Hari telah berganti, tubuh Keyra kembali segar setelah kemarin, seharian penuh ia beristirahat dengan ditemani oleh sang sahabat setelah sahabatnya itu pulang sekolah.
Kemarin Sunny memutuskan untuk menginap di kost an Keyra untuk menjaga keyra yang sedang sakit. Sungguh, keyra sangat terharu atas perhatian dari sahabatnya itu. Sunny rela tidur di tempat keyra yang sempit. Memang kasur keyra cukup muat untuk dua orang hanya saja Sunny tidak biasa tidur di tempat yang sempit.
Keyra dan Sunny sudah berpakaian seragam lengkap. Mereka sudah siap untuk berangkat sekolah mengunakan mobil Sunny yang sering menjemputnya. Sebenarnya Keyra sangat ingin berangkat sekolah mengunakan sepedanya, tapi langsung di larang keras oleh Sunny.
Kalo nggak berangkat sama aku pake mobil, kamu nggak boleh ke sekolah' begitu kalimat ancaman sunny yang mampu membuat Keyra patuh.
Keduanya pun sampai di sekolah, kedua gadis itu memasuki kelas yang belum banyak siswa/i yang datang. Hanya terdapat beberapa siswa yang kebetulan piket kelas yang baru ada.
"Key, gemana keadaan kamu, udah baikan?" tanya Veni salah satu gadis yang sedang piket.
"Iya, aku udah baikan. Kalian jam berapa datang sekolah?" tanya Keyra menatap ketiga gadis itu yang berada dikelas itu. Veni, Vira, dan Lisa.
"Hehehe, kita berangkat jam 06.00 udah sampai di sekolah," jawab Lisa.
"OMG! Cepat amat kalian datang sekolah. Pantasan kelas udah bersih padahal sekarang baru pukul 06.35 menit," kaget Sunny yang dibalas kekehan oleh ketiga gadis itu.
"Alah, tunggu piket aja baru datang cepat. Biasanya tunggu kurang sepuluh menit bel bunyi baru datang," sindir Keyra.
"Ya harus dong, Key. Soalnya kalo kita nggak piket nanti dimarahi lagi sama Pak Yuke bapak wali kelas yang terhormat." Bela Veni pada sindiran Keyra.
"Kamu, nih, Key, teman datang cepat harus di apresiasi dong," ucap Vira.
"Iya, iya. Harus dipertahankan, yah," ucap Keyra. Beberapa murid yang lain pun mulai berdatangan. Suasana kelas mulai ramai membuat Keyra dan Sunny duduk ditempat mereka.
Bel istirahat berbunyi Keyra dan Sunny sudah duduk manis di kantin dengan ditemani oleh semangkok bakso dan air putih di depan masing-masing. Mereka menyantap bakso mereka sambil bercanda.
Tiba tiba gebrakan meja membuat Sunny yang sedang mengunyah baksonya langsung tersedak. Keyra segera membuka tutupan botol air dan langsung memberikan pada sunny.
Sunny minum air itu dengan rakus sampai tersisa setengah. Setelah tenggorokan nya mendingan ia langsung melihat siapa yang menggebrak meja mereka.
"Ehh, anak Dugong ngapain kamu pake menggebrak meja kita?!" tanya Sunny marah saat mengetahui siapa yang membuat ia hampir mati kesedak bakso.
"Aduh, maafin aku neng Sunny. Aku nggak sengaja. Abis kalian serius banget ngomongnya," jawab Gavin sambil menduduki dirinya di samping Sunny.
"Lain kali jangan gitu lagi, Vin. Gimana kalo Sunny langsung meninggoy? Kamu pasti langsung digentayangi oleh Sunny," ujar El santai membuat Sunny langsung melotot.
"Kamu doain aku mati?!" tanya Sunny marah pada El dan lansung memukul kepala Elbara dengan membabi buta.
"Ampun... Ampun, neng Sunny. Aku cuma bercanda," ucap Elbara sambil melindungi kepalanya dari amukan Sunny.
"Udah, udah, cukup. Apa kalian nggak pesen? Liat tuh Raven liatin kalian berdua kayak liat preman." lerai Keyra membuat Sunny langsung menghentikan jambakannya pada Elbara.
Raven yang ditunjuk oleh Keyra hanya menghela nafas melihat kelakuan dua sahabatnya itu. Entah dosa apa dia dulu hingga bisa menerima dua perusuh itu menjadi temannya.
"Makasih yah Raven udah tolongin aku waktu itu," ucap Keyra setelah Sunny kembali duduk dengan Elbara menuju ibu kantin untuk memesan makanan.
"Iya, untung aja kamu Raven, kalo tidak entah gimana nasib sahabat aku ini yang sangat keras kepala," ujar Sunny sambil menatap Keyra.
"Iya, sama-sama. Gimana keadaan kamu udah mendingan?" tanya Raven lembut.
"Iya udah kok setelah dirawat Sunny seharian penuh kemarin." Gavin yang melihat interaksi serta tatapan Raven pada Keyra hanya bisa melonggo.
"Raven, kok kamu kalo ama Keyra bisa lembut sedangkan ama aku dan El ngomongnya banyak pedas nya," celutuk Gavin tiba-tiba yang tidak dihiraukan oleh Raven.
"Yeee, kamu'kan cowok. Masa Raven harus bicara lembut ama kamu. Idihh," ucap Sunny merinding membayangkan Raven yang dingin berbicara lembut pada sesama cowok.
Dan kelakuan mereka itu lagi lagi dipandang iri oleh siswi yang lain. Tapi mereka tidak berani mengganggu Keyra dan Sunny. Walaupun Keyra itu cuma anak beasiswa, tapi tidak ada yang membenci gadis itu. Malahan banyak dari mereka sangat menyukai Keyra karena menurut mereka Keyra tidak layak dijauhi atau dimusuhi dilihat dari sifat baiknya bonus dengan paras cantiknya. Apalagi dengan keberadaan Sunny yang merupakan anak donatur di sekolah mereka membuat mereka tidak berani mengganggu kedua gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCEDENTESIAST
Teen FictionLangsung baca aja, yah! Yang berminat silakan mampir. Ini hasil pemikiran aku sendiri. Bila terdapat kesamaan dengan cerita lain itu tidak disengaja. Plagiat harap menjauh.