#14-Gadis disudut kamar

32 2 0
                                    

Malam demi malam seperti mimpi buruk baginya
Disudut kamar yang tak begitu luas
Seorang gadis hanya terduduk lemas sambil menyeka berulang kali air matanya

Sementara diluar kamar ada keluarga yang tengah santai menikmati suasana bahagia.

Ia sengaja mengunci pintu kamarnya, agar ia tidak merusak kebahagiaan diluar..

Membungkam isakannya dengan bantal kecilnya.

Membiarkan awan mendung menyelimuti tiap sudut kamarnya..

Menikmati rasa sakit yang dirasakan..

Padahal ia hanya meminta kedamaian, apakah itu sulit?

Beberapa hari yang lalu ia tersenyum dengan lebarnya, sampai akhirnya malam lagi-lagi menjadi saksi betapa perihnya luka didalam hatinya

Ia berusaha menyangkal apa yang dituduhkan padanya
Tetapi lagi-lagi dunia begitu jahat menuduhnya
Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Membiarkan dunia larut dalam pemikirannya atau berusaha membela?

Bahkan tak sedikit pun terbesit dihatinya untuk menjadi penghianat bagi siapapun, lalu mengapa ia selalu dianggap bajingan?

Berkali-kali, ia menjelaskan, namun tetap saja ia diragukan..

Keraguan itu seperti pisau yang menyayat hatinya..

Siapa yang tidak akan sedih jika ia dianggap melakukan sesuatu yang bahkan tidak pernah ia perbuat..

Gadis itu menganggap orang itu dunianya..

Dunia yang kadang memberinya kehangatan dan kadang memberinya luka

Gadis itu marah, marah pada dirinya

Dan juga dunianya.

Namun rasa cintanya begitu besar, sehingga ia tidak ingin menyakiti dunianya.

Dunianya begitu berharga dimatanya, dan ia memilih untuk menanggung sakitnya sendiri dari pada harus membalas kembali duka yang diberi oleh dunianya.

Gadis itu lagi-lagi hanya bisa menghela nafas sambil berdoa..

Semoga dunianya itu kelak sadar..

Bahwa membuat gadis itu menangis itu kesalahan besar.

Bahwa gadis itu tulus mencintainya.

Mempercayai sepenuh hati

Menerima kekurangan dan masa lalunya

Dan dengan sabar menantinya untuk menjadikannya satu dunia yang utuh bersamanya.

Gadis itu tertidur, dengan sisa air mata yang melekat dipipinya.

Berharap semoga semesta membelanya

Dan kembali menyatukannya dengan dunianya.

Lalacan
3th, April 22

Its My PoemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang