Bangkit dari keputusasaan dan semua rasa keterpurukan tidak hanya sulit, tetapi juga sangat sulit..
Melihat bagaimana orang-orang menarik ku yang hampir jatuh membuat hatiku menguat
Hari ini aku bercerita pada ibu, aku membuat sebuah bait puisi tentang kehancuran yang merindukan kematian.
Air matanya lolos begitu saja, dia tidak menyangka bahwa anaknya akan seputus asa itu
Lagi-lagi aku hanya bisa menorehkan luka dihati mereka yang ku sayangi
Aku tidak tau harus apa untuk mengobati semua rasa sakit ini
Ibu ku berkata, "Mengapa kau harus merasakan rasa sakit, cukup ibumu saja, kau tidak akan sanggup. Nak, kamu satu-satunya anak perempuan ibu. Ibu tidak senang mendengar kamu mengucapkan kata-kata keinginan untuk mati."
Kalimat itu membuat perasaan bersalah semakin menyelimuti, ditambah lagi air matanya mengalir didepan ku, membuat rasa sakit dan air mataku semakin menjadi-jadi.
Sebisa mungkin ku redakan, ibuku tidak boleh menangis.
Setelah itu, aku kembali merenung.
Padahal aku hanya mengatakan saja, apalagi jika kematian itu terjadi.
Apa yang dirasakannya nanti?
Apakah akan setega itu aku?
Aku meminta maaf pada ibu, dan berjanji bahwa aku akan kembali semangat..
Membuka lembaran baruku..
Dan melupakan semua rasa sakit ku..
Dihadapan ibu aku tersenyum lebar, membuktikan bahwa aku akan baik-baik saja.
Meski hatiku belum sepenuhnya pulih..
Tapi sekarang aku mengerti, mengapa semua ini bisa terjadi..
Meski tertatih, tak apa..
Cepat atau lambat lukaku akan sembuh..
Tujuan ku saat ini adalah membahagiakan ayah, ibu, dan mereka yang menyayangi ku.
Aku tak lagi mementingkan egoku, bahwa aku akan bahagia setelah mati. Kebahagiaan ku tidak penting sekarang.
Aku hidup, untuk kebahagiaan mereka sekarang.
Yang mana kebahagiaan mereka melihat ku bahagia.
Aku harus bahagia, demi mereka yang ingin melihat ku bahagia.
Tuhanku yang maha baik, satu langkah maju sudah ku ambil.
Jalan hidup ini memang pahit, tapi aku harus melewatinya.
Tuhan, bantu aku bangkit.
Aku ingin menjadi penulis..
Aku ingin ke tempat indah manapun yang ku suka..
Aku ingin menjadi lulusan terbaik..
Memeluk kedua orang tuaku dengan seragam toga ku nanti.
Membawa pulang ijazah ku dengan bangga
Mengabadikan momen berharga itu bersama keluarga kecilku
Membangun masa depan yang cerah bersama keluarga kecilku kelak.
Sampai tuhan memanggil ku pulang.
Tuhan, aku yakin, hari esok akan lebih baik.
Aku hanya butuh waktu..
Teruntuk kalian yang merangkul ku dititik terendah ini..
Terimakasih sedalam-dalamnya ku ucapkan.
Kalian membuat ku sadar, bahwa aku tidak pernah sendiri.
Kalian membuat ku sadar, bahwa kehidupan tidak selamanya buruk.
Kalian membuat ku sadar bahwa kesedihan ini tak bersifat selamanya.
Semoga hal baik selalu menghampiri kalian
Yang dengan cepat meraih tanganku disaat aku melepaskan kaitan ku dengan sebuah pegangan ditepi jurang keputusasaan ku, tak ada satupun dari kalian yang membiarkan aku jatuh.
Aku, menangkap uluran tangan kalian.
Menggenggam erat tangan-tangan kalian
Perlahan aku kembali naik.
Rasa syukur ku pada Tuhan semakin besar..
Meski aku kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidupku, Tuhan hadirkan orang-orang baik dan peduli seperti mereka.
Maafkan kebodohan ku, depresiku membuatku lupa bahwa tidak ada orang yang menginginkan aku jatuh.
Tuhan, aku tetap ingin menjadi manusia meski sulit.
Bantulah aku, Tuhan. Untuk melewati semua getir pahitnya kehidupan ini.
Kau bersamaku, aku percayakan hidup dan matiku ditanganMu..
Tuhan, untuk kekurangan yang aku miliki, perlahan akan ku ubah. Aku akan belajar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Maka berikan aku kesempatan untuk terus mengubahnya.
Terimakasih pelajaran berharga ini, aku akan bangun pagi dan menatap mentari pagi dengan senyuman ku.
Lalacan
16th, April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Its My Poem
Poesía𝑨𝒑𝒂𝒃𝒊𝒍𝒂 𝒓𝒊𝒏𝒅𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒕𝒂𝒉, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒊𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖. #1- wiseword 24.3.2022 #2- wiseword 3.3.2022