15. Suspicious

215 33 6
                                    

"Bintang nganter Kesha balik?" Juli rasanya mau ngamuk saat itu juga.

Pertama, mereka janjian mau mampir ke cafe nemenin Juli nugas. Kedua, Juli nungguin hampir satu jam. Ketiga, ngapain Bintang yang notabenya pacar Juli malah nganter balik cewek lain.

"Lo seriusan? Gue nungguin dia loh dari tadi,"

Rachel yang memberikan informasi itu mengangguk yakin. Karena memang dia liat sendiri dengan kedua matanya bahwa Bintang keluar dari parkiran dengan Kesha duduk di belakangnya. Kebetulan Bintang bawa motor hari ini jadi bisa Rachel liat dengan jelas bahwa itu benar-benar Bintang.

Juli menghela nafas kasar. Dia gak habis pikir bisa-bisanya Bintang ingkar janji dan malah pergi sama yang lain. Oke kalau seandainya Bintang ngabarin gak bisa kan Juli gak akan nunggu selama ini.

Melihat perubahan ekspresi Juli yang gak ngenakin, Rachel menepuk pundaknya. Bingung juga karena biasanya Juli gak peduli soal ginian, ya walaupun Rachel tau Juli nunggu lumayan lama.

"Lagi pdkt apa tuh mereka?" tebakan Rachel membuat Juli cepat menolehkan wajahnya.

"Bintang udah punya pacar,"

"Hah serius lo? Akhirnya setelah sekian lama jomblo gara-gara didempetin lo terus.." canda Rachel. Juli makin memberikan tatapan sinis.

"Ya karena emang gue pacarnya!"

Rachel loading sebentar sampai akhirnya cewek itu membelalak. Yang dia tau, Juli dan Bintang memang sering disebut-sebut sebagai pasangan. Tapi Rachel juga tau bahwa keduanya sama-sama menepis itu. Makanya sekarang dia kaget mendengar langsung dari mulut Juli.

"Oh gue baru tau.." rasanya gak enak juga ditambah dia baru aja bilang Bintang pergi sama Kesha.

"Gue balik. Btw, makasih infonya" ujar Juli dingin lalu pergi gitu aja. Rachel masih terdiam di tempat, walaupun dia sempat bertengkar dengan Juli, tapi Rachel belum pernah liat tatapan sedingin itu dari Juli.

Juli memutuskan langsung pulang ke rumah. Toh percuma dia nugas pasti gak akan fokus. Dia mau amukkin Bintang setelah ini, bisa-bisanya pacar sendiri dilupain dan malah memprioritaskan cewek lain.

Sampai depan rumah Juli melirik ke halaman rumah Bintang, motor yang dibawanya belum ada di parkiran, tandanya Bintang belum pulang. Kemana mereka berdua sampai membutuhkan waktu selama ini? Juli benar-benar marah.

Juli masuk ke dalam rumah dengan gegabah bahkan membanting pintu. Dia melewati ruang tengah dimana di sana ada Naya dan Hanan sedang duduk berdampingan di sofa. Kaget karena kedatangan kakaknya yang kayak orang kesetanan, baik Naya maupun Hanan sama-sama berdiri dengan panik.

"Kenapa lo Kak—" Juli melengos gitu aja ke atas, membuat Naya membungkam mulutnya.

Juli memasuki kamar, melempar tasnya lalu merebahkan tubuh di kasur. Setelahnya Juli menangis, rasa amarah, sedih, kecewa, cemburu semua jadi satu. Rasanya capek merasakan itu semua.

Selama 30 menit Juli menangis, akhirnya terdengar suara motor Bintang di bawah. Langsung cewek itu melengos ke jendela untuk melihat di bawah sana.

Bintang membawa masuk motornya ke perkarangan rumah. Bukannya keluar untuk menghampiri Juli yang jelas-jelas baru aja diingkari janjinya, Bintang malah melengos masuk ke dalam rumah. Pun gak ada satu pun telepon atau pesan masuk dari cowok itu.

Bintang benar-benar mengajak perang.

Kalau begitu Juli memutuskan untuk memberikan silent treatment pada Bintang. Dimulai dengan blok semua sosial media cowok itu. Juli bodo amat.

Karena telalu capek nangis, akhirnya Juli tertidur.

Bangun-bangun cewek itu melihat keberadaan Bintang duduk di balkon kamar sambil memainkan gitar miliknya. Juli mengusap mata mencoba memastikan, ternyata itu benar-benar Bintang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEST(BOY)FRIEND | Soobin, LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang