"Gue habisin lo sekarang!" Ucap Kafka dan langsung membanting Sarella keranjang dengan kasar. Laki - laki itu langsung menindih tubuh Sarella lalu bibirnya mencari - cari bibir Sarella. Sedangkan Sarella tentu saja meronta hebat, entah kemana perginya sakit ditubuh gadis itu, intinya Sarella terus mencoba menghindari Kafka yang mencoba menciumnya.
Plak
Berhasil, Sarella berhasil menghentikan Kafka dengan tamparannya, tetapi hal itu sepertinya menambah emosi laki - laki itu. "Lo mau main kasar? Okee gue turutin." Ucap Kafka Santai, lalu menarik kedua tangan Sarella dan menahannya di atas kepala, tidak hanya itu Kafka juga langsung memposisikan dirinya berada ditengah - tengah antara kaki Sarella membuat gadis itu mau tidak mau - mau membuka pahanya lebar - labar. Kafka benar - benar mengunci seluruh pergerakan Sarella, membuat gadis itu tidak dapat memukul atau menandangnya lagi.
"Kak, jangan gini." Ucap Sarella memohon belas kasihan.
"Selama ini gue terlalu lembek sama lo, sampe - sampe lo semena - mena sama gue. Harusnya dari dulu aja gue lakuin ini biar lo nurut."
Kafka mendekatkan wajahnya, tentu saja ingin meraih bibir Sarella tetapi gadis itu melipat bibirnya lalu memalingkan wajahnya. Kafka terkekeh pelan, sangat kesal sebenernya karena Sarella memiliki saja cara untuk menghindarinya. Tetapi, kali ini Kafka tidak akan membiarkannya. Laki - laki menurunkan sebelah tangannya lalu Memencet hidung Sarella membuat gadis itu susah bernafas, dan mau tidak mau membuka mulutnya. Kafka tidak menyia - nyiakan kesempatan itu, laki - laki itu langsung mencium bibir Sarella, tidak tanggung - tanggung Kafka langsung menggigit bibir gadis itu lalu memasukan lidahnya menjelajahi rongga mulut Sarella sesuka hatinya.
Sarella mencoba menggeliatan badannya dan menggelengkan kepalanya tetapi semua itu sia - sia, Kafka benar - benar mengunci pergerakannya hingga ia tidak bisa mengelak dari apa yang akan dilakukan oleh laki - laki diatasnya ini. Air matanya sudah jatuh karena tidak bisa melepaskan diri dari Kafka, Sarella merilekskan badannya, matanya terpejam pasrah dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Kafka.
Sedangkan Kafka yang sudah puas menjelajahi bibir Sarella kini beralih mengecup leher gadis itu. Laki - laki itu benar - benar menikmati kegiatannya dileher sang gadis, mencium, menghisap, serta mengigit kecil kulit Sarella hingga menimbulkan bekas kemerahan. Berlahan Kafka melepaskan tangannya yang mencengkram Lengan Sarella, gadis itu sudah pasrah, tangisannya sudah tidak didengarkan oleh Kafka, yang kini sibuk melepaskan satu persatu kancing seragam Sarella, lalu membuangnya kesembarang arah. Kafka hendak mrnurunkan tanktop yang dipakai oleh gadis itu, tetapi tiba - tiba dirinya tertegun saat melihat keadaan tubuh gadis itu.
Dengan tidak sabaran, Kafka semakin menurunkan tanktop yang dikenakan oleh Sarella, tapi Sarella menahan lengannya sambil menggelengkan kepalanya. "Ja...jangan." ucap Sarella dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.
"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Kafka pelan, tapi ada emosi disetiap kata yang keluar dari bibirnya.
"Orang tadi ngga salah kak."
"Bukan itu jawaban yang gue mau Sarella!"
Mata Kafka memejam sambil menundukan kepalanya, mencoba merendam emosinya. Laki - laki itu lalu bangkit menjauhi tubuh Sarella yang sedaritadi ditindihnya. Sarella yang sudah terbebas dari Kafka beringsut mundur, gadis itu merapikan penampilannya, masih sambil menangis sesegukan. Kafka menghela nafas, didekatinya Sarella lalu memeluk gadis itu erat.
"Maaf." Ucap Kafka, membuat tangisan Sarella semakin menjadi - jadi.
"Aku tadi ngga ngapa - ngapain." Ucap Sarella susah payah, mencoba menjelaskan.
"Iyaa."
"Takut."
"Maafin gue."
"Jangan gitu lagi. Aku bener - bener takut."

KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA
RomanceKafka menarik sudut bibirnya sedikit lebih lebar, orang - orang tersentak melihat senyum itu, karena sangat jarang seorang Kafka tersenyum walau sedikit. Ini adalah momen langka bagi mereka semua. Kafka tidak memperdulikan orang - orang yang heboh m...