{ 9 }

877 83 2
                                    

Di sini lah Elizabeth berada. Terkurung selama tiga Minggu setengah. Karena kesalahan yang lalu, membuatnya terjebak dalam kamar bernuasa gelap ini. Dingin dan sedikit cahaya yang tambas.

Elizabeth mengerjapkan mata nya kecil. Menatap jendela kaca transparan di dekatnya. Ia dapat melihat hutan dari sini. Jika kalian berpikir mansion Garden dekat perkotaan itu salah, nyatanya pria itu membawa gadisnya ke mansion tua nya, dekat pegunungan hutan tentunya.

Gadis itu tersenyum kecut. Mata nya memanas, kemudian terisak. Kenapa sakit sekali untuk berbuat baik kepada pria itu? Kenapa? Padahal ia sudah percaya bahwa hati nya dapat memaafkan.

Elizabeth berdiri. Menempelkan tangan mungilnya di dinding kaca, melihat pepohonan yang terguncang angin kasar itu. Di mana pria itu? Kenapa tidak menjenguknya di kamar lembab ini?

Cklek....

Terkejut, Elizabeth menatap takut ke depan pintu terbuka itu. Ia berharap itu bukan lah hantu maupun zombie yang dapat memakannya tanpa di masak.

" Jangan menatapku seperti itu." Ketus seorang pria dengan nampan di tangan nya.

Bernafas lega, Elizabeth tersenyum kecil. Kemudian menunduk. Menatap baju lusuhnya. Ia tak mandi sore ini. Kamar ini gelap, ia takut.

" Makan lah, aku tahu kau lapar."

Elizabeth menggeleng pelan, ia memundurkan tubuhnya hingga memojok pada dinding yang dingin itu. Menghela nafas kasar, Garden duduk tepat di samping gadisnya. Berharap gadis itu luluh.

" Sayang, makan. Ku suapi."

Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dengan ragu ia mendongak, menatap pria gagah dengan pahatan wajah yang sempurna itu. Tampan tapi kenapa gila?

" Besok kau boleh keluar dari kamar ini, tapi tidak untuk keluar dari mansion. Aku akan berangkat hari ini juga."

Deg

Kenapa rasanya aneh sekali mendengar itu. Ia seharusnya bahagia mendengar bahwa Garden akan pergi meninggalkan nya. Tapi... Kenapa ini menyakitkan. Ini aneh.

" U...untuk apa?" Cicit Elizabeth sembari menutupi tubuhnya yang terekspos dengan selimut tebal.

Garden terkekeh. Masih menyuapi Elizabeth dengan sabar dan lembut. Ia tak akan bersikap kasar lagi dengan gadis nya. Karena ia tahu, keputusan sudah ada di tangan ayah nya.

" Ada hal penting sayang... Kau baik-baik di sini okay? Aku akan kembali jika sudah waktunya, akan kembali secepatnya untuk mu, my love...." Garden berbisik penuh arti, menaruh piring kaca yang sudah bersih tuntas tanpa makanan itu. Lalu merengkuh tubuh mungil gadis nya ini.

Membidikkan segala kalimat yang dapat menenangkan gadis nya. Ia tahu ini sulit, tapi ia mencoba untuk tidak mengekang kebebasan Elizabeth. Ia tak mau gadisnya stress karenanya.

Garden tersenyum kecil. Mencium lembut kening Elizabeth. Memberi kenyamanan kepada gadis bertubuh mungil itu.

" Apa lama...?"

Lagi dan lagi , Garden di buat tersenyum oleh Elizabeth. Kenapa tiba-tiba gadis itu menjadi cerewet? Menanyakan banyak hal untuk nya? Itu mustahil tapi... Garden senang mendengar suaranya.

" Tidak sayang, tidak akan lama."

Elizabeth tersenyum tipis. Is tersipu malu sekarang. Entahlah, tapi jantung nya sudah berdisko di dalam. Kupu-kupu nya juga sudah berterbangan.

" Apa ada masalah...?" Cicit Elizabeth membuat Garden seketika menengang. Tak tahu harus membalas apa.

  • • •

  Flasback on

" Kamu akan tetap menikah Dengan nya Garden!"

Pria itu mendengus kesal. Apa ayah nya ini sedang menjodohkan nya? Apa-apaan ini, ini tidak lucu. Andai ibu nya masih hidup, pasti hidup nya tak akan nyaris seperti ini.

" Aku sudah memiliki wanita pilihan ku ayah! Aku tidak akan menikah dengan gadis yang asal berantah nya bahkan tak ku ketahui!! Aku mencintai Elizabeth!! Gadis ku!"

Suara Garden meninggi, membuat ayah nya menatap nya tak percaya. Lalu sedetik kemudian tawa seringaian tampil di bibir sang ayah. Membuat pria bertubuh tinggi itu menggeram.

" Kau yang mencintai nya saja? Atau kalian berdua sama-sama mencintai huh? Lihat Garden, buka mata mu lebar-lebar. Gadis itu mentah-mentah menolak mu."

Garden menatap tajam pria tua di hadapan nya ini. Tangan nya mengepal kuat, pertanda ia benar-benar marah.

" ELIZABETH PASTI MENCINTAI KU!! BEGITU JUGA SEBALIKNYA!! Ingat ayah, kau tidak tahu apa-apa tentang ku dengan nya jadi cukup tutup mulutmu!"

Berseru keras kepada sang ayah, Garden membalikan tubuhnya. Melangkah pergi meninggalkan sang ayah yang tengah tersenyum miring. Hati nya telah merencanakan sesuatu, bekerjasama dengan otak liciknya.

Cool Sadistic ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang