Selena menatap kosong pada puluhan butir obat yang berserakan di depannya saat ini. Lima botol soju ia biarkan tergeletak begitu saja membasahi karpet bulu berwarna hijau tua miliknya. Ia menangis kemudian, sesak itu menusuk relung hatinya lagi dan lagi. Seberapa keras ia berusaha pada akhirnya ia masih berpusat pada rasa kemanusiaan.
Bagaimanapun nasib hidupnya yang akan hancur karena ini, namun segumpal darah yang ada pada dirinya tidaklah bersalah. Ia hanya buah dari ketidakbecusan Selena dalam menjaga dirinya sendiri sebagai seorang gadis.
Kalaupun ia harus mengakhiri semuanya, ia juga harus ikut mati bersama anak yang ia kandung. Ia tetap tidak bisa berpikir untuk meninggalkan darahnya sendirian dalam kematian. Tapi untuk melangkah sejauh itu, ia juga tidak bisa. Ia merasa dirinya tidak pantas berpaling atas akibat yang ditimbulkan dari kelalaiannya sebagai manusia. Apalagi anak ini juga tidak berkeinginan untuk hidup dengan ancaman mati oleh ibu kandungnya sendiri.
Seberapa keras Selena berusaha untuk bersikap tidak peduli, pada akhirnya akan menyesal karena pikirannya untuk membunuh darah dagingnya sendiri. Meskipun usia kandungannya baru memasuki tujuh minggu, ia dapat merasakan bahwa anak ini tetap ingin hidup dan lahir meskipun hanya untuk dirinya sendiri.
Sejauh ini, tidak ada yang mengetahui perihal kehamilannya dan siapa ayah dari anak yang ia kandung. Ia hanya akan memendamnya sendiri dan pergi meninggalkan Seoul jikalau ia tidak bisa untuk terbang ke luar negeri.
"Kalau orang-orang Sfactor dan lingkup pertemanan Kak Haechan sampai tau, ini akan bahaya untuk bayinya kan?"
Selena kembali berpikir, bagaimana caranya agar ia bisa menyembunyikan fakta ini kepada semua orang? Apalagi berita mengenai pertunangan Lee Haechan dan Cheon Yerin berhasil menyebar ke seluruh Korea. Ia tidak ingin dicap sebagai perusak kebahagiaan orang lain di keadaan seperti ini. Toh, mau bagaimanapun nanti Lee Haechan juga tetap akan memiliki anak, dan ia hanya perlu menutup rapat bahwa anak yang akan ia lahirkan adalah anak laki-laki itu.
"Apa perlu aku bilang ke Kak Hana aja?" Ia bermonolog lagi.
Jujur saja ia merasa tidak aman meskipun sejak kepulangannya dari rumah sakit tidak ada tanda-tanda bahwa orang-orang Sfactor mengawasi gerak gerikanya. Seperti yang Shin Hana katakan, apartemen ini dijaga ketat oleh orang-orang perusahaan gadis itu karena termasuk apartemen di pusat pengembangan kota Seoul.
"Aku harus ke dokter untuk cek secara rutin, kalau aku pergi sendirian akan bahaya kan?"
"Atau aku minta dokternya yang ke sini?"
"Apa aku perlu cari tempat tinggal lain? Tapi Kak Jeno pasti nggak akan langsung setuju."
Perihal laki-laki itu, Selena sangat tahu bahwa Lee Jeno adalah laki-laki yang sibuk apalagi ketika dirinya diliburkan untuk beberapa hari karena masih masa pemulihan dan keadaan di LJ juga sedang tidak baik. Mengingat pesta yang diadakan oleh tiga perusahaan besar itu berakhir dengan dirinya yang terluka begitu pula dengan sekretaris Sfactor.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
FanfictionMereka berdua dipertemukan oleh luka, dipisahkan dengan luka. Bertemu kembali masih dengan luka yang sama.