Batu itu bahkan tidak terisi setengahnya.
"AH! BAGAIMANA BISA?"
Xuelian tertunduk lesu melihat batu mana itu."Kau alchemist tingkat 2."
"Tapi guru, aku kan sudah bisa membuat pil tingkat 4."
"Pengetahuan mu mengenai pil tidak banyak. Berlatihlah terus membuat pil. Menjadi alchemist tingkat tinggi tidak lah mudah."
"Kalau begitu, aku tidak akan segan memakai tanaman-tanaman milik mu, guru!"
"Bagus, bawa semua itu dan berlatihlah di kediaman Lian."
"Guru!"
"Kenapa? Apakah kurang?"
"Tidak, tapi aku ini sedang merampok guru!"
"Tidak bisa disebut sebagai merampok. Kau adalah murid ku."
Xuelian semakin jengkel dengan Zen Xi yang tidak bersikap apapun.
"Sudahlah. Cepat latih pedang mu. Walau kultivasi mu berada di tingkat 8 bumi, tapi masih jauh untuk mu mengendalikan diri dan aura, kau juga hanya alchemist tingkat 2, karena itu berlatihlah terus."
Xuelian berkacak pinggang dan menggerutu, "Guru, kau marah pada ku ya?"
"Tidak."
"Lalu kenapa kau berkata seperti itu?! Kau ingin membuat murid mu pesimis!"
"Tidak tuh."
"GURU!"
Zen Xi sedikit terkekeh. "Sudah lah, ayo cepat masuk ke cincin ruang ini."
Xuelian kembali berlatih seni pedangnya di atas sungai. Sementara Zen Xi memperhatikannya dari jauh seraya membaca buku.
"TANGAN MU KAKU," teriak Zen Xi.Xuelian berusaha memperbaikinya lagi.
"Potong batu besar di hadapan mu."
Xuelian menurutinya dan mencoba memotong batu itu dengan pedang pusaka miliknya yang diberikan Zen Xi.
"HIAT!"
Bukannya terbelah dua, malah pedang itu yg tertancap dibatunya.
Zen Xi tertawa kembali, kali ini sedikit keras suaranya.
"Guru, hari ini kau banyak meledekku ya!"
Zen Xi mendekati Xuelian yang tengah terduduk di tanah. "Beristirahatlah sejenak," ujarnya sambil menepuk pelan kepala Xuelian.
"Lihatlah dan perhatikan."
Zen Xi mengulurkan tangannya dan pedang yang tertancap di batu itu menghampirinya.
Zen Xi menggenggam pedang itu dengan erat lalu menggunakan ilmu meringankan tubuhnya dan terbang. Ia mengayunkan pedang itu dan membelah batu tersebut menjadi dua bagian.Xuelian sempat terpukau dengan caranya membelah batu itu. Zen Xi kembali, dan memberikan pedang itu kepada Xuelian.
"Nah, coba lah."Xuelian mencobanya kembali dan mencoba copy paste gerakan Zen Xi yang tadi. Ia mengayunkan pedangnya dan batu itu terbelah.
"GURU, LIHAT! AKU BISA."Zen Xi mengangguk. "Sekarang buat pil."
"Hah??"
"Kenapa?"
"Aku kan baru berhasil, apa tidak istirahat dulu?"
"Tidak. Ambil tungku naga api Yuan itu."
"Astaga guru!"
"Jangan membuat ku mengulangi perkataan ku."
Xuelian menurut dan mengeluarkan tungku api Yuannya di atas rumput. "Hm, sebentar, aku ingin membaca beberapa buku pil yang raja berikan kepada guru."
Xuelian mengeluarkan buku itu dan membaca sekilas beberapa mengenai pil-pil yang bagus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Semula
Historical FictionMemakai permata untuk berfoya-foya, menindas putri dengan martabat rendah, dan yang terakhir bunuh diri untuk seorang pria brengsek yang ia anggap kekasihnya. Di akhir ia meninggal dalam kondisi tragis. *** Itulah sosok Xuelian, putri dari perdana m...