14.🖋️

1.8K 224 3
                                    

Sunghoon pergi ke suatu tempat, berharap mendapatkan jawaban dari kebingungan nya selama ini. Ia tidak memakai korset, perutnya tertutup hoodie oversize.

"Apa aku bisa menemui dokter Karina, Yoon Jimin?"

"Sunghoonie, sedang apa kau di sini?" Tanya seseorang dari arah belakang nya. "Noona sudah mengatakan cukup temui noona di apartemen, di sini tem-"

"Aku tidak peduli lagi ini Rumah sakit jiwa atau apapun itu, aku ingin berbicara dengan noona. Apa bisa?"

Karina mengangguk, ia mengajak yang lebih muda ke ruangan nya.

Sunghoon sadar jika tempat yang sangat tidak di sukai nya tidak terlalu buruk. "Aku masih bingung kenapa noona mau menjadi psikiater." Ujar nya sembari melihat ke sekeliling.

"Aku hanya ingin membantu orang-orang keluar dari kehidupan kelam nya, dari traumanya." Jelasnya, mendorong pintu dengan papan nama.

Sunghoon memilih duduk di brankar, menghindari kecurigaan Karina. "Noona-"

"Kau memiliki masalah yang berhubungan dengan percintaan?" Tebak Karina.

"Bagaimana bisa noona tau?"

"Terlihat dari tatapan mu."

"Baiklah, aku percaya." Ujar Sunghoon dengan mata memutar malas.

Karina tersenyum kecil. "Ada yang di sembunyikan juga, kau terlihat tidak tenang." Ujar nya lagi.

"Jangan beritahu ayah." Ia menatap sang kakak angkat dengan ekspresi memohon, Karina pun mengangguk. "Aku sedang mengandung." Ujarnya dengan pelan.

Karina masih mencoba berpikir jika adiknya berbohong. "Apa aku boleh tau siapa ayah nya, dimana dia sekarang, apa dia sudah tau?" Ia bertanya hati-hati.

"Suami kakak kandung ku, Jake Shim."

"Jake...? Bagaimana bisa?"

Kaki Sunghoon berayun-ayun. "Aku nakal dan ini balasannya."

"Kata kan yang jelas, Park Sunghoon."

"Aku pergi ke club, mabuk, lalu melakukan itu. Awalnya aku tidak tau, dan akhirnya tau karena aku merasa tidak enak badan dan mengecek ke Rumah Sakit." Sunghoon terus menghindari mata sang kakak.

Karina menatap yang lebih muda dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kenapa kau mempertahankan nya?"

"Sebuah perjanjian."

"Masalah yang sebenarnya?"

Sunghoon terdiam cukup lama, berpikir kembali tentang isi hati dan pikirannya akhir-akhir ini. Ia benar-benar bingung, tapi Karina satu-satunya orang yang bisa mengerti keadaan nya.

"Mungkin... aku menyukai ayah anak ini. Tidak, lebih tepatnya mencintai. Tapi, dia suami Minjeong noona dan dia seorang yang normal. Sekarang aku merasa tidak ingin berpisah dengan anakku, tapi perjanjian nya sudah terlanjur ku tanda tangani. Noona...."

Di hampiri nya sang adik. "Sunghoonie, kau yakin dengan isi hati mu? Aku paham jika kau tidak ingin berpisah dengan anak mu, tapi perasaan mu?"

"Jake bukan seorang yang seperti kau pikirkan. Tidak ada yang tau dia seorang straight, gay, atau bisexual. Tidak ada yang pernah melihatnya berpacaran, bahkan teman dekatnya. Cara satu-satunya mencari tahu sendiri atau bertanya langsung pada Jake."

"Masalah Minjeong... aku tidak pernah menemui nya semenjak aku lulus dari perguruan tinggi."

"Dengar kan ini anak manis, pastikan dulu isi hati mu. Kalau kau memang tidak mencintai Jake dan tidak mau berpisah dengan anak mu, katakan pada ayah."

"Kenapa harus ayah?" Tanya Sunghoon terkejut.

Karina mencubit gemas pipi sang adik. "Dia yang akan membantu mu. Kau sudah membuatnya kecewa, cepatlah beritahu sebelum ayah benar-benar kecewa padamu dan tidak akan memberimu maaf sama sekali."

•┈┈┈••✦ : AGREEMENT : ✦••┈┈┈•

Sunghoon masih belum pulang meskipun jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, ia masih setia duduk di halte dekat universitas. Mengingat seluruh perkataan kakak angkat nya.

"Nasi sudah menjadi bubur, menyesal pun percuma. Ayah sudah memperingati, tapi aku melanggar dan ini balasannya."

Sebuah mobil berhenti di depan nya, seseorang dengan pakaian kerja berjalan menghampiri nya. "Sunghoon, kenapa kau masih di sini?" Suara nya terdengar lembut.

Yang ditanya masih diam, mencoba menahan air mata dan suara isakan.

"Sunghoon." Jake berjongkok untuk melihat wajah yang lebih muda, ia bisa melihat Sunghoon menggigit bibir nya sendiri, mata yang menutup rapat. "Tidak baik menahannya."

Mendengar itu, air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Jake segera memeluknya untuk menenangkan, mulutnya tetap diam tapi tidak dengan tangan nya yang bergerak mengusap punggung atau kepala Sunghoon.

Sunghoon yang kelelahan tertidur dalam pelukan Jake.

To be continued....

[✓] AGREEMENT || JAKEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang