Suara itu menggaung, mencipta keheningan yang cukup lama di ruangan yang terdapat tiga orang dewasa di dalamnya ini. Bibirnya seakan tidak mampu mengucapkan satu kata pun setelah mendengar ucapan sang dokter yang terdengar halus memasuki rungunya.
Tangannya menggapai tangan wanita yang juga tengah menatapnya dengan pendar kekhawatiran yang tercetak jelas di sana. Wanita itu mengigit bibir bawahnya, merasa sangat takut dengan reaksi yang akan diberikan oleh laki-laki inni.
"Anak siapa?" tanyanya setelah dokter pergi meninggalkan ruangan.
Hanya dua kata, tapi ia bisa merasakan kemarahan yang amat sanagt di sana. Ia sangat tahu bahwa ini benar-benar sebuah kabar buruk.
Tangannya meremat selimut yang menutupi separuh tubuhnya, ia mengedarkan pandangannya. Hatinya terasa tidak nyaman ketika hal yang telah berusaha ia sembunyikan setengah mati berhasil diketahui oleh orang lain. Jika saja, jika saja ia tidak terpancing emosinya karena Lee Haechan, ia pasti tidak akan ada di keadaan ini sekarang.
"Anak siapa, Selena?!"
Hatinya mencelos, ia tidak bisa menjawab bibirnya bergetar untuk sekadar mengucapkan satu kata.
"Haechan?"
Satu nama itu berhasil keluar dari bibir Lee Jeno. Selena tidak menanggapi dan hanya terdiam seakan ia tidak bisa lagi untuk berbicara. Laki-laki itu teramat frustasi sekarang. Bagaimana hal ini bisa terjadi di saat yang sulit seperti ini?
"Aku seharusnya nggak nanya soal anak siapa itu karena jawabannya udah pasti dia." Lee Jeno melanjutkan. "Kalau aku nggak cepet dateng tadi, kamu mau gimana lagi?'
Selena hanya diam, sesaat setelah ia tak sadarkan diri sepertinya Lee Haechan berusaha membawanya untuk pergi. Akan tetapi, sebelum laki-laki itu berhasil membawanya, Lee Jeno tidak lupa bahwa pertemuan keduanya adalah di kediaman laki-laki itu sehingga kendali keamanan sepenuhnya berada di tangan Jeno.
"Aku akan urus sendirian, aku mohon jangan kasih tau siapapun." ujar Selena.
"Kamu nggak pernah menganggap aku ada?" Tanya Jeno di tengah kekhawatirkan yang menutupi isi kepala Selena. "Mau anak siapapun itu, kalau kamu nggak bisa hadapin semuanya sendirian aku selalu bilang buat libatkan aku di dalamnya, Selena. Aku nggak akan marah hanya karena kamu hamil. Aku marah kalau kamu nggak mau minta bantuan."
"Kak Jeno harus cari orang lain, jangan aku."
"Buat apa?"
"Kak Jeno punya masa depan yang lebih baik, aku nggak mau lagi ganggu kak Jeno. Please kali ini kak jeno jangan hanya memberatkan aku."
"Kamu kecewa karena aku bukan Haechan?"
"Kak-"
"I'll tell him, then."
"Kak Jeno!"
Selena berdiri, memeluk Lee Jeno dari belakang. Laki-laki ini benar-benar memiliki tempramen yang sama dengan Haechan, ia juga bingung harus menanggapi bagaimana. Semuanya sudah sangat rumit sekarang. Jika saja, ia bisa sedikit lebih lama untuk bertahan hingga ia pergi dari Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ON
FanfictionMereka berdua dipertemukan oleh luka, dipisahkan dengan luka. Bertemu kembali masih dengan luka yang sama.