletak di atas meja kerena berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
"Halo, San," ucap gadis itu setelah mengetahui bahwa Sunny yang menelponnya.
"Halo, Key. Kamu udah pulang, 'kan?" tanya Sunny dari seberang.
"Iya. Ini baru selesai mandi. Ada apa, San?"
"Besok pagi jadi'kan kita joging?"
"Iya jadilah. Emang kenapa?"
"Ngak ada, sih. Aku hanya ingatin. Siapa tau kamu lupa."
"Yah, mana mungkin aku lupa. Aku'kan bukan kamu yang suka lupa"
"Ya udah. Besok aku jemput, ya" ujar Sunny tanpa mengelak dikatakan dirinya suka lupa. Emang itu faktanya.
"Ok." Keyra segera mematikan panggilannya. Gadis itu segera membaringkan badannya di atas kasur dan langsung terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCEDENTESIAST
Teen FictionLangsung baca aja, yah! Yang berminat silakan mampir. Ini hasil pemikiran aku sendiri. Bila terdapat kesamaan dengan cerita lain itu tidak disengaja. Plagiat harap menjauh.