Chapter 1 : mokad

12.6K 685 3
                                    

Air danau istana bergelombang atas beban yang tiba-tiba muncul menerpanya.

Gadis itu menenggelamkan dirinya. Terlintas dipikirannya sedikit penyesalan atas tindakan konyol yang dilakukannya saat ini.

Banyak tatapan hina yang melihat gadis bodoh itu menenggelamkan dirinya di dalam air. Mereka semua membencinya, membenci gadis itu.

Akhir baik tidak akan pernah menyertainya.
Hanya ada teriakan seorang pria yang ikut menenggelamkan dirinya dan menarik gadis itu keluar.

'Aku terlampau bodoh. Maafkan aku ayah. Seandainya aku memiliki sedikit akal, mungkin aku tidak akan seperti ini.'

---

"AAH!"

Teriakan keras memenuhi ruangan.

Seorang gadis rupawan, terbangun di atas ranjang dengan keringat di sekujur tubuhnya, agaknya ia habis bermimpi buruk.

Ia menyeka rambut hitam panjangnya, sambil menatap pantulan cermin yang ada di depannya.
Ia tertegun setengah mati. Tubuhnya membeku. Namun demikian, keluar senyuman dari sudut kanan bibirnya.
'Aha, sepertinya tuhan menyayangi ku?'

Pintu dengan corak tionghoa khas china yang berada di ujung kamar, terbuka dengan suara yang memekakkan telinga.

Pandangan gadis itu teralihkan ke arah pintu yang didorong dengan keras.
Seorang dayang masuk ke dalam kamar.

"Putri? Ada apa?? Tadi hamba mendengar suara teriakan dikamar Anda." Gadis berkuncir dua dengan pita itu mendekati ranjang yang sedang diduduki oleh seorang 'putri' ujarnya.

'Meng Yu?'

Sosok putri itu tersenyum kecil. Setelah beberapa waktu ia mencerna keadaan, ia telah paham apa yang sedang dialaminya sekarang.

"Aku baik-baik saja. Sekarang tahun berapa?"

"Dua enam, yang mulia."

'Aku kembali ke umur ku yang ke-17 tahun ya?'

"Meng Yu, aku sudah berapa kali bilang pada mu untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk."

"A-ah, maafkan hamba." Dayang dengan nama Meng Yu itu bersujud.

"Tidak apa, lupakan. Bantu aku bersiap-siap."

Dayang itu tertegun tetap dalam posisinya. 'Bukankah di saat seperti ini, ia akan mengamuk?'

"Baik, yang mulia."

Gadis itu membersihkan dirinya dibantu oleh dayang itu.

'Izinkan aku memperkenalkan diri. Nama ku Xuelian yang bermakna 'Teratai salju'
Ibu ku menamai ku dengan nama itu agar aku menjadi gadis yang cantik dan terkabul-lah kemauan itu. Sayangnya kecantikan tak menjamin kepintaran.

Aku menjadi gadis bodoh yang suka menindas, bahkan seisi kediaman membenci diri ku, termasuk para dayang. Tapi aku tidak tau dengan dayang yang satu ini.

Diri ku tiada di umur 22 tahun. Aku kembali ke 5 tahun sebelum tragedi itu. Tragedi di mana aku membuktikan rasa cinta ku yang konyol untuk seorang pria yang sempat memberikan ku rasa kasih sayang. Maklum, aku begini karna ibu telah tiada dan aku kurang kasih sayang juga.'

Kembali SemulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang