13

624 71 35
                                    

Hanya ada keheningan setelah sesaat matanya menatap sosok yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya ada keheningan setelah sesaat matanya menatap sosok yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Ia bisa tahu hanya dengan menatap bahu lebar yang ada di depannya, aura mencekam sudah mengelili tempat ia duduk bersamaan dengan beberapa laki-laki berpakaian serba hitam berdiri di belakang laki-laki itu.

Selena terdiam sesaat, sebelum pengawal Mo mengusap tangannya pelan tanda bahwa semua akan baik-baik saja, meskipun pria paruh baya itu pun sedikit tidak yakin.

"Aku kasih kamu kebebasan Selena, tapi kamu bahkan berani pergi tanpa aku tahu. Kamu lupa kalau nggak akan ada yang bisa buat kamu menghindar dari aku. Siapapun itu."

Lee Haechan mendekat,  jika saja ia tidak ingin menodai pandangan wanita di depannya yang menatapnya dengan tatapan ketakutan itu, ia pasti sudah menghabisi orang-orang yang berani mengatensikan matanya pada paras menawan Selena yang disinari temaram lampu kota.

"Kalian bisa pergi," ujar Lee Haechan pada beberapa anak buah yang mengikutinya di belakang. "Kecuali bawahan pengawal Mo."

Selena masih terdiam menatap sosok yang sudah berdiri dekat di depannya. Perlahan, amat perlahan, ia menjangkau perutnya yang tiba-tiba mengalirkan rasa mual ketika mencium aroma parfum yang menguar dari tubuh laki-laki itu. 

"kheuk..." ia menahannya, mengubah mual itu menjadi batuk yang tertahan diantara napasnya yang memburu. 

Ia tidak bisa mengatakan bahwa dia sakit, tapi ia juga tidak bisa mengatakan bahwa ia mual hanya karena mencium bau parfum yang menguar dari tubuh Lee Haechan. Kedua alasan itu sangat berisiko, Lee Haechan tentu saja tidak akan membiarkannya sakit dengan tidak membawanya ke dokter sedangkan laki-laki itu juga tidak mungkin merasa aneh dengan alasan kedua yang Selena pilih.

"Jangan mendekat..." Selena kemudian berdiri dengan tergesa. Kakinya hampir menyandung kursi yang sebelumnya ia duduki. "Aku masih marah sama kakak."

"Selena..."

"Kamu bisa ngertiin aku kan? jangan coba buat paksa aku-" Sial, siapapun tolong Selena ia hampir mati karena menahan mual. Ini bukan lagi morning sick, ia tidak mengerti mengenai respon tubuhnya sendiri. 

"Kamu sakit?"

Selena lantas menggeleng, telapak tangannya menutup mulutnya sendiri. Lee haechan bisakah dia menyingkir dari sini? Bau parfum miliknya benar-benar terasa menusuk hingga ke tenggorokannya.

"Aku nggak suka parfum kamu, bisa agak jauhan?"

"Kamu sakit, Selena muka kamu pucet."

Selena bahkan lupa untuk sesaat jika ia bisa saja berpenampilan kacau seperti saat tadi pagi dan ini di depan Lee haechan. Entah bagaimana caranya ia harus segera pergi dari sini sebelum ia membongkar rahasianya sendiri.

"Jangan sentuh!" bentak Selena, seraya mengangkat tangannya ketika Lee Haechan mencoba meraih lengannya. 

Seluruh orang-orang Sfactor tidak ada yang berani mendekat karena tidak ada izin atas itu. 

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang