{ 18 }

633 59 1
                                    

Seorang gadis cantik dengan balutan gaun pengantin yang membenang di tubuh mungilnya itu tengah menatap dirinya sendiri di pantulan kaca yang cukup besar. Gaun berwarna putih dengan sedikit hiasan-hiasan di bagian pinggul itu menambah kesan yang luar biasa. Terlihat sederhana namun berkesan anggun bagi nya, Elizabeth. Gadis itu kini tengah berdiri dengan pernyataan bahwa ia akan menikah. Hari ini, jam ini, dan di menit ini.

" Apa ini benar?"

Elizabeth membatin, isi hatinya seakan tak yakin jika keputusannya itu matang. Tak ada senyum dan raut bahagia di wajah bulat yang cantik itu. Ia sungguh tersiksa, memaksakan diri sendiri untuk mau menerima pernikahan yang sama sekali tak ia dasari dengan cinta. Bukan kah itu menyakitkan? Lalu melupakan pria yang benar-benar ia cintai.

" Sayang?"

Elizabeth menoleh, menatap pria gagah berusia tua dengan wajah tegas nan maskulin di belakang nya. Menatap ayah nya dengan senyum paksa. Tangan mungilnya terulur, menggapai tangan Hayden-ayah nya sembari tersenyum hambar.

" Dad, aku akan baik-baik saja, don't worry please..." Elizabeth tersenyum, mengatakan kalimat yang kini membuat Hayden tersenyum tipis. Ia merasa jika anak nya terpaksa menerima pernikahan ini. Ia takut jika putrinya tersiksa, tersakiti. Sungguh, ia takut.

" Kau akan baik-baik saja bukan? Maka dari itu, daddy mohon...

Hayden menggantung ucapan nya, mata nya memanas. Air mata itu kini kendur, pria gagah itu menunduk. Berusaha untuk tidak menatap manik mata putrinya.

" Jaga dirimu..." Hayden berbisik, suara nya serak dengan alunan yang menyedihkan. Tak ada raut wajahnya yang mengatakan bahwa ia tak akan pernah bahagia jika putrinya merasa tertekan.

Elizabeth tersenyum manis mendengar itu, betapa cinta dan sayang nya Hayden kepadanya. Pria yang kini menjadi ayah nya sungguh superhero yang ia banggakan. Ada secuil rasa kecewa untuk nya, namun ia pendam sedalam mungkin. Jangan sampai dunia tahu jika dia sedang bergairah untuk menyerah.

" Ya, tentu saja dad! Sstt... Sudah, jangan khawatirkan aku. Jaga moomy untuk ku, jangan membuat nya menangis. I trust you dad, i love you."

Elizabeth menangis kecil, tubuhnya melompat untuk memeluk tubuh hangat ayah nya. Di kecup kedua pipi Hayden dengan  air mata yang kini sudah membanjiri wajahnya. Tak jauh dari Hayden, di mana keadaan nya sama seperti putri nya, merasa keberatan untuk terpisah.

" I'm promise baby, i love you too." Hayden berbisik. Memeluk erat tubuh putrinya dengan hangat. Kini Elizabeth tahu, ia mengerti. Kenapa orang tua terkadang mengekang anak nya. Ia paham, mungkin ini memang jalan nya. Di tahun ini, mungkin ia akan memiliki prinsip hidup yang berbeda, bersama suami nya.

" Beri aku satu kebahagiaan untuk sementara, maka aku akan percaya jika ini memang takdir ku."

Mata Elizabeth terpejam.

• • •

Frendi tersenyum manis, menampakkan dimple nya yang manis. Membuat wanita-wanita cantik di sana berteriak histeris. Pengantin pria itu sangat gagah. Berdiri di altar dengan wajah yang teramat bahagia.

" Hohoho yang akan menjadi suami gadis cantik."

Salah satu teman pria Frendi berseru keras. Membuat ruang ramai itu beteriak riang. Frendi terkekeh, betapa bahagianya diri nya. Akan menjadi milik seorang gadis yang sudah lama ia cintai.

" Wow pengantin wanita sudah berada di hadapan! Ekhem, tapi mengapa di tutup kain seperti itu? Apa pengantin wanita ingin memberi kejutan?"

Cool Sadistic ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang