01. Lucky Unlucky

369 44 4
                                    

“Woy Bintang! Cewek lo berantem di kantin fakultas!”

Bintang yang sedang asik bergelut dalam mimpi langsung terbangun. Mengusap kedua matanya, menguap, lalu bangkit dari tempat duduk. Niat tidur selagi nunggu mata kuliah selanjutnya, malah diganggu.

Dengan langkah pelan namun pasti Bintang berjalan ke tkp yang disebut temannya tadi, kantin fakultas. Benar aja, baru masuk area kantin, bisa terlihat ada segerombolan orang melingkar di tengah-tengah kantin. Ada yang melerai, merekam, ada juga yang malah taruhan.

“Gue pegang Rachel,”

“Gue pegang Juli,”

Begitu kira-kira sekelebat suara orang-orang yang taruhan. Bukan sekali dua kali kejadian kayak gini kerap terjadi, selalu Bintang yang dipanggil.

Bintang mengambil napas panjang sambil memejamkan mata. “JULI!!” teriaknya kencang. Orang-orang yang menonton pertengkaran segera minggir satu persatu, mempersilahkan Bintang masuk menemui Juli, nama yang ia panggil tadi.

Juli menoleh masih dengan tangan yang berada pada rambut Rachel. Begitu juga kedua tangan Rachel yang masih di kepala Juli. Ternyata sedang terjadi jambak-jambakkan sejak tadi.

“Lepas gak lo!” titah Rachel membuat Juli kembali menaruh atensi padanya. “Lo yang lepas duluan anjing!” Juli gak mau kalah.

Bukannya langsung melerai, atau seenggaknya menarik Juli menjauh, Bintang malah melipat tangannya di depan dada. Menonton pertengkaran yang kembali dilanjut oleh dua perempuan itu.

“Eh lo cowoknya Juli, kan? Pisahin ege itu,” salah seorang laki-laki mendorongnya pelan.

Bintang berdecak, ia segera mengambil langkah untuk menarik tangan Juli menjauh dari Rachel. Namun yang terjadi adalah Bintang yang kena.

“Jul, buset sakit- Jul udah, woy Juli!” Bintang akhirnya berhasil memegang kedua pergelangan tangan Juli membuat perempuan itu berhenti dengan napas terengah.

Rachel sendiri juga telah ditarik menjauh oleh temannya. Perlahan, orang-orang yang menonton tadi mulai pergi. Meninggalkan Juli yang sebentar lagi akan kena ceramah Bintang.

“Lo tuh yaㅡ” belum mulai ceramah, Juli mengangkat sebelah tangannya membuat Bintang menghentikan ucapannya barusan.

“Simpen ceramah lo, gue mau balik!” Juli menghempas tangan Bintang dan langsung berbalik untuk pergi saat itu juga. Mengabaikan rambutnya yang sekarang telah acak-acakkan akibat pertengkaran dengan Rachel tadi.

Bintang menatap punggung Juli lalu menghela napas. Tanpa menahan perempuan itu pergi, Bintang memutuskan untuk kembali ke kelas sebelum dosen datang.

***

“Pagi amat lo baliknya Kak,” itu celetukan adik Juli begitu melihat kakaknya pulang dengan wajah yang kusut.

“Cuma satu matkul,” jawab Juli seadanya. “Lah kok lo gak sekolah, Nay?” tanyanya yang baru sadar ada Naya sedang duduk santai di ruang tengah.

“Sakit gue Kak,” jawab Naya lalu menyesap teh hangat di tangannya. Juli menatap adiknya itu gak percaya, dia banyak tipu muslihatnya.

“Masa sih? Bilang aja lo males upacara kan!” tebak Juli dan tepat sasaran, Naya langsung nyengir.

“Jangan laporin ke Ibu, awas aja!” pinta Naya, Juli malah meledek. “Laporin lah yakali enggak,”

“Yaudah gue aduin juga lo abis berantem,”

Juli mengerjap kaget. “Lo tau dari mana?”

Naya mengotak-atik ponsel lalu menunjukkan layarnya pada Juli. “Cowok lo lapor ke gue tadi,”

BEST(BOY)FRIEND | Soobin, LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang