9

4 1 0
                                    

Keyra terpaksa bangun dari istirahat saat mendengar ketukan dari pintu kamar kost nya yang sangat berisik. Keyra sangat mengetahui siapa yang mengetuk pintunya sampai rasa-rasanya pintu itu akan terlepas. Siapa lagi kalo bukan sang sahabat yang tidak sabaran, karena hanya Sunny saja kalo mengetuk pintu itu serasa engsel pintu akan terlepas

Ia berjalan menuju pintu langsung membuka pintu tersebut dan muncul lah wajah sahabatnya yang terlihat khawatir.

"Aduhh, key, lama amat sih buka pintunya. Terus kenapa telpon aku nggak diangkat?" cerocos Sunny saat keyra baru membuka pintu kost nya.

Keyra yang mendengar celotehan sahabatnya hanya diam dan langsung membuka lebar pintu kost nya mempersilakan sang sahabat untuk masuk.

"Gimana keadaan kamu, udah mendingan? Udah makan? Udah minum obat?" tanya Sunny beruntun membuat kepala Keyra yang sudah pusing tambah pusing.

"Aduh, San. Kalo tanya tuh satu-satu dong. Bingung aku jawabnya."

"Oke-oke. Maaf yah. Kamu nggak papa kan?"

"Iya, aku nggak papa kok. Kamu nggak usah khawatir."

Sunny langsung masuk begitu saja ke dalam kost an Keyra padahal sang pemilik kost belum mempersilakan masuk. Keyra hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan dari sahabatnya itu.

"Lain kali kalo ngerasa badan kurang sehat nggak usah paksa ke sekolah. Ini akibat nya karena diberitahu yah ngeyel!" omel Sunny saat sudah duduk di kasur Keyra yang lansung dibentang pada lantai.

"Iya-iya, San. Udah cukup ngomelnya, kepala aku tambah pusing, nih," putus Keyra akhirnya karena sudah tidak sanggup mendengar segala omelan sahabatnya itu.

"Kamu udah makan? Kalo belum nih makan dulu, aku bawa bubur buat kamu!" ucap Sunny sambil menyerahkan bubur yang sudah dibelinya beserta beberapa buah-buahan.

"Makasih, cahabatquu, emang kamu yang terbaik!" ucap Keyra dengan lebay nya.

Keyra memakan bubur nya dalam diam, sunny pun tidak menganggu aktivitas sahabatnya itu. Sunny mengupas jeruk serta beberapa buah yang lainnya untuk sahabat tercinta nya itu.

"Kamu cepat sembuh, yah. sepi rasanya kalo kamu nggak ke sekolah. Aku nggak ada teman buat di ajak berantem," celetuk Sunny setelah melihat keyra sudah selesai makan dan minum obat.

"Makanya San gabung dengan teman2 yang lain dong. Masa kamu Cuma bisa akrab dengan aku doang. Kalo aku nggak ada,'kan kamu yang sepi sendiri," sahut Keyra.

"Kan kamu tau sendiri, Key, aku susah buat akrab dengan yang lainnya." Memang sewaktu pertama kali memasuki SMA Alexander, Sunny tidak kenal siapa pun di sana. Tiba-tiba Keyra datang menghampirinya dan mengajak Sunny untuk berteman. Awalnya Sunny begitu tidak suka ada orang yang dekat-dekat dengannya karena ia begitu trauma dekat-dekat dengan orang yang baru dikenalnya.

Dulu sewaktu Sunny masih di taman kanak-kanak, ada wanita setengah baya menawarkan tumpangan padanya karena pada saat itu jemputan nya belum datang. Awalnya Sunny menolak tapi karena wanita itu terus mengajaknya dengan iming-iming di temani bermain di taman dan bertemu dengan teman yang lainnya membuat Sunny langsung menyetujuinya. Sunny yang awalnya merasa biasa-biasa saja mulai ketakutan saat menyadari mobil yang ditumpangi nya berjalan ke arah hutan. Sunny kecil mulai menangis karena ketakutan membuat wanita itu memarahinya serta tak tanggung-tanggung menampar wajah Sunny kecil. Pada saat itu ia mengetahui bahwa dirinya tengah di culik membuat ia semakin takut hingga tiga hari baru ia terbebas dari wanita itu dengan badan penuh luka karena sering di siksa.

Keyra tidak pernah menyerah untuk mendekati Sunny, segala macam cara ia gunakan untuk bisa bicara dengan Sunny. Hingga mulai perlahan Sunny mulai merasa nyaman untuk dekat dengan Keyra. Lama kelamaan karena  melihat ketulusan Keyra untuk mengajaknya berteman, akhirnya Sunny menerima Keyra sebagai teman satu-satunya dan sekarang berubah menjadi sahabat dekatnya.

ACCEDENTESIAST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang