Lima

6.5K 1.3K 141
                                    

Lisa POV

"Lili ayo!"

Aku menghela nafas ketika melihat Nini yang penuh semangatnya mengajakku untuk mandi bersama-sama di perairan sungai.

Omong-omong, ini masih pagi-pagi sekali.

Nini mengatakan padaku bahwa sungai itu adalah satu-satunya aliran air yang bersih dan jernih di dalam hutan ini. Pantas saja waktu itu aku tak menemukan adanya sungai-sungai yang lain sebab letaknya yang memang hanya bertempat di sana, seperti kolam kecil yang tidak mengalir lagi kemana-mana.

Beruntung tadi malam aku juga dapat tertidur dengan pulas. Tanpa ada merasa terusik atau khawatir sedikitpun sebab Nini sepanjang malam terus memeluk tubuhku. Kami berdua sudah sangat akrab sekarang.

'Bruusshh!'

Aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku di saat melihat Nini tanpa rasa takutnya, dia menceburkan dirinya langsung ke dalam sungai dengan keadaan telanjang.

Ya Tuhan.. anak itu sungguh kuat imun tubuhnya.

Kedua kakiku kemudian melangkah untuk mendekati pinggiran sungai. Aku seketika meringis ngilu sewaktu telapak kakiku menyentuh genangan-genangan air yang ada di pinggirannya.

Ini sangat dingin, astaga. Bagaimana mana bisa sedangkan si Tarzan itu malah langsung menceburkan dirinya tanpa aba-aba.

Bebatuan besar disekitarnya pun terasa benar-benar dingin ketika aku menyentuhnya.

Aku lalu memutuskan untuk melepas jas ku, hanya menyisakan kemeja dan celana panjang. Aku menggulung ujung lengan kemeja, selanjutnya aku memilih untuk duduk di salah satu batu besar yang ada di sana.

Nini tertawa melihatku yang tengah kedinginan.

"Kamu juga harus berhati-hati Nini, air sungai ini sangat dingin, kamu bisa saja sakit jika terlalu lama berendam seperti itu." Ucapku.

"Benarkah? Lili pasti bohong."

"Aku tidak bohong, terserah kamu mau percaya atau tidak, tetapi aku tidak akan menolong mu jika kamu tiba-tiba tenggelam."

Saat itu juga giliran aku yang tertawa melihat bagaimana paniknya dia. Lekas-lekas dia berenang menuju ke arahku. Kedua tangan dan kakinya sudah sangat lihai dalam melakukan itu.

Nini langsung saja menggapai kakiku yang menjuntai dan berpegangan menggunakan kedua tangannya di sana. Sebenarnya aku tidak merasa keberatan sama sekali tetapi—dia masih bertelanjang bulat saat ini.

Aku tidak mesum ya, aku hanya..

"Lili."

"Hm?"

"Lili tidak mandi?"

"Sebentar lagi, aku masih ingin menikmati udara di sini."

"Udara itu apa Lili?" Kepalanya lalu sedikit miring sambil menatapku dengan tatapan bertanya.

Aku tersenyum, kemudian aku membalas.

"Udara itu campuran dari berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Dia memenuhi ruang di atas bumi seperti yang kita hirup apabila kita sedang bernafas."

"...."

"Kamu masih bingung ya?"

"Iya, Nini tidak mengerti Lili." Dia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jadi singkatnya seperti ini, Nini tahu rasa dingin, kan?"

"Yaaa! Nini tahu ituu!"

"Nah, itu adalah salah satu sifat dari udara. Mereka bermacam-macam. Ada udara dingin, udara hangat, udara tropis, juga ada udara panas, dan lain-lain."

DEKLINASI - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang