"Serem anjing!'
Shin Hana melihat Na Jaemin menggerutu di seberang sana. Laki-laki itu sedari tadi asik mendengarkan Hwang Hyunjin bercerita fiksi mengenai kisah tragis Shin Hana dengan dirinya. Na Jaemin bahkan sampai berkali-kalai mengetukkan kepalan tangannya ke atas meja dan berharap cerita mengerikan Hwang Hyunjin itu tidak benar terjadi.
"Ya makanya gue bilang, gue rasa nih Shin Hana emang harus jadi prioritas lo buat masalah ini. Gue tahu ya bapaknya dia juga ga akan tinggal diam, tapi masalahnya nih kita nggak tahu yang diincer tuh siapa dulu."
"mulai dengan lo ganti kaca nih gedung deh, minimal TechNa lah yang gantiin."
"Kalau keberatan nggak papa Na. Dahlah mati mah ya mati aja."
"Mulut lo tuh kaya ga pernah les kumon" Na Jaemin tiba-tiba bangkit dan menunjuk Shin Hana dengan ekspresi marah. Marah ala Na Jaemin. "Lo ngomong kaya gitu lagi, gue marah ampe tahun depan."
"Ya kamu aja mikirnya lama banget. Udahlah nanti aku pesen dari luar aja. Nanti aku bilang ke Papa. Waktu itu aku juga nggak kepikiran sih, ya karena aku mikirnya akan hidup damai aja. Ternyata masih harus ngeributin hal yang sama dari delapan tahun lalu."
"Jujur ya Na, aku pengen kaya kita tuh nggak usah deh ikut campur. Kita juga ngga kebagian saham, ga kebagian duit. Kenapa sih?"
Hwang Hyunjin yang tengah duduk dengan menyangga siku itu hanya memperhatikan dengan tenang. Pasangan ini memang sebentar akur sebentar lagi perang dunia.
"Biarin aja Haechan mau kaya gimana,"
"Kamu boleh berhenti kalau kamu mau. Aku nggak pernah mau kamu ada di situasi yang sama kaya gini." ujar Na Jaemin. "Dari awal, dulu seharusnya aku nggak pernah ajak kamu."
"Kamu nggak ngajak aku. Aku ikut karena kamu ikut."
"Kamu harusnya nggak ikut. Kehidupan anggota N udah ditentukan, kita harus kaya gimana dari awal sampai akhir. Geng itu bubar, tapi kita nggak. Kamu pikir itu hanya geng remaja sok-sokan biar keliatan jago aja? Nggak, banyak banget hal yang kita pikirin di dalamnya."
"Kamu tanya Hyunjin deh. Sekalipun dia udah keliatan tobat, tanya aja S masih sering eksekusi orang atau ngga."
Yang disebut menoleh pelan dengan mata melotot, bola matanya mungkin akan terjatuh dari wadahnya.
"Gue nggak akan jawab Han," Hwang Hyunjin bersuara, "Ngaco nih anak emang."
Shin Hana menghela napas. Ia bahkan tidak bisa membujuk Na Jaemin, kehidupan laki-laki itu sudah terlalu jauh ke arah kegelapan / Hm sebutan yang agak aneh tapi memang itu yang ia rasakan.\
"Terserah kamu Na. Aku emang sadar nggak akan bisa bujuk kamu dari awal."
"Kamu selalu bahas masalah yang sama dan kamu tahu jawaban aku akan kaya gimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
FanfictionMereka berdua dipertemukan oleh luka, dipisahkan dengan luka. Bertemu kembali masih dengan luka yang sama.