5

7 1 0
                                    


Malam berganti pagi, gelap berganti terang. Matahari masih nampak malu-malu menampakkan diri.

Di luar sana orang-orang sudah siap untuk memulai aktivitas mereka masing-masing.

Keyra sudah berpakaian rapi dengan seragam sekolah nya. Ia sudah siap untuk menjalani hari penuh semangat.

Keyra berangkat sekolah mengunakan sepeda kesayangannya. Gadis itu jarang mengunakan angkutan umum. Selain hemat ongkos, mengunakan sepeda juga dapat bermanfaat bagi tubuh.

hari ini merupakan hari senin, hari pertama dalam sepekan ke depan, dan hari senin juga merupakan hari dimana anak-anak sekolah mengadakan upacara bendera yang wajib dilaksanankan setiap hari senin.

Hari ini keyra berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Gadis itu tidak mau terlambat untuk mengikuti upacara bendera.

Keyra mengayun sepedanya dengan santai. jarak dari kost an menuju sekolah nya tidak terlalu jauh, hanya berkisaran 2,5 km saja.

Keyra berjalan santai menuju kelasnya. Masih sekitar lima belas menit lagi Upacara bendera dilaksanakan. Saat berjalan menuju kelasnya, banyak yang menyapa Keyra setiap berpapasan dengan nya yang dibalas senyuman ramah oleh gadis itu.

Sesampai nya di kelas, Keyra  langsung menyimpan tasnya di tempat duduk nya. Ia mengobrol bersama teman sekelasnya untuk menunggu bel berbunyi menyuruh semua siswa berkumpul di lapangan. Selang beberapa  menit Sunny dan beberapa teman sekelas gadis itu pun datang.

"Tumben nggak telat." Sunny meletakan tasnya di kursi dan menduduki diri nya di samping Keyra.

" sekali-kali datang cepat, biar nggak dihukum."

Upacara bendera dilaksanakan dengan tertib. Semua peserta upacara mengenakan atribut lengkap dimulai dari topi hingga dasi.

Panas matahari membuat beberapa murid mengeluh panas, tapi itu tidak menghambat jalannya upacara.

Satu jam kemudian, upacara bendera telah selesai. Semua siswa/i SMA Alexander perlahan-lahan meninggalkan lapangan upacara. Ada yang ke kantin serta ada yang langsung masuk kelas.

Siapa bilang kalau masuk jurusan IPA siswa-siswi nya pintar-pintar? Kalo itu memang benar, bagaimana cara menjelaskan situasi yang sedang terjadi di kelas Xl IPA3? Banyak siswa yang sedang menyerukan protes terhadap guru yang sedang berdiri di depan kelas.

"Nggak bisa gitu dong, Pak!" protes salah satu cowok di kelas itu yang bernama Rizal

"Tapi'kan kita belum belajar, Pak!" seru siswa yang lainnya yang bernama Fakry.

"Aduh, kasihanilah kami pak, kami belum siap." Melas seorang siswi yang bernama Tiana.

"Bapak, sih. Nggak ngasi tau dulu, jadi kita nggak belajar,'kan, Pak."

Dan masih banyak bentuk protes yang lain. Guru yang berada di depan kelas hanya menggelengkan kepalanya.

"Nggak ada tapi-tapi an. Sekarang siapkan kertas kosong di atas meja. Terus, semua jenis catatan taro di dalam tas. Nggak ada yang boleh nyontek!" Tegas sang guru tanpa mendengar protesan murid-muridnya.

"Kalau ada yang ketahuan menyontek, Bapak akan kasih nilai nol dalam semester ini!" Ancam pak Robert yang membuat mereka pasrah akan keadaan.

Ya, pemicu dari protesan itu ialah, Pak Robert yang selaku guru matematika yang mengajar di kelas Xl IPA3 langsung mengadakan ulangan dadakan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Raven hanya diam memperhatikan keributan itu. Memang, Raven tidak terlalu khawatir bila diadakan ulangan mendadak. Cowok itu hanya bersikap santai saja.

Begitu pun dengan Gavin dan Elbara. Kedua cowok itu tidak terlalu khawatir karena ada Raven di dekat mereka. Tinggal minta saja pasti Raven akan membagikan jawabannya. Simpel bukan?

'Emang teman laknat kalian berdua!' author.

'Punya teman pintar harus dimanfaatin, Thor!' Gavin

'Terserah kalian sajalah!' Author

'Nah, gitu dong, Thor. Nggak usah protes!' Elbara

Dan Author hanya geleng-geleng kepala.

Keyra dan teman sekelasnya yang lain tengah berkumpul sambil bercanda  karena guru yang mengajar sedang ada urusan di luar sekolah. Sang guru hanya menitipkan tugas lewat ketua kelas dan semua kompak langsung mengerjakan tugas itu.

Setelah selesai, semua siswi kompak berkumpul disatu tempat duduk, sedangkan para siswa nya sibuk bermain game di hp masing-masing.

"Ehh, gimana kalo entar sepulang sekolah kita pada kumpul di Moonsun Cafe?" ujar Sania pada ciwi-ciwi yang berkumpul di situ.

"Emang kalian nggak cape sepulang sekolah?" ucap Runi yang duduk di sebelah Keyra.

"Kalo kita sih, nggak. Apalagi kalo sepulang sekolah aku hanya diam di rumah" Reni yang duduk di depan Sunny sependapat dengan Sania.

"Key, kamu kerja di moonsun Cafe'kan?" tanya Vani pada Keyra yang ikut nimbrung bersama mereka.

"Iya. Aku kerja di sana."

"Gimana kalo kamu siapin tempat duduk buat kita? supaya nggak kehabisan tempat. Moonsun Cafe'kan cafe yang terkenal. Pasti banyak orang yang datang ke sana." Siska menatap Kearah Keyra penuh harap.

"Iya-iya. Tapi yang cepat datangnya. Nggak enak sama pelanggan lain."

"Asiyap!!"

Solidaritas teman sekelas Xl IPA1 sangat kuat. Mereka selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh teman sekelas mereka. Mereka tidak menghina atau merendahkan teman-teman atau pun orang lain.

Kelas Xl IPA1 tidak membedakan seseorang berdasarkan status sosial. Mereka memandang semua orang sama. Itu yang membuat kelas lain iri akan ke solidaritasan dan kekompakan mereka.

ACCEDENTESIAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang