˚ ₊ sembilan ˚ ₊

647 120 102
                                    

Chapter 9: "Museum Dinosaurus"━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 9: "Museum Dinosaurus"
━━━━━━━━━━ × ━━━━━━━━━━

"Tambahan lima poin untuk kalian."

Helaan napas lega terdengar. Yeona dan Jungwon baru saja melakukan hukuman membersihkan kelas usai pembelajaran sekolah berakhir. Kelas telah bersih. Keduanya setuju untuk membagi tugas. Jungwon bagian menyapu, sedangkan Yeona yang mengepel lantai.

Kini lantai kelas masih agak basah. Wangi pengharum lantai menyeruak. Alat kebersihan telah diletakkan di tempatnya. Keduanya berdiri di koridor kelas. Siyeon baru saja menyematkan tanda tangan di buku hukuman.

"Sekarang kalian boleh pulang." Siyeon menyerahkan buku hukuman kepada keduanya.

"Sampai jumpa besok, Bu," pamit Jungwon sambil menyunggingkan senyum khasnya. Keduanya membungkuk hormat, lantas pergi menuju parkiran.

Guru BK itu balas membungkuk hormat. Ia memandang punggung dua muridnya yang semakin jauh. Matanya terpaku pada Yeona.

Siyeon mengingat bagaimana semula Yeona bermusuhan dengan Jungwon, dan sekarang tampak lebih bersahabat meski sering memberi tatapan galak pada lelaki itu.

Siyeon mendecakkan lidahnya dan menggeleng-gelengkan kepala. Ia bergumam. "Masih belum sadar juga rupanya."

.
.
.

"Pulang sama siapa?" tanya Jungwon.

Yeona mengernyit heran. Tidak menyangka Jungwon bakal menanyakan hal random semacam itu.

"Sama setan." jawab Yeona. Setan yang dimaksud gadis itu adalah kakaknya.

Jungwon tertawa. "Rupanya itu ras asli lo."

"Brengsek," umpat Yeona, "kelakuan lo juga sebelas-dua belas sama setan yang asli!"

"Keren dong. Kita bakal jadi duo yang tak terkalahkan. Duo Setan." celetuk Jungwon. Tampak bangga atas ucapannya.

Yeona menukas sebal. "Lo aja yang jadi setannya. Gue gak ikutan."

"Gak asik kalo sendiri. Mending berdua." balas Jungwon.

Yeona merotasikan matanya. Kemudian matanya memandang Sukjoo dan gerombolannya yang saling bercanda. Lelaki bertindik itu menyadari kehadiran Yeona dan Jungwon. Ia membalas tatapan gadis itu sambil tersenyum miring, nyaris menyeringai.

Seketika firasat Yeona memburuk. Rasanya sesuatu yang buruk akan terjadi, tetapi ia tak tahu apa itu.

Pandangannya tertutupi oleh sebuah telapak tangan. Yeona menoleh ke arah pemilik telapak tangan itu. Jungwon.

"Jangan diliatin, bikin emosi aja." dengusnya. Alis Jungwon berkerut marah. Ada semacam nada tidak suka dalam suaranya.

Untuk pertama kalinya, Yeona setuju atas ucapan Jungwon.

Perfect 505 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang