21.💔

2K 226 5
                                    

Saat Jake mencari charger, Sunghoon sendiri sedang sibuk memakan makan siang nya. Ia menemukan charger nya, dan melihat notifikasi di handphone Sunghoon.

Dilirik nya sejenak si pemuda Park, lalu ia buka handphone Sunghoon untuk melihat notifikasi email tersebut.

"Charger nya ada di laci... apa kau yang kau lakukan dengan handphone ku?" Sunghoon tidak bisa merebut handphone nya.

"Kau akan melanjutkan kuliah mu di Jepang?"

"Apa ada yang salah? Aku sudah melahirkan, tugas ku sudah selesai. Biarkan aku melanjutkan pendidikan ku dan hidup ku."

Jake terlihat tak percaya. "Leaving your children?"

"Mereka anak mu dan Minjeong noona."

"They are your children."

"They are not my children."

"You're their real mother. Kau yang mengandung."

Sunghoon mengaduk-aduk makanan nya. "I'll still go."

"I have no right to forbid you." Jake kembali menaruh handphone milik Sunghoon ke atas meja, lalu pergi begitu saja.

Sunghoon tidak melanjutkan makan nya, ia ambil telepon yang sebelumnya di taruh Jake. Mengirimkan pesan pada sang ayah tentang kelanjutan pendidikan nya.

Ada rasa tak rela. Tapi... ini sudah perjanjian. Ia hanya mengandung, setelah lahir tidak memiliki hak apapun meskipun secara biologis anak nya. Sekaligus membuang perasaan nya pada sang kakak ipar.

•┈┈┈••✦ : AGREEMENT : ✦••┈┈┈•

Meskipun tau akan pergi ke luar negeri, Sunghoon masih tidak mau melihat anak kembar nya. Agar ia bisa fokus berkuliah nanti, tanpa memikirkan apapun seperti sebelumnya.

"Kemungkinan bulan depan."

"Baiklah, ayah akan pulang secepatnya untuk menghabiskan waktu dengan anak kesayangan ayah."

Rasa bersalah menghinggapi hati nya, menahan air mata yang sudah menumpuk. "Ayah tidak perlu terburu-buru, masih ada 1 bulan."

"Tumben sekali? Biasanya kau akan merengek agar ayah cepat pulang."

"Karena aku tau ayah bekerja untuk ku, untuk memenuhi keinginan ku. Ini sudah malam, aku akan pergi tidur. Ayah jangan lupa istirahat dan makan, fighting."

"Jaljayo."

Setelah telepon berakhir, Sunghoon langsung menelepon Sunoo. Ia belum memberitahu kedua sahabatnya, menyusun rencana sendiri. Ah tidak, Kazuha membantu nya mencari universitas dan tempat tinggal di Jepang.

"Ad-"

"Aku akan pergi ke Jepang."

Hening beberapa saat, lalu terdengar suara Sunoo yang tertawa. "Kau bosan di Rumah Sakit sampai menjahili ku?"

"Aku tidak berbohong, aku benar-benar akan pergi ke Jepang."

"Wae?" Suara Sunoo terdengar serius dan sedih.

Sunghoon melihat keluar jendela. "Semuanya sudah selesai. Sekarang, aku hanya perlu fokus pada pendidikan ku dan mimpi ku. Satu lagi, alasan kenapa aku ingin cepat lulus." Ujar nya sembari tersenyum kecil.

"Berarti... kau akan meninggalkan anakmu dan sahabat-sahabat baik mu ini?"

"Sunoo-ya, aku hanya mengandung. Sejak awal pun mereka bukan anakku."

"Sunghoon-ah...."

"Aku harus melakukan nya." Air matanya tidak bisa terbendung lagi. "Jika aku masih tetap di sini, kapan aku akan mengikhlaskan? Awalnya memang aku tidak mau dan menolak keras. Tapi, apa ada seorang ibu yang tegar saat anaknya memanggil eomma, bukan untuknya tapi untuk orang lain."

Sunoo merasa bersalah, meskipun ia tidak memaksa Sunghoon untuk menuruti permintaan Minjeong. Tapi, ia selalu meledek Sunghoon saat awal-awal Minjeong memberitahu ide nya.

"Jika ini pilihan mu, aku sebagai sahabat mu hanya bisa mendukung. Tapi... sebesar apapun usaha mu, ikatan seorang ibu dan anak tidak akan pernah terputus. Meskipun anakmu memanggil orang lain sebagai ibu, kau tetap ibu nya. Kau yang mengandung mereka. Kau yang merasakan kram, pegal, mual, kelelahan. Kau yang merasakan sakit saat akan melahirkan mereka. Dan aku tau satu alasan yang mendorong mu pindah."

"Ini sudah resikonya...." Ia tidak sadar kedatangan laki-laki yang berdiri di ambang pintu.

Sunoo hanya diam mendengarkan perkataan sahabatnya yang masih menangis. Jarang sekali ia mendengar tangisan Sunghoon, meskipun hidup hanya dengan seorang ayah, Sunghoon tetap terlihat bahagia.

Sunghoon merasakan pelukan hangat, tanpa melihat wajahnya pun ia sudah tau. Telepon yang masih tersambung dimatikan.

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] AGREEMENT || JAKEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang