02

1.2K 167 66
                                    

Perlahan, cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela kaca dengan gorden putih tipis yang melambai karena tertiup angin pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan, cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela kaca dengan gorden putih tipis yang melambai karena tertiup angin pagi. Tidurnya perlahan terganggu, kesadarannya berangsur terjaga. Ia mengerjap sejenak sebelum matanya menatap lama langit-langit kamar. Ia terdiam dan akhirnya tersadar akan satu hal.

Ini bukan kamar pribadi di apartemen miliknya.

Ia bergegas bangkit dan terduduk di ranjang. Menatap sekeliling hingga akhirnya netra hazel itu mendapati blouse miliknya tergeletak begitu saja di lantai. Ia reflek menatap tubuhnya sendiri. 

Sial!

Selena apa yang kamu lakukan di ranjang orang lain dengan posisi tanpa pakaian?

Gadis itu dengan segera memungkut blouse biru tuanya. Ia harus pergi dari sini dengan segera sebelum orang lain melihatnya seperti seorang jalang yang telah tidur dengan pria hidung belang.

Selena meringis, saat pusat tubuhnya terasa sakit luar biasa sekarang. Ia memandang horor ke arah ranjang ukuran king size itu, ada bercak merah di sana. Tubuhnya melemas takala matanya menelusuri seluruh penjuru ruangan dan mendapati satu foto terpampang jelas di sudut ruangan.

Ini kediaman Min. Dan sepertinya ia baru saja menyerahkan dirinya pada Lee Haechan tadi malam.

Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Hampir menangis ia masuk menelusuri walk in closet, mengambil salah satu bathrobe dan berjalan menuju wastafel. Ia memandangi pantulan dirinya di kaca. Terlihat jelas bercak merah pada tulang selangka di kanan dan kiri. Selena menyentuhnya perlahan. Ia telah gagal meninggalkan laki-laki itu.

"Aku harus gimana?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia ingat sekarang, kejadian di ruang meeting, menghantarkannya pada kejadian malam tadi. Lee Haechan dengan tatapan matanya itu berhasil membuat Selena lupa akan janjinya pada diri sendiri untuk tidak lagi kembali pada laki-laki itu. 

Ia meremat pelan dadanya sendiri, sebelum akhirnya terisak lirih. Sial, bagaimana caranya ia kabur untuk saat ini?

Haechan sepertinya sudah tahu bahwa ia dan Lee Jeno tidaklah menjalin sebuah pernikahan. Pernikahan itu hanya sebuah karangan tak terduga dari Lee Jeno dan Selena yang tidak tahu harus berbuat apa untuk menghindari Lee Haechan saat itu.

"Bagaimana bisa aku sampai ke sini?" tanyanya lagi.

Ia dengan langkah kaki yang terasa sulit kemudian meraih ponselnya yang berada di dalam tas miliknya. Ia menutup mulutnya sendiri saat puluhan panggilan tak terjawab dan puluhan pesan singkat Lee Jeno memenuhi notifikasi ponselnya. Dengan tangan gemetar ia menekan tombol dial. Berusaha menghubungi laki-laki itu untuk segera membawanya pergi dari sini.

"Kak," lirih Selena sesaat setelah panggilan tersambung.

"Kamu di mana Selena, kemarin kamu bilang akan pulang lebih dulu, kamu di mana?!"

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang