Author POV
Di dalam sebuah hutan Kalimantan yang letaknya paling terpelosok. Berhawa sejuk dan penuh kesunyian. Hampir sejauh mana mata bisa memandang, di sekelilingnya hanyalah diselimuti oleh pepohonan rindang.
Udaranya masih terasa begitu sejuk, suara-suara binatang kecil terus berbunyi saling bersahutan.
Dan, di pedalaman pulau inilah Lisa sedang tersesat.
Perutnya sesekali berbunyi karena merasa lapar. Dengan langkah lelah, Lisa tetap berusaha berjalan. Mencari suara aliran sungai yang kian nyaring dalam indera pendengarannya.
Rambut panjang Lisa terurai kusut tak karuan. Kulit wajahnya berwarna kecoklatan. Sudah lebih dua hari, ia terus-menerus menapaki rimbunnya hutan yang saat ini tengah menelannya.
Perempuan itu sesekali linglung serta bingung, Lisa menyerah tentang rasa khawatirnya.
Saat ini, Lisa hanya membutuhkan air.
Tenggorokan Lisa terasa kian tercekat. Suara minta tolongnya sudah tak bisa lagi terdengar. Serak, kerongkongan Lisa benar-benar sedang membutuhkan air barang seteguk saja.
Berpakaian sepasang jas abu-abu yang sudah lusuh. Lisa tak ada berniat akan melepaskan pakaiannya meskipun jas itu sudah dua kali basah kuyup terkena lebatnya hujan.
Kain-kain itu terasa semakin kering ditubuhnya. Tetapi tidak apa-apa, dari pada ia terseok tanpa busana.
Sambil terus berusaha mengambil pernafasan, Lisa berjalan dengan lunglai. Kantung mata Lisa total menghitam. Tak ada apapun lagi hal yang ia pikirkan selain hanya air, air, dan air.
Lisa ingin meminum air.
Setelah dua hari yang lalu Lisa terus berteriak meminta tolong. Tak ada sedetikpun ia tertidur, demi bisa menemukan jalanan aspal barang setapak saja.
Kemarin, semangat Lisa masih begitu menggebu-gebu agar ia bisa kembali ke lokasi syuting, atau setidaknya bertemu satu dua orang di sana. Namun, kini usai. Lisa sudah memasrahkan dirinya.
Tubuhnya serasa akan remuk. Lisa bersumpah, tersesat adalah hal yang paling menyiksa yang pernah ia temui seumur hidupnya.
Setelah beberapa menit berjalan, Lisa akhirnya mendengar suara aliran sungai yang begitu deras, matanya lantas terbelalak.
Tepat di dalam pandangannya, terpampang jelas sebuah air terjun beserta sungai jernih di sana. Lekas-lekas Lisa berlari. Menceburkan diri ke dalam sungai sekaligus meminum airnya.
Seperti manusia yang baru pertama kali bertemu dengan air. Lisa kegirangan. Ia membasuh muka dan mencuci jasnya. Lisa membersihkan diri dengan rasa tenang.
Akhirnya, setelah dua hari penantian, Lisa dapat percaya kembali bahwa ia masih mampu untuk bertahan hidup sampai beberapa hari ke depan asal air ini tetap ada.
Karena setidaknya, jika ia tidak bisa makan, Lisa masih bisa minum.
••••••
Lisa POVSelesai membersihkan diri, aku menjemur jasku yang basah di bebatuan besar. Hanya menyisakan celana panjang dan atasan kemeja yang aku pakai.
Tubuhku sangat kelelahan. Aku lalu memilih untuk duduk di pinggiran sungai.
Tak ada benda apapun yang aku bawa. Sebab dari awal, aku meninggalkan semuanya di dalam mobil.
Mobil itu terparkir entah di mana.
Dua hari yang lalu ketika aku pulang dari lokasi syuting, mobilku tiba-tiba terhenti di tengah jalan dan ternyata aku kehabisan bahan bakar.
Saat itu juga aku tak berpikir panjang untuk menelpon tim syuting, meminta bantuan kepada mereka, namun aku justru dengan bodohnya malah keluar dari mobil berniat untuk mencari orang terdekat di sekitar sana yang bisa aku mintakan tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKLINASI - JENLISA ✔
Fanfiction❝ Kegiatan syuting mengharuskan Lisa menjelajah ke dalam pelosok hutan. Namun sayang, Lisa malah berakhir tak menemukan jalan pulang. ❞