8/8

617 148 240
                                    

6. 10 AM

Hari ini adalah hari kedua Jerrian tidak sekolah setelah insiden terbongkarnya identitas Juan. Saat ini, Jerrian sedang tiduran di teras rumah. Menatap jalan dan melihat orang berlalu-lalang yang sesekali menyapanya. Atau justru memberikan makanan untuknya. Sebab ibunya tidak kunjung keluar dari kamar sekarang. Mungkin masih tidur karena telah berjaga semalaman.

Angin berhembus kencang. Menerpa wajah Jerrian. Hingga membuatnya langsung memejamkan mata. Mengantuk tiba-tiba. Meskipun sebenarnya menahan lapar juga.

"Rian..."

Jerrian tersenyum di dalam tidurnya. Sebab dia bermimpi bertemu ayahnya. Kepalanya bahkan diusap pelan dan itu terasa begitu nyata.

"Rian, bangun. Di mana Mama?"

Jerrian langsung membuka mata dan mendapati Juan yang sudah berada di depannya. Dengan penampilan rapi dan memakai jas. Persis seperti tampailan orang-orang kaya di film yang sering Surandar putar.

"Papa? Maksudku, Om Juan. Ada apa datang kemari? Om mau membuat Mama sedih lagi?"

Jerrian sudah bangun dari acara rebahan. Kemudian berdiri dan berkacak pinggang di tempat. Menatap Juan garang. Sebab dia sudah mengerti semuanya. Jika Juan adalah orang jahat karena telah berpura-pura menjadi ayahnya selama berebulan-bulan.

Belum juga Juan membuka suara, tiba-tiba saja Joanna datang. Dia tampak berantakan karena tidak mandi sejak dua hari yang lalu. Sebab masih sedih karena insiden itu.

Tanpa pikir panjang, Juan langsung melepas sepatunya. Lalu bersimpuh di depan Joanna. Meminta maaf dan memohon ampunan. Serta, mengatakan jika dia telah tulus menyukainya dan akan bertanggungjawab akan si anak yang sedang dikandung sekarang.

Namun Joanna justru menolak niat Juan. Sebab dia masih mencintai suaminya. Cukup dengan anak ini saja. Karena dia tidak ingin semakin membuat suaminya terluka jika suatu saat nanti datang.

Ya. Joanna masih menganggap Jeffrey ada selagi jasadnya belum ditemukan. Selagi dia tidak melihat jasad suaminya dengan mata kepala.

Juan jelas kecewa. Karena Joanna benar-benar menolak dirinya bahkan ketika dalam posisi sedang mengandung anaknya. Membuatnya langsung mengeluarkan jurus andalan yang sudah disiapkan dengan matang.

"Ini Papa, Ma!!!"

Pekik Jerrian ketika menatap video di ponsel Juan. Di sana ada video Jeffrey yang sedang terbaring koma. Dia tampak kurus dan pucat. Tidak seperti Juan yang bertubuh gempal dan bugar. Serta---di punggungnya ada tahi lalat berbentuk awan.

Membuat Juan benar-benar was-was dan sempat berpikir untuk membunuhnya saja. Namun segera diurungkan setelah Rosaline menyarankan untuk melakukan tes DNA dengannya. Sebab curiga jika mereka saudara.

Reaksi Joanna? Tentu saja menangis. Dia senang ketika melihat suaminya lagi. Apalagi dia masih hidup meskipun masih tidak sadarkan diri.

"Dia koma. Dia diselamatkan kapal kecil yang membawa keluarga kenalanku berlibur di pulau sebrang. Sepertinya dia terdampar di sana selama berbulan-bulan. Kemudian ditemukan pada lima hari sebelum aku bertemu kalian. Dia dirawat kenalanku karena mengira jika dia adalah aku. Setelah menjalani tes DNA dan bertanya pada orang tuaku---"

Ucapan Juan terjeda. Saat ini dia menarik nafas panjang sebelum akhirnya bersuara. Karena fakta ini juga berat diterima olehnya.

"Kita saudara. Orang tuaku melakukan program bayi tabung ketika menghadirkanku. Mereka juga menyewa ibu pengganti untuk melahirkan dan menyusuiku selama dua tahun. Namun terlambat aku tahu, wanita itu ternyata mengandung anak Papaku sebelum pergi dari rumahku. Dan ya---tidak heran kalau kita mirip seperti itu. Jeffrey, suamimu. Dia adikku."

HE'S GONE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang